Hanya Karapan Sapi, Sakera, Carok, dan Sate Kambing yang ada di benak saya ketika mendengar nama Pulau Madura. Namun tidak hanya itu saja, siapa sangka pulau yang terkenal dengan garamnya tersebut menyimpan pesona di ujung timur sana. Pesona yang baru saja tersibak. Rahasia yang baru saja terungkap beberapa tahun belakangan ini. Di ujung Pulau Madura sana, tepatnya di Kabupaten Sumenep, Kecamatan Talang terdapat sebuah pulau kecil yang indah nan eksotis.
Pagi menyambut di Pelabuhan Kalianget
Gili Labak sebutannya, namanya mirip dengan sebuah pulau di Flores, Gili Laba tanpa akhiran K. Labak dibaca Lab-bek dengan logat Madura. Dahulu katanya bernama Pulau Tikus karena banyak tikus yang bersarang dan menetap di pulau tersebut. Entah sekarang mereka pindah kemana digusur oleh manusia-manusia rakus (baca: kita).
Selamat Datang di Gili Labak
Bandara terdekat dari Sumenep adalah Bandara Juanda di Surabaya dan hampir semua maskapai di Indonesia mempunyai rute terbang ke Surabaya seperti; Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, dan Sriwijaya Air. Untuk mencapai Gili Labak butuh sedikit perjuangan bagi yang tahan banting seperti saya *sombong*. Tapi dibutuhkan perjuangan ekstra luar biasa bagi yang tidak terbiasa melakukan perjalanan. Pasalnya setelah menempuh perjalanan panjang dari Surabaya menuju Kalianget selama sekitar 4 jam, dilanjutkan dengan naik kapal nelayan menuju Gili Labak selama 2,5 jam.
Kapal nelayan yang saya naiki muat untuk 30 orang. Setiap orang harus berbagi tempat dengan penumpang yang lain dan mencari posisi paling PeWe (posisi weunak) masing-masing di kapal yang terbatas tersebut.
Penumpang sudah lengkap, semua sudah memakai jaket pelampung, semua wajah terlihat bahagia dan bersemangat. Kapal beranjak pelan meninggalkan Pelabuhan Kalianget. Seluruhnya berteriak histeris dalam perasaan senang. Beberapa yang takut dengan lautan pun dalam hati bangga akhirnya mereka bisa mengalahkan ketakutan terbesar mereka.
Tapi semua itu hanya berlangsung 30 menit saja. Ketika pemandangan di sekeliling hanya laut biru membentang luas. Kita semua mati kebosanan di tengah lautan lepas. Dan kami bener-benar setengah mati ketakutan karena gelombang mengaduk-aduk seisi kapal. Semua menjerit ketakutan ketika gelombang menerjang kapal dan air laut menghantam masuk membanjiri kapal. “Apa kita akan tenggalam? Apa kita akan mati?” Salah seorang penumpang teriak panik. Semua tertunduk lemas berdoa masing-masing dalam hati supaya selamat. Belum sampai di pulau tujuan tapi kita semua sudah basah kuyup luar dalam. Tidak terhitung siapa saja yang menang jackpot alias mabuk laut. Bahkan ada seorang penumpang yang dari awal begitu bersemangat dengan yel-yel-nya “yihaaa, horeee, wohooo” ketika gelombang menerjang kapal layaknya roller coaster di taman bermain, tapi dia berakhir pingsan.
Drama mencekam selama 2,5 jam terombang-ambing di atas kapal di tengah lautan akhirnya terbayar dengan pemandangan yang luar biasa menyejukkan mata. Sejauh mata memandang terlihat air laut yang biru kehijauan atau turquoise. Sejuk di mata tapi matahari begitu terik menyengat kulit saya yang sudah eksotis makin eksotis (baca: hitam).
Aktivitas yang umum dilakukan turis di pulau ini memang snorkeling dan berenang. Rasanya baru kali ini saya ke tempat snorkeling yang isinya turis lokal semua tanpa ada bule sama sekali. Ciri turis lokal yang paling kentara adalah semua orang snorkeling memakai pelampung tidak terkecuali saya yang bisa berenang tapi tidak bisa mengambang hahaha. Duh malu sama nenek moyangku yang seorang pelaut.
Snorkeling hanya bisa dilakukan di pinggir pantai dengan pemandangan karang yang sudah rusak karena ulah kita semua. Tidak ada yang berani agak jauh ke tengah lautan karena gelombang yang bikin nyali ciut. Saya yakin sekali kalau di tengah sana pemandangan bawah lautnya luar biasa tapi sayang tidak ada kapal yang mengantar ke tengah. Atau mungkin belum ada yang tahu spot menarik di sana sehingga pengunjung hanya bisa berenang di pinggir pantai.
