Gabung Mulung Explore Jombang

52

Sejak beberapa bulan lalu saya sibuk mempersatukan (ciye mempersatukan) para pengguna Instagram yang ada di Jombang untuk diajak kumpul bareng dan hunting foto bareng, istilah kerennya Instameet, kopdar ala-ala pengguna Instagram gitu. Dan sudah lumayan terkumpul banyak orang dari berbagai latar belakang. Dari mulai tingkat SMP, SMA, Kuliahan, yang sudah kerja, berkeluarga, dan lain sebagainya. Kami tergabung dalam gerombolan Explore Jombang dan kami pun sudah melakukan empat kali instameet di berbagai lokasi di Jombang.

 

Terakhir pada hari Selasa tanggal 2 Juni 2015 kemarin kami mengadakan Photowalk (hunting foto bersama) di Air Terjun Tretes atau Air Terjun Pengajaran di Wonosalam, Jombang. Beberapa minggu sebelumnya informasi mengenai photowalk tersebut kami sebar melalui sosial media. Instameet kali ini begitu berbeda, karena selain hunting foto bareng kami juga melakukan kegiatan sosial terhadap alam. Kami menyebutnya “Gabung Mulung Explore Jombang”, yup kami memulung sampah anorganik di sekitar lokasi berlangsungnya Instameet. Tujuan kami tentu saja untuk mengedukasi teman-teman untuk selalu melestarikan lingkungan dan selalu mencintai alam.

wpid-gabung-mulung-explore-jombang-5.jpg.jpeg

wpid-gabung-mulung-explore-jombang.jpg.jpeg

Tidak dinyana kalau kegiatan spontan tersebut mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, sebut saja dari Forum Komunikasi Hijau (FKH) Jombang, Jombang Bersepeda (Jombers), RAPI Jombang, dan lain sebagainya. Belum lagi dari orang awam yang bukan dari komunitas manapun terinspirasi untuk bergabung hanya karena merasa peduli terhadap alam. Tiket masuk ke lokasi wisata pun juga digratiskan oleh Bapak Lurah Desa Galengdowo. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya acara ini, kepada seluruh teman-teman Jombang baik yang instagramer maupun non-instagram. Serta para sponsor yang rela merogoh koceknya dan meluangkan waktunya: Pak Jalal, Suendi, Angga, Bayu, Momon, Rengga, dan saya sendiri #eh

wpid-gabung-mulung-explore-jombang-13.jpg.jpeg

wpid-gabung-mulung-explore-jombang-2.jpg.jpeg

Air Terjun Tretes yang berada dalam kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo di Wonosalam tersebut gampang ditempuh dari Jombang kota. Sekitar 40 km menuju selatan atau sekitar 1 jam perjalanan menuju Desa Galengdowo, tepatnya di Dusun Pengajaran, makanya disebut juga Air Terjun Pengajaran. Dari tempat parkir kita diharuskan trekking ke dalam hutan sepanjang 2 km untuk menuju air terjunnya, menurut tukang parkirnya segitu sih tapi saya yakin jalur trekking lebih dari 2 km. Soalnya banyak yang ngos-ngosan bahagia padahal jalurnya nggak naik turun. Saya sendiri pernah ke air terjun ini sekitar tahun 2010 dan melewati jalur trekking dalam hutan menyusuri sungai dan lembah, jalur tersebut lebih jauh daripada jalur yang sekarang.

wpid-gabung-mulung-explore-jombang-11.jpg.jpeg

wpid-gabung-mulung-explore-jombang-12.jpg.jpeg

Sepanjang jalur trekking kami memunguti sampah-sampah plastik, botol plastik, dan sampah anorganik lainnya. Suguhan pemandangan selama perjalanan sungguh menyejukkan mata, di mana-mana serba hijau, yaiyalah di hutan. Tidak lupa kami juga sambil jepret sana jepret sini, ketawa-ketiwi. Sekitar satu jam kami sampai di air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 158 meter. Tapi saya dikejutkan oleh sesuatu yang membuat saya marah dan menangis.

wpid-gabung-mulung-explore-jombang-6.jpg.jpeg

Bagaimana tidak marah, saya dan kawan-kawan datang ke sini dengan niat menumbuhkan rasa cinta terhadap alam tapi sampai di air terjun dikejutkan dengan sebuah coretan besar di sebuah batu. Coretan pilox bertuliskan TROWULAN MAPPELA lengkap dengan logonya berwarna merah dan jingga.

wpid-gabung-mulung-explore-jombang-9.jpg.jpeg

Tertegun saya melihatnya, hampir 20 menit lebih saya tidak beranjak dari tempat saya berdiri memandangi hasil pemerkosaan terhadap alam. Tanpa pikir panjang lagi saya menggosok-gosok cat yang sudah mengering tersebut dengan tangan dan plastik serta batu. Meskipun sudah dibantu beberapa teman tapi tetap saja kami tidak berhasil menghapus seluruhnya, hanya rontok sebagian saja. Sakit hati dan mau nangis rasanya.

