Jaman sekarang naik pesawat bukan sesuatu yang mahal, ditambah banyak maskapai penerbangan sekarang yang suka mengobral harga tiket pesawat. Tipe penumpang pun mengalami pergeseran, dulu hanya para pebisnis dan para eksekutif bersepatu kulit yang bisa melenggang bergaya riwa-riwi di bandara. Sekarang yang pakai sandal jepit pun bisa lenggak-lenggok di bandara sambil bawa tas kresek. Itu mah saya hahaha. Saya pikir orang-orang kantoran perlente dengan pakaian necis dan rambut klimis serta bawa handphone super canggih itu adalah orang terpelajar dan pintar. Kenyataannya? Banyak yang buta huruf dan tuna rungu.
Ketika pramugari sudah mengumumkan untuk segera mematikan handphone dan peralatan elektronik lainnya. Tahu nggak kelakuan orang-orang yang menurut sebagian orang pintar karena penampilannya itu? Mereka budek atau pekak ternyata, masih saja mainin handphone, masih saja ada yang telpon-telponan nggak penting sambil bicara keras “iya saya sudah dalam pesawat ini mau take off”, masih sempat-sempatnya update status di social media. Kenapa nggak dari tadi ketika masih di boarding lounge sih kalau cuma mau telpon dan sms?
Paling geram ketika mau landing dan sekali lagi sang pramugari mengumumkan kalau handphone dan peralatan elektronik bisa digunakan ketika sudah berada dalam terminal dan sabuk pengaman bisa dilepaskan ketika pesawat sudah mendarat dengan sempurna. Seperti dikejar setan, pesawat belum juga selesai parkir tapi banyak penumpang yang sudah melepas sabuk pengaman serta berdiri ambil tas di kabin atas. Lebih menakutkan lagi, baru juga ban pesawat berdecit bersentuhan dengan aspal tapi bunyi-bunyian khas handphone merk tertentu mulai bersahutan bunyinya saat dinyalakan.
Pic: Flickr
Demi keselamatan kita semua mulai sekarang kalau ada yang berbuat begitu mari kita tegur, biar dia malu sekalian. Saya pernah loh negur kakek-kakek necis berdasi sebelah saya, pesawat sudah mau take off tapi masih saya sibuk sms-an. “Maaf pak hapenya silahkan dimatikan, sudah mau terbang neh”, untung nurut, kalau nggak bakalan saya semprot haha. Tapi jujur sejujurnya saya pernah lupa matiin handphone saat penerbangan Surabaya-Banjarmasin, duh untung selamat.
Meskipun handphone sekarang ada fitur mode terbang atau flight mode, tetap saja demi keamanan dan keselamatan saya mematikan handphone ketika dalam pesawat. Saya biasanya cukup dengan menyalakan mp3 player kecil sebagai hiburan. Kata pramugarinya sih nggak apa-apa, tapi harus dimatikan ketika take off dan landing. Nurut aja daripada celaka!
Pertanyaannya sekarang; kenapa harus mematikan handphone dan alat-alat elektronik lainnya ketika dalam pesawat? Menurut artikel yang saya baca, frekuensi ponsel bisa menganggu sistem kendali/navigasi dari sebuah pesawat karena ponsel mengeluarkan dan menerima gelombang radio yang sangat kuat. Kemudian beberapa gangguan yang disebabkan oleh piranti-piranti elektronik semacam notebook dan lain-lain bisa mengakibatkan gangguan frekuensi komunikasi, gangguan indikator bahan bakar, gangguan sistem kemudi otomatis, gangguan arah kompas, dan berbagai gangguan lainnya.
Peraturan-peraturan yang menurut kita sepele tapi wajib dipatuhi, dan sebagai penumpang yang cerdas kita juga wajib mengetahui peraturan-peraturan keselamatan dunia penerbangan. Yakinlah kalau tidak jadi penumpang yang cerdas yang rugi kita sendiri. Contoh kecil: penerbangan ke luar negeri itu nggak boleh bawa cairan di atas 100 ml. Ada yang bawa sabun cair di atas itu, ada yang bawa air mineral botol gede, hasilnya? Dibuang sama petugas keamanan bandara. Alasannya? Katanya ada bahan peledak yang berbentuk cairan, jadi demi keamanan cairan tidak boleh masuk dalam pesawat, boleh masuk kalau cairan tersebut dimasukkan dalam cek in bagasi. Kalau sudah dibuang petugas begitu siapa yang rugi coba? Kalaupun haus terkadang di boarding lounge disediakan air minum seperti di Bandara Juanda. Atau di bandara-bandara besar biasanya ada minimarket yang jual minuman di boarding lounge. Kalau yang itu silahkan dibawa ke dalam kabin.
Pernah lihat ada orang yang bawa rokok puluhan kotak, hampir memenuhi tas, tentu saja ditahan sama petugas keamanan. Kalaupun tidak ditahan sama petugas keamanan dijamin di negara tujuan akan ditahan bea cukai dan pasti bayar pajak yang mahalnya bisa melebihi harga rokok tersebut. Kalau sudah begitu siapa yang rugi?
Masalah bagasi kadang juga pelik, terkadang setiap maskapai sudah menulis peraturan bagasi yang lengkap selengkapnya, berapa yang boleh dibawa ke kabin, lebih dari itu harus bayar dan lain sebagainya. Tapi masih ada saja penumpang yang tidak cerdas dengan tidak membaca peraturan tersebut. Alhasil kelebihan beban bagasi harus dibayar ketika check in dengan menggerutu. Pernah ketemu TKW yang nangis-nangis harus bayar bagasi 800 ribuan untuk kelebihan barang yang harganya tidak seberapa. Kalau sudah begitu siapa yang rugi coba?
