“Kamu ke rumahku dulu yak, nanti kita sarapan Com Tam, baru keliling Saigon,” balas seorang kawan asli orang Vietnam yang saya kenal dari Instagram. Minh namanya, dibaca Meng seperti mengeja “mengapa” sesuai lidah Vietnam. Sudah lama kami saling follow di Instagram. Ketika saya ke negaranya dan mampir ke kotanya saya minta untuk kopdaran dan dia mengiyakan. Bahkan dia bersedia mengajak saya keliling kota Ho Chi Minh naik motor. Hari itu adalah hari terakhir saya di Vietnam dan esok paginya saya harus pulang ke pangkuan ibu pertiwi. Seminggu di Vietnam saya benar-benar sakaw nasi pecel dan rujak cingur.
Saya hanya bisa menelan ludah saja melihat Minh makan dengan lahap sepiring Com Tam dengan lauk daging panggang yang menggoda selera. Glek! Sementara saya hanya puas dengan sebutir telur ceplok. Bisa ditebak kalau daging panggang tersebut adalah daging babi. Kenapa juga tadi saya tanya ke Minh itu daging apa. Coba saja saya nggak usil bertanya, mungkin saya sudah menikmati lezat dan haramnya daging babi haha.
Com Tam atau broken rice adalah kuliner khas Saigon. Kalau di Jawa, beras patah di sebut menir. Itu tuh beras kecil-kecil sisa produksi penggilingan beras. Konon zaman perang dahulu rakyat Saigon hanya bisa beli dan masak beras menir untuk makan.
Dari kiri: Minh, Saya, Hung
Sambil menikmati sarapan, Hung kawan sekolah Minh datang bergabung. Rencananya kami bertiga akan keliling HCMC. Saya di Ho Chi Minh City tidak riset tujuan wisata, jadi saya mengandalkan mereka berdua untuk eksplor kota terbesar pertama di Negeri Paman Ho ini. Lagipula saya ingin jalan santai saja karena sudah capek setelah berhari-hari keliling Vietnam dari utara hingga selatan. Bukankah berwisata tidak melulu tentang tempat wisata. Santai keliling kota pun juga menyenangkan. Bahkan saya sengaja melewatkan kunjungan ke Chu Chi Tunnel.
Gedung Parlemen
Saigon alias Ho Chi Minh City kondisinya mirip dengan kota-kota besar di Indonesia. Panasnya sama, ruwet transportasinya juga sama. Banyak motor di jalanan daripada kendaraan roda empat. Satu rumah bisa memiliki empat kendaraan bermotor atau sesuai jumlah penghuninya. Mirip dengan di negera kita. Apalagi kreditan motor gampang dan murah. Dulu kota ini namanya Saigon tapi diubah menjadi Ho Chi Minh City mengikuti nama pejuang kemerdekaan Paman Ho Chi Minh atau biasa disingkat HCMC. Kira-kira nanti nama saya dijadikan nama kota nggak ya? Lucu kali ya kalau kenek angkot teriak “Alid… Alid… Alid”
Setelah sarapan kami bertiga menuju Reunification Palace atau Independence Palace. Bangunan megah ini dulunya adalah tempat kerja dan kediaman presiden Vietnam Selatan pada masa perang. Bangunan ini juga menjadi tempat berakhirnya Perang Vietnam pada tahun 1975. Perang Vietnam berakhir ditandai dengan digempurnya gerbang bangunan ini oleh pasukan Vietnam Utara. Setahun setelahnya yaitu pada tahun 1976 Vietnam Selatan dan Vietnam Utara bergabung dan bersatu menjadi Vietnam. Baru tahu ya kalau Vietnam pernah terpecah menjadi dua negara berbeda.
Bagi penyuka foto bergenre minimalis dan ootd tempat ini cocok banget buat pemotretan. Sayangnya saya kurang begitu bernafsu untuk foto-foto. Lucunya kedua kawan saya yang sejak kecil tinggal di HCMC ini baru dua kali ke Reunification Palace. Pertama saat sekolah dasar dan yang kedua adalah saat mengantar saya.
Dari Reunification Palace kami berjalan kaki menyebrang jalan dan taman. Seketika itu saya bengong terkesima melihat gereja megah di seberang jalan. Notre-Dame Cathedral Basilica of Saigon yang didominasi warna merah khas batu bata dan bergaya arsitektur Roma. Gereja ini termasuk gereja tua yang selesai dibangun tahun 1880. Sampai sekarang gerejanya masih dipergunakan untuk ibadah. Niatnya mau masuk tapi kebetulan ada orang kawinan jadi hanya puas menikmati dari luar. Lagipula percuma juga kalau kawinan di gereja biasanya nggak ada makanan gratis haha.
