Sejak beberapa bulan lalu saya sibuk mempersatukan (ciye mempersatukan) para pengguna Instagram yang ada di Jombang untuk diajak kumpul bareng dan hunting foto bareng, istilah kerennya Instameet, kopdar ala-ala pengguna Instagram gitu. Dan sudah lumayan terkumpul banyak orang dari berbagai latar belakang. Dari mulai tingkat SMP, SMA, Kuliahan, yang sudah kerja, berkeluarga, dan lain sebagainya. Kami tergabung dalam gerombolan Explore Jombang dan kami pun sudah melakukan empat kali instameet di berbagai lokasi di Jombang.
Terakhir pada hari Selasa tanggal 2 Juni 2015 kemarin kami mengadakan Photowalk (hunting foto bersama) di Air Terjun Tretes atau Air Terjun Pengajaran di Wonosalam, Jombang. Beberapa minggu sebelumnya informasi mengenai photowalk tersebut kami sebar melalui sosial media. Instameet kali ini begitu berbeda, karena selain hunting foto bareng kami juga melakukan kegiatan sosial terhadap alam. Kami menyebutnya “Gabung Mulung Explore Jombang”, yup kami memulung sampah anorganik di sekitar lokasi berlangsungnya Instameet. Tujuan kami tentu saja untuk mengedukasi teman-teman untuk selalu melestarikan lingkungan dan selalu mencintai alam.
Tidak dinyana kalau kegiatan spontan tersebut mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, sebut saja dari Forum Komunikasi Hijau (FKH) Jombang, Jombang Bersepeda (Jombers), RAPI Jombang, dan lain sebagainya. Belum lagi dari orang awam yang bukan dari komunitas manapun terinspirasi untuk bergabung hanya karena merasa peduli terhadap alam. Tiket masuk ke lokasi wisata pun juga digratiskan oleh Bapak Lurah Desa Galengdowo. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya acara ini, kepada seluruh teman-teman Jombang baik yang instagramer maupun non-instagram. Serta para sponsor yang rela merogoh koceknya dan meluangkan waktunya: Pak Jalal, Suendi, Angga, Bayu, Momon, Rengga, dan saya sendiri #eh
Air Terjun Tretes yang berada dalam kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo di Wonosalam tersebut gampang ditempuh dari Jombang kota. Sekitar 40 km menuju selatan atau sekitar 1 jam perjalanan menuju Desa Galengdowo, tepatnya di Dusun Pengajaran, makanya disebut juga Air Terjun Pengajaran. Dari tempat parkir kita diharuskan trekking ke dalam hutan sepanjang 2 km untuk menuju air terjunnya, menurut tukang parkirnya segitu sih tapi saya yakin jalur trekking lebih dari 2 km. Soalnya banyak yang ngos-ngosan bahagia padahal jalurnya nggak naik turun. Saya sendiri pernah ke air terjun ini sekitar tahun 2010 dan melewati jalur trekking dalam hutan menyusuri sungai dan lembah, jalur tersebut lebih jauh daripada jalur yang sekarang.
Sepanjang jalur trekking kami memunguti sampah-sampah plastik, botol plastik, dan sampah anorganik lainnya. Suguhan pemandangan selama perjalanan sungguh menyejukkan mata, di mana-mana serba hijau, yaiyalah di hutan. Tidak lupa kami juga sambil jepret sana jepret sini, ketawa-ketiwi. Sekitar satu jam kami sampai di air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 158 meter. Tapi saya dikejutkan oleh sesuatu yang membuat saya marah dan menangis.
Bagaimana tidak marah, saya dan kawan-kawan datang ke sini dengan niat menumbuhkan rasa cinta terhadap alam tapi sampai di air terjun dikejutkan dengan sebuah coretan besar di sebuah batu. Coretan pilox bertuliskan TROWULAN MAPPELA lengkap dengan logonya berwarna merah dan jingga.
Tertegun saya melihatnya, hampir 20 menit lebih saya tidak beranjak dari tempat saya berdiri memandangi hasil pemerkosaan terhadap alam. Tanpa pikir panjang lagi saya menggosok-gosok cat yang sudah mengering tersebut dengan tangan dan plastik serta batu. Meskipun sudah dibantu beberapa teman tapi tetap saja kami tidak berhasil menghapus seluruhnya, hanya rontok sebagian saja. Sakit hati dan mau nangis rasanya.