Pic: Flickr
Gara-gara tidak tahu saya juga pernah merasakan kerugian. Waktu ke Singapura bulan lalu saya bawa titipan selai dari suatu franchise terkenal di Singapura. Melewati screening petugas ngomong ke saya “Honey” hah petugas lelaki tersebut ngomong honey ke saya, apa dia cinta dan sayang saya. Bolak-balik dia ngomong honey ke saya yang sedari tadi terbengong-bengong. “You bring honey?” yasalam, baru sadar ketika dia bilang begitu. “No honey but Jam” “No Honey and Jam allowed abang, open it!” mampus. Jurus memelas keluar sampai hampir menangis tapi petugas dengan seenak jidat ngomong “Alah abang, Singapore dekat-dekat sini je, nanti balik lagi, tak payah menangis, cup cup cup”. Dan dibuanglah 2 botol selai saya ke tong sampah. Tuh rugi kan sudah beli pakai uang tapi hanya gara-gara nggak tahu peraturan saya kelihatan bodoh di mata petugas. Aaaaaaarrrggghhhh!!!
Happy nice flight and be smart passenger 🙂
"Hid weekend ini nganggur nggak? Kamping yuk!" Saya mengontak seorang kawan bermain saat kecil dahulu,…
Tahun 2020 sungguh ambyar pokoknya, ajuuuuuur juuuuuuummm. Apalagi kalau bukan karena Koronamaru. Semua mimpi dan…
“Cabin crew, prepare for landing!” Begitu pilot mengumumkan akan segera mendarat, saya langsung menegakkan sandaran…
Saya melewatkan sarapan di hostel karena jam makan pagi adalah jam 9, yang bagi saya…
Banyak plang-plang bertuliskan "Watch Octopussy Movie Every Evening 7 pm" di gang-gang jalanan Udaipur. Film…
Hari ini adalah Lebaran hari ketiga, sumpah Lebaran tahun ini sungguh sangat aneh. Beberapa masjid…
View Comments
wkkkk gue juga nurut kok lid buat matiin hp
ya meskipun sesekali masih ngaktifin mode flight
kalo masalah cairan gue udah tau dari lu kan.
itu temen gue bawa parfum kemarin pas KL kena rampas hehehe
btw sayang banget itu selai singapuranya yes?
wkkkkk
haishhhh... selai dua botol cyin, titipan orang hahahahaha... yah sebagai pelajaran biar lain kali gak malu :p
tuh kan siapa yang rugi kena rampas hahahaha
pernah tuh pengingat Azan magrib gw bunyi diatas pesawat yang baru terbang, spontan semua penumpang melotot kearah gw termasuk pramugari yang langsung dateng minta gw matiin bb gw. gw bilang hape gw udah mati, ini cuma pengingat azan aja kok. gw tunjukin bb gw yang mati tapi masih tetep keluar suara azannya dan semua baru bilang OOOO... hahahahah
wakakakaka asli bikin malu itu bang meski cuma OOOOOOO
asli Lid, aku udah kaya terdakwa aja di pelototin sama penumpang.. pramugarinya itu loh tergopoh gopoh nyamperin aku... hahahahahha
oke. noted. but I only lost a bottle of water before this and.. errr... minuman susu coklat satu kotak! hehe. selamat! Jadi kira saya penumpang yang baik. ^__^
hahaha mari jadi penumpang yang baik :)
kalau sudah kecelakaan baru sadar kali mas.... percaya deh :) hehehehehe.. ini artinya tidak menghormati orang lain.... itu yang kurang di negara ini...
yup, jangankan orang lain, hormat pada diri sendiri aja kurang, kalau mau diri selamat ya matikan hape hehe
gue itu orangnya manut aja. kalau disuruh matiin, ya gue matiin. haaha..
selai gue sering bawa. gue umpetin di sela-sela baju
hahaha selai kalau penerbangan domestik mah gak usah diumpetin jg gapapa kale oom, ini penerbangan internasional kok :P
Betul gan, kadang orang tidak tau kalo frekwensi hp bs menyamai frekwensi putaran mesin pesawat. Kalo kebetulan match frekwensi hp dan mesin pesawat bs tiba2 shut down tuh mesin tanpa pilot tau sebabnya....kalo sdh begitu, banyak2 mengucap kata tobat dech....
wah omnya orang teknik ya sampe begitu ngerti ttg frekuensi, saya sih gak gitu tahu tapi klo aturannya suruh matikan ya saya matikan :)
Perilaku ini sedikit banyak dipengaruhi oleh minimnya kecelakaan pesawat karena sinyal hape. Meskipun sudah dikasih tahu tapi pada kenyataannya tidak pernah ada kasus kecelakaan karena sinyal hape. Hhehehe..
Semakin bandel deh orang Indonesia.
bukan bandel tapi semakin bodoh hahaha
nice keep posting
mungkin tidak cerdas atau mungkin merasa keleewat cerdas. harusnya kita tetap ikut aturan untuk keamanan dan kenyamanan bersama. thanks gan
klo saya mending tidur sih di pesawat,daripada nyalain elektronik macem2
nah itu yg sering lakukan klo uda bosen dengerin musik hehe