Banyak yang kamping di sekitar bibir pantai Gili Labak
Selain snorkeling, banyak pengunjung yang kamping di sepanjang bibir pantai. Jangan kuatir soal makan karena sudah ada beberapa warung kecil dengan menu sederhana nasi, mie, dan telur goreng. Makanan kecil juga lumayan banyak macamnya yang dijual. Harganya pun tidak mencekik alias masih harga normal, malah cenderung murah. Warga lokal masih belum terkontaminasi dengan hal-hal berbau pariwisata, semoga saja tetap seperti itu. Untuk urusan bersih-bersih fasilitas kamar mandi umum pun juga sudah memadai dan layak. Warung dan ponten umum juga baru saja ada, itu menurut kawan saya yang tahun lalu sempat kamping semalam di Gili Labak.
Jam 1 siang kami semua bersiap-siap pergi meninggalkan Gili Labak. Agak tenang mendengar informasi dari nahkoda kapal; bahwa ombak walaupun tinggi tapi tidak akan mengaduk-aduk seisi kapal karena pulangnya tidak melawan arus. Siapa sangka di Pulau Garam ada pulau kecil dengan pantai eksotis. Indonesia memang indah kawan, pesonanya tidak pernah gagal menyihir saya.
Yuk ke pantai!
Baru pulang liburan saya sudah ngiler dan menyusun rencana kabur lagi, rasanya kaki ini gatel kalau harus berdiam diri di rumah. Target utama saya adalah menyusuri pantai-pantai cantik di Pulau Kupang. Kabarnya pantai-pantai di sana memiliki view sunrise dan sunset yang luar biasa, saya memang pemburu matahari terbit dan tenggelam. Beruntung bahwa Garuda Indonesia memiliki rute penerbangan langsung ke Kupang setelah saya search di website Airpaz. Segera beli tiket pesawat dan packing, mari santai diΒ pantai!
Always travel safe and wonderful Indonesia. Happy Traveling!
*Tulisan ini disertakan dalam lomba blog Airpaz dengan tema Keliling Nusantara Menikmati Keindahan Indonesia
Gili Labak ini memang booming ya akhir-akhir ini. Fasilitasnya sepertinya cukup memadai, cantik sih memang. Tapi ikut khawatir juga jika terumbu karangnya ada yang sudah rusak.
Nek nang Kupang melu po’o, tapi koyoke saya numpak kapal saja π
Klo di bibir pantai mau gak mau rusak karena pengunjung idak-idak.
Ayo Qy nang Kupang, tapi aku tak numpak jet pribadi ae wkwkwk
Ngunu i numpak jet π
Tjakep! Beneran mupeng ngeliat pasir pantainya yang putih ituuu….
Iya makasih aku emang tjakep mbak #eh
Bulan madu lagi kesini mbak mumpuk masih sepi π
ciyee, sandalnya aja berduaan, yg pake sandal sendirian?
kok kata saudara ane yg asli sana kok gili labak jelek ya, ah masalah selera saja
Mas-mas belum pernah dilempar sandal ya maaaasss…
Sodaranya asli Gili Labak? Samalah kayak tukang bakso bosen baksonya sendiri haha. Suruh sodaranya piknik ke luar daerah :p
asline bahas angkringan pyn mas, tp angkringane pinggir pantai ! hahaha
glodakkk… njuk disawat sego kucing arek iki haha
sakera..
warung makan malam2 yg dulu cukup tenar di kalangan mahasiswa di sekitaran unmuh dan itn malang..
paaaaaaaakkk aku bahas pulau maaaaaaaaaasss bukan angkringan T__T
itu pantai pasir putih dan laut serta langit birunya sangat bagus..
aslinya seperti itu atau hasil editan itu mas?
Itu aslinya warna merah loh
aku butuh vitamin sea :((
Ajojing ajah kak biar sehat π
Kalau naik kapal kayak yg gambar pertama, mau. Kalau kapal kayu kecil muatan 30 orang, pun, mboten mawon. :))))
yaaaaaaaaaahhh cemen buuuuuk hahaha… seru loooooooh… dufan kalah haha
Penasaran sama rasa air laut di sekitaran Madura, lebih asin ngga ya.. kan sana penghasil garam.. wkwkwkwkw π
Sudah aku netralisir dengan tubuhku yang manis wkwkwkw
Aku udah pernah ke sana bareng teman-teman blogger Madura, Plat M. Dan pengen ke Gili Labak lagi, kurang puas waktu itu π
Wuiiiik keren,,, tahun berapa itu mak? tinggi gak gelombangnya waktu itu???
Oktober tahun lalu. Lumayan tinggi ombaknya, untungnya kapalnya besar, tapi tetap ada yang mabuk laut :))
Kirain kali ini langsung dapet tiket ge-ra-tis kayak dulu π
Kupang… cakep ternyata. <— inget yang dibilang cakep Kupang, bukan yang punya blog.
Salah fokus ini pasti hahaha,,, tulisan ini nggak bahas Kupang om :p
Ketahuan banget kalo lagi laper :p
ya Alloh, ada gitu pulau sekeren itu…. btw, kalo namanya Gili apa disitu banyak orang Lombok yah, apa gimana *penasaran
Madura semua haha, Gili sendiri memang bahasa Suku Sasak, apa Gili Laba di Flores juga banyak orang Sasak yaaa
bisa jadi… bisa jadi… π
Waaah…, ga rugi itu, Mas Alid, bisa rame-rame ke Gili Labak. Semoga suatu saat saya bisa ke sana π
Ohya, Mas, setelah bertemu langsung di rumah Pakde Cholik, sekarang saya dolan ke blog sampean yang asyik ini, Mas.
