Akting Pingsan di atas Pesawat Supaya Dapat Makan Gratis

Hari ke-enam (28 September) adalah hari berakhirnya tur My Selangor Story, beda dengan yang lain gue harus bangun pagi-pagi sekali untuk mengejar flight pertama pulang. Di saat yang lain masih tertidur lelap gue harus bangun pagi jam 5 untuk siap-siap mandi. Rasanya lemas tak berdaya, setelah menggila di acara farewell party di Haven Restaurant berakhir jam 1, sampai hotel jam 2, gue packing selesai jam 3, dan jam 5 harus bangun, mata merah kecapekan mirip zombie yang siap memangsa. Terima kasih kepada staff Tourism Selangor yang mengantar gue pagi-pagi ke Bandara di Subang. Di saat yang lain sarapan bareng di hotel, cipika cipiki sayonara, gue yang diburu waktu kagak sempat sarapan. Sehabis check-in gue langsung menuju boarding lounge.

Sekali lagi gue terbang dengan api alias naik Firefly, karena belum sarapan gue benar-benar menunggu kasihan dari pramugari supaya dipercepat pembagian biskuit. Ketika biskuit dibagikan tanpa babibu langsung gue hajar biskuitnya, lumayan buat isi perut. Sampai Singapore gue langsung ke Terminal 1 untuk segera check-in di konter Air Asia tujuan Yogyakarta, benar-benar mepet banget, jadi gue mempercepat kaki supaya bisa segera check-in. Setelah check-in gue langsung ke gate keberangkatan. Mau belok cari makanan kagak sempat.

Naik pesawat tanpa sarapan plus badan kecapekan, rasanya lemes. Gue berinisiatif untuk beli makanan di pesawat aja deh. Tapi urung karena waktu perjalanan hanya 2 jam dari Singapore ke Yogyakarta, gue mikirnya ”ah masih bisa gue tahan, tar turun gue langsung cari nasi pecel” hahaha gue kangeeeeen nasi pecel. Jadi gue putusin untuk tidur ajah deh, lumayan biar seger ntar pas turun pesawat.

Boro-boro seger, gue gak ingat kenapa tiba-tiba gue kayak kehabisan napas, keringat dingin bercucuran, rasa deg-degan yang sangat serius. ”Sir, sir, sir wake up sir!” kenapa gue dibangunin sama pramugari ”Do you need oxygen?” kenapa gue ditawari oksigen. Gue baru ngeh ketika memang tubuh gue lemes banget dan ngos-ngosan, langsung gue jawab ”maybe yes, maybe no” sempet-sempetnya gue ngelawak, sudah jelas gue butuh banget. Tak berapa lama sang kapten pilot mengumumkan bahwa ada anak manusia, ganteng, rajin menabung, sedang menderita kesakitan, barangkali ada dokter mohon diminta bantuannya.

Samar-samar gue diperiksa wanita bule, belakangan gue tahu namanya dr. Patrice, gue ditanya macam-macam ”I’ll come back in five minutes to check you” singkat cerita gue minta kantong muntah ke pramugari dan gue muntah 3 kali rasanya plooooongg banget,,, meskipun yang gue muntahin cuma lendir dan air ~_~ si pramugari nyeletuk ”oh masuk angin” gue ditawarin dipanggilkan ambulan ketika pesawat mendarat oleh pramugari, gue tolak, malu-maluin.

Ada ibu-ibu TKI yang lihat gue dan menghampiri ”Kenapa mas?” gue dipijitin, punggung dan perut gue dilumuri sama minyak angin. ”Masnya masih lemes? Kalau masih lemes ke rumah saya aja dulu, nanti kalau sudah baikan baru pulang, masnya rumahnya mana? Tadi bule sebelah mas kabur takut karena masnya kayak kejang-kejang gitu” gue memang benar-benar butuh tempat istirahat jadi gue iyain ajah, toh rumahnya nggak jauh dari bandara.

Pesawat mendarat seketika gue jadi artis dadakan, semua penumpang lihatin gue, untung kagak minta tanda tangan. Turun dari pesawat, sialan imigrasi antri panjang, mana cuma ada dua loket lagi. Si ibu kasihan lihat gue lemes berdiri ngantri. Dia datangi petugas imigrasi “Pak, anak ini sakit, dia butuh istirahat, bisa minta diduluin” dan gue lihat dia sempat ngasih uang 20 ribu ke petugas, gila ya kok sempet-sempetnya nyuap orang, baik bener sih ibu ini. Untung saja petugas menolak “nggak usah bu, saya sudah dibayar, silahkan kalau  memang sakit.”

Sampai rumah ibu tersebut gue dikerokin, seumur hidup baru kali ini gue dikerokin sama orang lain, biasanya emak gue. Kemudian gue dikasih makan, nggak tanggung-tanggung gue dibelikan nasi padang. Beruntung banget gue ketemu ibu itu. Dia sempat bilang kalau dia punya anak yang besarnya mirip gue, dan dia sedang merantau di Kalimantan, jadi dia berpikir seandainya anak dia yang lagi kesusahan semoga ada yang membantu di sana. Duh jadi pengen nangis T__T

Karena gue lagi sakit dan si ibu takut kalau gue nanti naik bis kenapa-kenapa akhirnya gue setuju untuk naik travel sampai rumah. Meski bayar dua kali lipat nggak apa apa deh. Pesawat mendarat di Yogyakarta jam 11:30 kemudian gue ke rumah ibu baik hati tersebut dan tidur sampai jam 8 malam, baru gue berangkat pulang. Di saat semua peserta sudah sampai dan terlelap tidur di rumah masing-masing, gue masih belooomm T_T tepat jam 3 pagi gue sampai rumah dengan selamat sentosa tidak kurang suatu apapaun.

Kalau boleh gue simpulkan bahwa gue itu kecapekan setelah 5 hari tur My Selangor Story, aktivitasnya padat sekali, tiap hari tidur larut malam, jadi rasa capek yang menggunung. Kemudian gue belum sarapan, ditambah tekanan udara di dalam pesawat yang menyebabkan cepatnya dehidrasi. Terima kasih kepada seluruh cabin crew Air Asia penerbangan QZ7138 atas bantuan penyelamatannya, serta dr. Patrice yang memeriksa saya, kemudian ibu Maini yang baik hati beribu-ribu ucapan terima kasih, kalau ada kesempatan ke Yogya saya akan silahturahmi ^_^

Cerita di atas bukan rekayasa dan bukan bagian dari akting supaya gue dikasihani dan dikasih makan hahaha… sialan, banyak yang curiga kalau gue kehabisan uang dan akting pingsan supaya gue dikasih makan gratis. Maybe yes maybe no :p

Pesan moral: sarapan dulu deh kalau mau naik pesawat….