Tidak hanya di batu besar saja, di batu-batu kecil juga banyak coretan-coretan MAPPELA, apakah itu singkatan dari Mahasiswa Pecinta Alam. Kalau memang mereka gerombolan yang mengaku Pecinta Alam seharusnya tidak vandal seperti ini, seharusnya mereka menjaga dan mencintai alam, tapi justru yang mereka lakukan malah merusak alam. Atau MAPPELA singkatan dari Manusia Perusak Alam. Dengan hormat kepada siapa saja baik orang awam ataupun yang mengaku-ngaku pecinta alam untuk tidak melakukan hal tercela seperti ini terhadap bumi.
Mappela Trowulan melakukan aksi vandal di Air Terjun Tretes Wonosalam
Foto ini saya dapatkan dari seorang kawan yang dia juga dapat entah dari grup apa, jadi saya tidak tahu sumbernya dari mana, yang jelas ini adalah aksi saat mereka melakukan pengecatan. Katanya ini dilakukan pada hari Minggu tanggal 31 Mei 2015.
Kami pulang dengan sekarung sampah tapi hati saya masih terganjal oleh graffiti murahan. Saya dan beberapa teman merencanakan untuk kembali lagi dengan misi penyelamatan. Tetap jaga bumi kita tercinta dengan tidak membuang sampah sembarangan. Take nothing but pictures leave nothing but footprints. Jangan mengambil apapun selain gambar dan jangan meninggalkan apapun selain jejak kaki.
Follow Instagram @explorejombang untuk melihat Jombang lebih dekat melalui foto.
Ngos-ngosan bahagia :’) jarem juga :’) Terima kasih keluarga Explore Jombang. semoga eksis terus menularkan hal2 baik. :’)
Dapat lanangan juga gak? hasek haha
masih proses kak.. #eh :’>
Setelah saya cari infk ke temen temen graffiti, mereka bilang pylox nya bisa di hilangin pake tinner atau graffiti remover. Bisa dicoba kak~
Bisa tanya beli di mana kakak?
Tulisan yang indah :’)
Tulisannya apa Grafitinya?
Baru tahu di Wonosalam ada air terjun selain durian. Dan masih masuk kawasan Tahura R. Soerjo ya Mas… MAPPELA e diusut ae dihukum :3
Eitsss banyak air terjun loh di Jombang selain ini….
Duh aku bingung campur sedih, igit-igit, kudu ngremus ae >__<
Sebagian besar hulunya dari Gunung Arjuno-Welirang ta mas? Atau ada yang berupa sungai…
Wonosalam berada di kaki gunung Arjuno kakak 🙂
Nanti deh aku plesir ke air-air terjun yg ada di Wonosalam hahah
sippp, aku pengen sambang sampean maneh mas, karo ng panggone Mas Ndop ben isok ditraktir kulineran Nganjuk 😀
sini sini
Yeayyy, 😀
Keren bang dul,
gitu doang komennya? kurang donggg
Jombang itu daerah yang pengen gue kunjungi banget hihihi, btw air mancurnya kayaknya seger banget ya hahaha
Sini om sini, nanti aku traktir es teh 🙂
Vandalisme oleh kelompok yang ngakunya pecinta lingkungan >.<
Itu air terjunnya adem bener keliatannya. Danaunya juga nggak dalam ya
Duch kak, kamu jangan dibiasakan mulung gitu tho. Kalo butuh duit mbokyooo ngomong ntar aku kasih hahaha
Btw aku waktu kecil sering banget ke tretes, kayaknya ngak ada yg berubah 🙂
Saking kayanya aku sampai bingung kudu kerja apa, daripada nganggur.
Btw tretes yg mana ya? *fast reader detected*
Jombang pasti bangga punya anak muda seperti kalian.