Tepat di samping gereja terdapat Kantor Pos Pusat Saigon yang dibangun tahun 1886-1891. Sama dengan gereja, bangunan ini masih berfungsi dan digunakan hingga sekarang. Nggak heran jika tempat ini menarik banyak wisatawan karena bentuknya yang unik bergaya arsitektur gotik.
Saya manut saja ke mana Minh dan Hung melajukan sepeda motornya. Cukup duduk manis di belakang. Kalau mau foto saya cukup bilang dan mereka akan berhenti. Saya diajak ke A3 Station di mana banyak grafiti dan toko benda seni. Tempat ini dulunya gudang terbengkalai yang sekarang disulap jadi tempat seni dan kreasi. Otomatis banyak anak muda yang menjadika tempat ini tujuan untuk berfoto ria. Yang mau kawin katanya banyak yang ke sini untuk foto pre-wedding. Kebetulan ada yang lagi foto prewed, ngelihatnya saja bikin baper dan pengen bakar mereka bhuahaha.
Mas ini berkebangsaan Prancis dan lagi kerja ngerjain grafitti pesenan. Saya lupa namanya tapi kayaknya dia terkenal
Nggak ada setengah hari keliling Saigon, setelah dari A3 Station Hung pamit karena akan kerja paruh waktu. Sementara saya diantar Minh ke Benh Tanh Market dan berpisah dengannya. Mungkin masih banyak tujuan wisata di sekitar Saigon kalau mau riset. Tapi saya menikmati waktu singkat dengan mereka.
Prewed yang bikin baper
Yang paling kanan adalah penyusup
Sembari membunuh waktu saya keliling Benh Tanh Market yang merupakan pasar paling terkenal di Saigon. Banyak turis yang ke sini untuk belanja oleh-oleh dan berburu kuliner lokal. Karena tidak ada satu barang yang menarik untuk dibeli, saya cabut dari pasar ini. Bukan karena tidak ada barang yang menarik tapi duit saya sudah sangat menipis. Hanya cukup makan siang dan ongkos bus ke bandara, serta makan saat transit di Kuala Lumpur. Makan malam saya minum air banyak-banyak bhuahahaha. Kere banget yak!
Besoknya sebelum pesawat saya lepas landas meninggalkan Saigon, Minh menemui saya di bandara hanya untuk mengucapkan selamat tinggal. Vietnam cảm ơn bạn và hẹn gặp lại sau.
Happy traveling!
cepetan nikah mas..sebelum ada korban pembakaran..hahaha
eh mas tumben fotone tanpa berkacamata 😀
Biarlah korban berjatuhan.
Yo mosok kudu kocomotoan terus
Pantesan lambene kruwesable. Lha doyanane rujak cingur….
Lah piye enak kenyol kenyol haha
paling enak ancen duwe konco warga lokal.
Enak dan gak enak. Klo anaknya tukang kluyuran penak, lha klo anaknya anak omahan piye?
yo seret jak metu tah *dibalang sandal
Bukan perkara diseret dijak metu, dia gak tahu jalan dan tempat-tempat menarik :p
Jadi terinspirasi juga, bagaimana kalau nama dijadikan sebagai nama kota ya>
Ah….rasanya tidak mungkin,karena nama ini sudah terlalu ménstrim.
*Yowes, jadi nama jalan aja juga nggapapa lah XD
Eeeaaa Jalan Kenangan haha
Aku juga punya teman lokal di sana. Malah mereka mengajar bahasa Indonesia hahahahha. Dulu kenal waktu trip mahasiswa internasional 😀
Kudune koe nyicil foto neng gon prewed kok mas. Asal nggaet cah wedok neng kono 😀
Wah baru tahu ada pengajar Bahasa Indonesia di Vietnam. Populer ya bahasa Indonesia di sana? Setahuku yang banyak Ostrali hehe.