Nantikan kunjungan balik saya pak lek hehehe π
gak huek huek pisan kan mas? wkwk duhh belum sempet kesanaa padahal lima langkah wae dari sby :((
Yakin lima langkah? Huwek huwekku mau kamu?
maksude dekeeet dari mboyo mass wkwk
Mayan imaaaaa,,, ke sumenep aja 4 jaman haha
wkwkwk iyo mas dibandingin dari rumahku di ndarjo kan lebih deketan dari sby *tetep keukeuh sby sumenep deket* hahaha
hiiiiiiiiiiihhh zainuddin lelah >__<
wkwk becanda loooh mas
Keren banget mas liat pantainya, putih bener pasirnya π
Jangan sungkan ya mas buat berkunjung ke blog saya juga di http://www.hanifbonbon.com/
aku emang ganteng mas, makasih pujiannya :p
haduh birunya ga tahan
Aduh gak tahan apa hayoooo
Bahahaha… sama-sama pingin ke lombok kita XD
Nah loh mulai lelah yaaaa,,, lagi nggak bahas Lombok loh :p
aku jg ga bisa berenang sih..tp kalo ngeliat laut yg warnanya biru menggoda gini plus pasir kayak bedak bayi gitu, duuuhhh ga nahan jugaaaa π
Gak nahan untuk bedakan hahaha
Allahu Akbar manis banget pantai dan lautnyaa.. bersiihhhh.. beneran bersih dari sampah, kan, Lid?? seger banget ngeliatnyaaa..
btw, aku belum pernha senorkeling, loh, Lid.. aku cinta pantai tapi aku takut sama laut, naik banana boat aja megap2, padahal iri banget sm orang2 yg bisa nyebur ke laut.. piye ikii????
Sampahnya masih tetep ada hahaha… mulai sekarang latihan di air haha. Kayak aku dulu pertama kali snorkeling malah nggak bisa menikmati tapi ribet benerin pelampung, padahal bule-bule cemplang-cemplung. Sekarang karena mayan sering walau nggak bisa renang tapi tenang ga panikan ketika nyebur di air. Intinya sering-sering bercumbu dengan air deh, entah di kolam apa kapal.
pantai emang susah lepas dari sampah ya keknya..
hahahha bercumbu,, bahasamuuu.. aku di kolam renang aja kelelep wkwkwkk
Biru lautnya menggoda bro. Bisa berenang cakep sepuasnya.
itu bendera harus sekali ya berkibar, sekalipun di dalam negeri.
Keren si biru lautnya. Tapi sebagai anak pesisir, saya prefer ke gunung ya hshaha, mungkin karena daerah saya ga ada gunung2 yang tinggi.
Lgian ke Pantai bikin gosong kulit
iya makasih bang, aku memang keren kok ehehe
Lautnya itu yang ngingetin semua pengalaman berenang haduh ….
Aku gampang bosan nek ning pantai ya. Embuh kenapa. Mungkin karena aku tiap hari merasakan pantai, dia berada di hatiku yang seluas samudra.. #halah
Soale sampean nggak bisa renang wkakaka
di daerah madura ada pantai seindah ini ya ….
tapi perjalanan perahu kesana .. ngeri ngeri sedap … π
Ternyata madura juga ada yg keren hehehe
keren…semoga menang
Ini wishlist Madura yang belum kesampaian tak sambangi, kapan arep mrono maneh Lid? Nunuttt hahaha
Cih nandi nandi nunut, ra isin po :p
Duh belom sempat juga kesini, pengenya sekalian ke Kangean.
Fotonya bagus2 mas. Salam kenal dari Gresik π
Traktir aku nasi krawu dong π
Gili Labak ini lagi ngehits ya. Sering banget diobrolin di grup komunitas backpacker-ku. Memang bagus, jadi wajar kalau booming.
Eh ngomong-ngomong, tulisanmu sekarang lebih enak dibaca, mas. Ukuran font, tanda baca, gaya bahasa. Bagus bagus, lanjutkan. Maaf, saya pembaca yg lancang kasih masukan π
Tulisanku yg berantakan aja ngehits banget apalagi yang rapi begini,,, makin ngehits dong :p
Eyak. Makin ngehits sejagad π
Selamat yaaa Kholid Abdulloh udah menang. π
budal karo sopo awkmu mrono lid?
ikutan open trip yang di internet2 gitu π
Hamparan pasir putih dipadukan dengan deburan ombak sejernih permata. Sungguh elok sekali pulau ini.
Iya om, nggak pengen ke sana om?
Wah ini toh sing namane Gili Labak … Barusan diomongin ama temen2 haha!
Eh ada om Timothy π
Ini baru keren nih, rumah ane Surabaya tapi belom tau kalau ada Gili Labak di Madura π
pakai kata “gili” juga ya untuk menyebut pulau kecil, sama seperti di Lombok π