Jelajah Pulau Jeju Bagian Timur

27

Ada dua opsi transportasi untuk ke Pulau Jeju di Korea Selatan, dengan naik kapal ferry selama 13 jam dari Seoul atau naik pesawat yang hanya 1.5 jam saja sudah sampai. Saya sih memilih naik pesawat, bukannya sok kaya tapi harga tiket ferry dengan tiket pesawat hampir sama saja. Kebetulan saya dapat harga promo Eastar Jet untuk penerbangan Seoul-Jeju dan promo dari Jeju Air rute Jeju-Busan. Jadi beberapa bulam sebelum keberangkatan saya tiap hari mantengin website maskapai berbujet rendah Korea tersebut, tiap jam cek dan ricek siapa tahu ketemu harga murah. Pucuk dicinta ulam pun tiba, walau harganya nggak murah-murah amat tapi Rp. 900 rb untuk pulang pergi tergolong murah di sana hiks. Walau begitu nggak mudah booking online di website maskapai Korea karena ribetnya minta ampun, harus pakai Internet Explorer karena browser lain nggak bisa, harus instal ini itu dan lain-lain.

Di Pulau Jeju saya tinggal selama 4 hari 2 malam, cukup lumayan untuk mengeksplore pulau kecil yang seluruh pulaunya dinobatkan jadi World Heritage oleh UNESCO. Di hari pertama saya dan Jard ngotot ingin sekali melihat matahari terbit di Seongsan Ilchulbong, tapi kami terkendala transport karena harus ke sana pagi buta. Bis tentu saja belum beroperasi dan taksi mahalnya bikin bunuh diri. Diputuskan untuk rental mobil dan Jard sudah bersiap mengurus SIM Internasional yang jadi syarat untuk bisa menyewa mobil di sana, sekalian mobilnya bisa untuk keliling di hari pertama, ketahuan deh saya nggak bisa nyetir mobil haha. Menjelang keberangkatan ada malaikat bernama Mbak Yu Park mengajak berkeliling Pulau Jeju di bagian timur dengan mobilnya, kami hanya cukup membayar bensin serta tiket ferry menyebrang ke Pulau Udo. Lumayan ngirit seirit-iritnya.

Seongsan Ilchulbong

Tempat terbaik untuk mengawali petualangan di Pulau Jeju adalah Seongsan Ilchulbong. Kita bertiga berangkat dari kota Jeju menuju lokasi sekitar pukul 4 pagi. Bayangan saya begitu sampai parkiran bisa langsung duduk tenang menikmati pemandangan, tapi untuk mencapai view point saya harus naik bukit dan tangga, duwooohhh kaki yang beberapa hari sudah dihajar dengan tanjakan-tanjakan masih harus menanjak lagi. Rasanya saya sudah muak dengan tanjakan-tanjakan di Korea, hiks.

Tugu UNESCO

Tempat duduk untuk menyaksikan matahari terbit

Sedikit ngos-ngosan untuk bisa sampai atas, kata Mbak Yu Park β€œthis is nothing” yaiyalah mbak situ kan nggak naik ke Seoraksan, terus nggak naik turun subway selama beberapa hari dan juga nggak naik ke Namsan Tower jalan kaki.

Saya, Mbak Yu Park, Jard

Tapi terbayar sudah dengan pemandangan di depan, sedikit demi sedikit warna emas menyapu warna gelap di langit. Walau mataharinya nggak nampak bulet tapi golden colornya begitu menyihir. Memang nggak salah kalau Seongsan Ilchulbong adalah tempat terbaik untuk menyaksikan matahari terbit. Seongsan Ilchulbong terbentuk dari erupsi gunung berapi yang muncul dari bawah laut sekitar 100 ribu tahun yang lalu, lingkaran kawahnya berdiameter 600 meter dengan tinggi 90 meter, jadi kalau dilihat dari kejauhan seperti mahkota. Tempat ini masuk dalam daftar World Heritage-nya UNESCO loh. Nggak rugi sudah bayar 2000 won atau sekitar Rp. 20 rb.

Pulau Udo

Udo kalau dalam bahasa Jawa adalah telanjang tapi beda kalau di sini, artinya sapi. Karena bentuk pulaunya seperti sapi yang sedang tidur, jadi dinamakan Udo. Untuk menuju ke pulau kecil tersebut ada ferry yang menyebrang setiap jam dari pulau Jeju dan memakan waktu sekitar 30 menit. Nah sesampai di Udo ada beberapa pilihan transportasi untuk mengelilingi pulau, ada shuttle bus atau bisa sewa sepeda juga ada ATV tersedia. Berhubung kami menyebrang sekalian bawa mobil jadi ya kami keliling pakai mobil walau harus bayar lebih mahal untuk ongkos penyebrangan. Kalau nyebrang hanya badan saja cukup bayar Rp. 40 ribu tiket pulang pergi dan Rp. 15 ribu untuk tiket masuk.

Mbak Yu Park mengajak kami berkeliling dari pantai ke pantai yang saya kurang ingat nama-namanya, pengennya sih nyemplung tapi berhubung suhu begitu dingin dan saya nggak bawa baju ganti, dan baru kali ini saya ke pantai pakai sepatu haha. Kemudian juga kami diajak ke tempat tertinggi di Pulau Udo, duh lagi-lagi menanjak hiks. Tapi sampai atas saya bisa menyaksikan separuh Pulau Jeju, uwoooooooh sumpah keren. Ciri khas Pulau Jeju adalah Kuda, Angin, dan Wanita, yup saya melihat banyak kuda tadi dan angin kencang yang bertiup menerpa badan yang kedinginan. Wanita? aih jangan mikir yang aneh-aneh, di Jeju ada wanita pencari kerang yang menyelam selama beberapa menit tanpa menggunakan alat bantuan pernafasan, di dekat Seongsan sebenarnya ada pertunjukkan wanita menyelam tapi di jam-jam tertentu, mereka itu disebut Haenyo.