Jadi, kapan kita kemon ke sana, Lid? *nanya aja dulu*
Ke Tuban dulu mau nagih rajungan haha
cakep.. ada acara mulung sampah juga.. semoga kelesatrian wisatanya terjaga.. 🙂
makasih kak atas dukungannya
Jebul di balik kesan negatifmu dari para 4L yang gitu-gitu aja di komunitas xxx, dirimu punya sisi positif yang nggak 4L lakukan, Lid. Papa Bebi pasti bangga padamu. Bupati Jombang pasti bangga padamu. Terharuhhh *lap umbel*
4L iki merek celana dalam ya ko?
*ngompyang jangan rawon*
Tempatnya eksotis banget, apalagi medanya yang sangat menantang keren banget
Hebat sekali kegiatan ini, dan salut dengan dirimu yang bisa jadi pemersatu (di atas tadi tulisnya “mempersatukan”, kan?) kawula muda Jombang dalam kegiatan yang positif seperti ini.
Kwaa kwaa, ngakunya pecinta alam tapi tangannya malah menyakiti… hadoh *tepokjidat*. Komunitas vandal sih, iya. Semoga mereka cepat sadar dan dosa mereka diampuni. Bikin kesel :huh.
Yah, tapi mesti kita akui kalau masih ada orang yang melihat batu dan apa pun seperti kanvas kosong karena bakat melukis mereka sampai tumpe-tumpe ya, Mas. Saya pernah lihat di Ciaruteun itu, tak jauh dari guratan prasastinya ada nama sepasang kekasih digores asal.
Itu kriminal banget.
Duh klo nama sepasang kekasih hampir di setiap lokasi wisata ada. Tapi klo batu prasasti itu kriminal banget duhhhh..
Ini hanya batu saja tapi saya ingin menangis sejadi-jadinya, sumpah!!!
Sangat mengesalkan itu para pencoret! Semoga mereka mendapat pembalasan setimpal :amin.
Asyik dan penuh manfaat acarane, mas.
turut berduka atas goresan jelek itu. Pilok ireng wae. . . Meh kembar sama warna batunya. . .
Oh solusine ra mutu og -___-
pengen nabok deh, sama orang yang corat-coret pake pilox di batu. biar apah coba? ngaku anak Mappela tapi kelakuan kaya gitu.
bhay
http://www.travellingaddict.com
Deuh pengen guweh gundulin >_<
ra sopan tenan kuwi seng corat coret, PD men…. 🙁
aku urung mrene padahal cedak karo omah xixixi,nek pean lewat mojoduwur berarti lewat ngarep omahku lo mas hahaha
itu dia mbak aku ra ngerti lewat endi wingi haha,,, duduk manis diboncengin hahaha… Ayo mbak sido kapan mudik, aku traktiren bakso nuklir mojowarno haha
ik vandalismene jancuk bangeeet ya 🙁
wingi rame di grup backpaker malang raya 🙁
Hweeh rame sing tentang ini juga? Masak sampai ke grup itu juga?
Sayang banget tempat yang indah kaya gini harus di nodai oleh orang-orang yang gak punya otak
Duh pengen ngejitak >_<
instameetnya keren sekali! suka banget lah kegiatan2 yg kayak gini
itu bukan graffiti, cuma coret2an murahan -_- graffiti harunya membuat sesuatu yg biasa aja menjadi luar biasa, ini malah bikin alam jd tercoreng. Halaahh
Duh sakit hati kan alam digituin? Kita instameet untuk mengedukasi temen2 biar sadar lingkungan tapi malah nemu yang beginian, nangis rasanya T__T
bangettt
Emang luas biasa Mz Alid! Pemersatu bangsa! *brb pindah ke Jombang*
eeeeaaa jombang uda penuh Cit hush hush haha
Astagfirullah,, itu bener diorat oret? padahal kemaren mei baru aja kesitu.. ko tega teganya sam yang oret oret
keren banget
Mapala tapi melakukan vandalisme kayak gitu??? hmmm patut dipertanyakan. Semoga, ya, tobat mereka disegerakan. Aamiin
wah kegiatannya sosial juga masuk yaa, mantap deh. belum lama ini pulau tidung melakukan kegiatan mulung sampah bareng di daerah perairan jembatan cinta peserta mencapai sekitar 1000 orang.
Anak Pecinta Alam kok sukak pilok alam? yakin situ pecinta alam? atau perusak alam?
Wah semoga sadar yang membuat corat-coret itu.