Wong duitku aja cukup buat makan dan naik bus saja kok dikon nggaet cewek. Dilepeh engko
Kok kita sama ya beb, HCMC jadi kota terakhir buat cuz balik ke Indonesia. Eh, aku ke Kualalumpur sih. Main-main manjah dulu sejenak. Dari semuanya memang paling suka sama Reunification Palace ini. Semua ruangannya instagramable. Bioskop mininya mengingatkanku pada salah satu ruangan di Megaria, Jakarta. Sebenarnya kantor pos pusat ini OK banget. Tapi di dalamnya banyak kios-kios kecil yang bukan punya pos. Kesannya jadi kayak pasar aja :'(
Aku transitnya juga KL sih, males keluar buat main-main manjah. Lagian udah sering juga ke KL nyamperin mantan wkakaka.
Aku gak inget masuk ke bioskop mininya, mungkin gak pas jam tayang haha.
Nah bener, di dalam kantor pos pun aku juga bentaran. Ini kantor pos apa pasar wkwkw.
Wah pastu seru lid. Pengen sih nimbrung dan jalan bareng kamu. Tp kalo ada yang pingsan lagi aku ogah buat gotong gotong. Hahhha capek coy !!!
Kuy ayolah budalkan.
Heh yang pingsan bukan eeeeeiijjkkk haha
Iyaaa tp seng jdi pahlawan kan akuuu
Howh aku lupa bikinin plakat atas jasa kepahlawananmu wkwkw
Akuuuu belum kesampaian nih ke Vietnam… Enaknya ke sana bulan apa Lid? Terus aku salah fokus sma foto prewed itu, mba-mba pengantin nya loncat terus kejelimet gaun gak setelahnya? Hahahahah xD
Enaknya pas Januari Februari gini pas sejuk-sejuknya. Aku ke sana pas Agustus agak-agak hot. Nah itu aku udah mbatin dalam hati semoga mbaknya jatuh gubrak wkwkw.
CANTIK BENER Saigon ini.
Kamu udah kayak orang sana Lid. Alid Nguyen hwhwhw.
Sutil gowang
salamin ya ke temenmu itu :p
eh kamu pake lensa brp sih kayak wide gitu bisa dapat full bangunannya.
lensa kit aja sih yak, aku gak pernah punya lensa aneh-aneh. belakangan aja aku beli lensa kit doang. lainnya pake kit aja.
Sori yo Lid, kudu ngomong yen konco Vietnam-mu luweh ganteng saka awakmu buahahaha. Duhh salah baca ini, jadi penasaran ama Ho Chi Minh, terus menatap nanar tiket Air Asia hangus dua kali rute ke sana…
Ciyee koko naksir yaaaakkkk
Untung nggak jadi maken “bebo” wkwkwk. jadi inget di film The Nekad Traveler waktu makan di resoran Filphina hahahah
Asyik iki mlaku-mlaku santai 😀
Foto-fotone mesti asyik pisan 😐
lidd.. poto mu iku di resize sampai ukran brapa?
500px, kenapa? pecah ya?
klo di perbesar agak pecah sih, itu size nya berapa kb klo 500px
Jels pecah emang cm 500px. Size sekitar 70-100kb
Makin ciamik foto dan tonenya mas. Btw gereja Cathedral Basilica of Saigon meh podo kayak di Jakarta ya
Belajar dari mastah 🙂
Tapi Katedral yang di Jakarta susah buat motret utuh 🙁
Dari lapangan banteng mas. Bisa keliatan dikit
Kece tenan mas. Semoga aku pun bisa kesana
Wah, Vietnam ya.
Saya tertarik sama bangunan Reunification Palace, pertama kali liat kok mikirnya langsung jam gadang ya. 😀
Kok Jam Gadang????? Bukannya jam gadang cuma tower doang kakak?
Asik ya kalau punya teman di luar negeri, jadi gak perlu sewa guide tambahan dan gak takut nyasar~
Aku jalan-jalan juga gak pernah pakai guide. Dan nyasar adalah bumbu dari perjalanan haha
Kalau Vietnam Selatan dan Vietnam Utara bisa rujuk, kenapa dulu mereka cerai, ya? Syukurlah sekarang Vietnam sudah hidup bahagia. Kalau Alid kapan rujuk? *eh*
Tanyakan kepada Timor Leste kenapa mereka cerai hayo
Kayak Jakarta yak banyak motor, tapi keliatan dari foto2nya lebih rapih tuh.
Saigon asik juga, tapi tetep aku nyari pantai haha gak jalan2 ke pantai di Vietnam kah Mas?