Seongsan Ilchulbong tampak dari kejauhan

Seopjikoji

Dari Pulau Udo kami kembali ke Pulau Jeju dan makan siang sejenak sebelum melanjutkan ke Seopjikoji. Bagi pecinta drama Korea mungkin tahu drama All In, yup tempat ini adalah tempat syuting drama tersebut. Kenapa saya tahu? apa saya juga pecinta k-pop? Ya karena di tempat tersebut banyak dipasang poster dan pernak-pernik drama tersebut.

Hamparan rumput hijau di tepi tebing di pinggir lautan luas dan terdapat rumah bergaya Eropa, rasanya seperti tidak sedang di Korea, berasa di Eropa dengan turis Asia karena pengunjung semua bermata sipit hehe. Masuk ke area Seopjikoji gratis tapi untuk masuk ke rumah tempat syuting drama terkenal tersebut harus bayar. Ah foto di depan saja sudah puas kok. Kalau mau lihat lautan luas bisa naik ke atas tempat mercusuar berada, melihat laut lepas rasanya ingin terjun saja.

Gua Manjanggul

Gua yang membuat saya penasaran karena katanya terbuat dari erupsi lava yang mengalir di ribuan tahun lalu yang kemudian membeku dan membentuk gua. Apalagi gua ini juga dinobatkan dalam World Heritage oleh UNESCO. Namanya gua di mana-mana pasti gelap, dibantu temaramnya lampu yang sudah di pasang oleh pengelola saya mulai jalan kaki masuk ke gua. Semakin lama di dalam gua semakin dingin saja, saya sempat menggigil dan mengeluarkan sarung untuk melindungi tubuh. Apa yang saya temukan ketika mencapai garis finish? Hanya batu yang membeku dari lava ribuan tahun lalu, sudah itu saja nggak ada yang lain. Rugi bayar Rp. 20 ribu hiks. Panjang gua sekitar 13 km tapi dibuka untuk umum hanya 1 km saja, mungkin jika gua diberi lampu-lampu hias akan lebih menarik. Di gua saya bertemu dua cewek orang Indonesia yang ketemu di Seoraksan, iseng tanya ternyata mereka ikutan tur keliling Jeju dan kalau nggak salah dengar mereka harus merogoh kocek sebesar 1 juta sekian.

Gagal paham entah itu batu apa hahaha

Kenapa mereka harus ikut tur? Transportasi di Jeju sangat berbeda dengan dataran utama, kalau di dataran utama ada kereta bawah tanah dan transportasi darat lainnya yang memudahkan pengunjung. Kalau di Jeju agak sedikit rumit, mau nggak mau harus sewa mobil atau ikut tur. Saya lihat daftar tujuan turnya pun nggak semenarik rencana perjalanan saya hehe. Yah beruntung karena di Pulau Jeju kami dipandu oleh orang lokal tanpa harus bayar, cukup bayar bensin saja. Itu hanya hari pertama teman saya bisa menemani jalan-jalan, tunggu cerita di hari kedua yang agak sedikit repot dan memusingkan, tapi mengesankan karena tanpa ikut paket tur saya bisa menghemat uang ratusan ribu. Always travel safe and happy traveling!!!

27 KOMENTAR

  1. Ternyata objek wisata di pulau Jeju buanyaakk banget yah… Cerita tentang Korea-nya masih ada sambungannya lagi nggak bro? πŸ˜€

  2. emang enak kalau bisa nyetir mobil, tinggal bikin sim internasional πŸ˜€ teruus, lanjutin cerita koreanya, bikin mupeng yang laiin hahaaa *mulai mupeng padahal*

  3. Kalau dilihat sebenarnya wilayah2 di Indonesia tidak kalah cantiknya dengan pulau Jeju hanya saja perlu pengelolaan yang tertata rapi dan harus ada tourist guide-nya tu biar lebih profesional …

  4. Pas mau berangkat Korea , pas banget nemu blog anda … serasa dituntun he he he . Lagi cari referensi untuk explore Jeju ( East Side ) dengan waktu cuman sehari semalam , sewa taxi seharian bikin kantong bolong he he he ada advise nggak ? Thanks ya !!
    Oenoel

    • Nah kebetulan pas keliling bagian timur saya numpang mobil kawan hehe, tapi pas bagian selatan saya pake kendaraan umum alias bis. agak rempong sih tanya ini itu dan ada juga orang yg gak ngerti inggris. tapi puas bisa explore tanpa ikutan tur. ada deh situs rute bisnya tapi bahasa korea. Ato rental mobil aja di bandara tapi harus sim international hehe

  5. Wah pas banget ni pas lagi galau mau bikin rencana ke Jeju
    Mas nanya donk, kalo SIM International terbitan Indo bisa ga buat rental di Jeju???
    Trus di sana GPS yang akurat apa ya?
    Mohon pencerahannya ya πŸ˜€

  6. Mau tanya, saya sedang di jeju. Saya sudah booking mobil sejak di seoul, tapi saat saya sampai di counternya SIM internasional indonesia tidak diterima. Kalo boleh saya tau kmrn sewa mobil di perusahaan apa ya?? Thanks

  7. Halo, salam kenal ya. Aku tertarik sm “malaikat Mba Yu Park”, boleh di-share emailnya gak, buat aku nanya2. Menurut Mas Alid memungkinkan gak sih untuk solo travelling ke Jeju? Makasih bgt ya infonya…

Tinggalkan Balasan ke Fahmi Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here