wpid-gabung-mulung-explore-jombang-8.jpg.jpeg

Tidak hanya di batu besar saja, di batu-batu kecil juga banyak coretan-coretan MAPPELA, apakah itu singkatan dari Mahasiswa Pecinta Alam. Kalau memang mereka gerombolan yang mengaku Pecinta Alam seharusnya tidak vandal seperti ini, seharusnya mereka menjaga dan mencintai alam, tapi justru yang mereka lakukan malah merusak alam. Atau MAPPELA singkatan dari Manusia Perusak Alam. Dengan hormat kepada siapa saja baik orang awam ataupun yang mengaku-ngaku pecinta alam untuk tidak melakukan hal tercela seperti ini terhadap bumi.

wpid-trowulan-mappela-melakukan-aksi-vandal.jpg.jpeg

 

Mappela Trowulan melakukan aksi vandal di Air Terjun Tretes Wonosalam

Foto ini saya dapatkan dari seorang kawan yang dia juga dapat entah dari grup apa, jadi saya tidak tahu sumbernya dari mana, yang jelas ini adalah aksi saat mereka melakukan pengecatan. Katanya ini dilakukan pada hari Minggu tanggal 31 Mei 2015.

Kami pulang dengan sekarung sampah tapi hati saya masih terganjal oleh graffiti murahan. Saya dan beberapa teman merencanakan untuk kembali lagi dengan misi penyelamatan. Tetap jaga bumi kita tercinta dengan tidak membuang sampah sembarangan. Take nothing but pictures leave nothing but footprints. Jangan mengambil apapun selain gambar dan jangan meninggalkan apapun selain jejak kaki.

 

Follow Instagram @explorejombang untuk melihat Jombang lebih dekat melalui foto.

@explorejombang

52 KOMENTAR

  1. Baru tahu di Wonosalam ada air terjun selain durian. Dan masih masuk kawasan Tahura R. Soerjo ya Mas… MAPPELA e diusut ae dihukum :3

  2. Duch kak, kamu jangan dibiasakan mulung gitu tho. Kalo butuh duit mbokyooo ngomong ntar aku kasih hahaha
    Btw aku waktu kecil sering banget ke tretes, kayaknya ngak ada yg berubah 🙂

  3. Jebul di balik kesan negatifmu dari para 4L yang gitu-gitu aja di komunitas xxx, dirimu punya sisi positif yang nggak 4L lakukan, Lid. Papa Bebi pasti bangga padamu. Bupati Jombang pasti bangga padamu. Terharuhhh *lap umbel*

  4. Hebat sekali kegiatan ini, dan salut dengan dirimu yang bisa jadi pemersatu (di atas tadi tulisnya “mempersatukan”, kan?) kawula muda Jombang dalam kegiatan yang positif seperti ini.
    Kwaa kwaa, ngakunya pecinta alam tapi tangannya malah menyakiti… hadoh *tepokjidat*. Komunitas vandal sih, iya. Semoga mereka cepat sadar dan dosa mereka diampuni. Bikin kesel :huh.
    Yah, tapi mesti kita akui kalau masih ada orang yang melihat batu dan apa pun seperti kanvas kosong karena bakat melukis mereka sampai tumpe-tumpe ya, Mas. Saya pernah lihat di Ciaruteun itu, tak jauh dari guratan prasastinya ada nama sepasang kekasih digores asal.

    Itu kriminal banget.

    • Duh klo nama sepasang kekasih hampir di setiap lokasi wisata ada. Tapi klo batu prasasti itu kriminal banget duhhhh..

      Ini hanya batu saja tapi saya ingin menangis sejadi-jadinya, sumpah!!!

  5. Asyik dan penuh manfaat acarane, mas.
    turut berduka atas goresan jelek itu. Pilok ireng wae. . . Meh kembar sama warna batunya. . .

  6. ra sopan tenan kuwi seng corat coret, PD men…. 🙁
    aku urung mrene padahal cedak karo omah xixixi,nek pean lewat mojoduwur berarti lewat ngarep omahku lo mas hahaha

  7. instameetnya keren sekali! suka banget lah kegiatan2 yg kayak gini

    itu bukan graffiti, cuma coret2an murahan -_- graffiti harunya membuat sesuatu yg biasa aja menjadi luar biasa, ini malah bikin alam jd tercoreng. Halaahh

  8. wah kegiatannya sosial juga masuk yaa, mantap deh. belum lama ini pulau tidung melakukan kegiatan mulung sampah bareng di daerah perairan jembatan cinta peserta mencapai sekitar 1000 orang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here