Buat vegetarian seperti diriku mungkin agak susah ya, makanannya sih bikin ngiler, tapi ga bisa dimakan ;( sama waktu itu ke Bangkok, susaah
Justru aku menghindari pantai kalau di luar negeri. Ke Filipina kemarin malah nggak ke pantai sama sekali. Urusan pantai di Indonesia lebih keren. Pada dasarnya aku ke mana aja oke, gunung, laut, kota, budaya, sejarah. Tak hajar semua bhuahaha.
Di Indonesia saja susah banget nyari makanan vegetarian. Aku mencoba vegetarian bertahan sebulan doang wkwkw. Klo lagi nongkrong di kafe susah mau mesen apa wkwkw.
Oh kalo Filipina aku pengen banget ke boracay, mirip R4 tp katanya lebih murah. Emang soal pantai dan laut Indonesia lebih joss.
Masih di Pulau Jawa mah gampang, tinggal makan gado2 pecel urap dkk. Ya emang kalo di kafe susyah, paling roti atau nasgor tinggal bilang “gak usah pake daging ya mas” hahaha
Itu foto di Notre-Dame Cathedral Basilica kok bs gak bocor, pas saya kesana boro2 sepi banyak orang yg foto2 jg 🙁
-travelling addict
yah gimana gak sepi lha wong ada artis lewat wkwk
Oh ternyata gitu ya kak 🙂
keren, sayang harus nabung dulu buat pergi kesana
Ya gak usah nabung mas klo warisan tanahnya banyak ☺️
Demen deh ngeliatin arsitektur sama karya seni graffiti-nya 🙂
Cheers,
Dee – heydeerahma.com
aku juga demeeeeeen 🙂
Fotonya bagus-bagus Mas, Sepertinya Anda berbakat jadi fotografer.
Makasih loh
wah baru tahu ada A3 station, itulah kelebihan jalan sama warga lokal ada tempat yang nggak begitu banyak turis yang tahu. kalo ke Benh Than market aku belanja pas malam hari yang kaki lima, lebih enak kalo mau nawar sadis, aku belum nulis lagi yang edisi HCMC
Nyatanya temenku gak begitu tahu tentang kotanya hahaha. Anak rumahan sih mereka. Malam hari aku dugem dong 🙂
Sebel sebel rindu aku ama HCMC :p. Udah hati2 banget, eeehhh masih aja kena scam :p. Pas mau kliling naik becak khas vietnam itu.. Kita pesen 2 becak utk masing2,mana aku sempet2nya kasiaan ama pengayuhnya yg udh tua bangka.. Bisik2 ke suami, “nanti byar kakek2nya dilebihin yaaa”., tau2nya tuh 2 kakek nipu banget.
Hrg yg udh kita deal di awal, dibilang salah, vnd 300rb. Jd mksd dia, VND 300rb itu utk per orang, perjam pula. Najisss banget.. Mana kita klilingnya 5 jam. Doaku lgs berubah, moga2 tuh 2 penipu matinya susah wkwkwk.. Tp ttp sih, aku msh mau ke vietnam, utk visit sapa, hanoi dan kota2 lainnya 😀
Sejak baca awal ada Com Tam, kukira kamu bakal cerita detail rasanya, eh, jeketek, gak mangan babi. 😀
Keren banget tempatnyaaaa
Jadi pengen jalan jalan ke sana juga huhu
seronoknya dapat ke saigon
Halo abang Hans, terima kasih sudah baca dan komen di blog saya
sepertinya saya kudu, wajib dan harus datang kesini.. asli keren banget tempatnya 🙂
Wih, asik banget cerita waktu jalan-jalan ke Vietnamnya kak. menarik banget!
Jadi kangen dan sempet nyesel engga kebeberapa destinasi yg kamu datengin waktu ke VN 2 tahun lalu.
Ini mah musti ngulang jalan2 ke sana lg hihi
Btw makasih infonya ya mas, keep sharing 🙂
Mas sekali-kali undang mereka ke Indonesia dan jalan-jalan bersama naik mobil.
Aku gak punya mobil
Notre-Dame Cathedral Basilica of Saigon ini seperti gereja di ijen malang jawatimur indonesia.. coba tengok..
Aku pernah ke Gereja di Ijen Malang 🙂
Tak pantengin, MasBro. Ben kelilipen iso miber-miber tekan ngendi-endi.
Mas, enakan dimulai dari Saigon dulu lalu ke utara (Hanoi) apa sebaliknya? rencana pengen kesana, tapi dimulai dari HCmc dulu. nice infonya lo
Mulai dari mana aja tetap seru aja sih, nggak ada bedanya juga mau dari utara dulu apa selatan dulu 🙂