Hari Raya Idul Adha tahun 2013 lalu kebetulan saya berada di Korea Selatan, alangkah baiknya kalau saya melangsungkan ibadah dan merayakan hari raya walau jauh dari kampung halaman. Dan secara kebetulan pula waktu hari raya saya berada di Seoul ibukota Korea Selatan, di mana di kota tersebut ada masjid terkenal yang merupakan pusat Islam terbesar seantero negeri ginseng yaitu Masjid Itaewon. Tidak seperti di Indonesia yang waktu sholat dilaksanakan pagi hari, di Korea sana dilaksanakan agak siang. Untuk memastikan waktu sholat saya juga sempat mengirim email kepada pengurus masjid sana dan dapat balasan bahwa sholat Idul Adha dilaksanakan pukul 10:30.
Gerbang Masjid Itaewon
Pagi itu cuaca mendung dan gerimis, saya dan Jard bersiap-siap berangkat dari tempat kami menginap di daerah Mapo-gu menuju Itaewon yang jaraknya satu jam perjalanan. Sampai di stasiun Itaewon udara semakin dingin dan gerimis belum berhenti. Lokasi masjid tidak jauh dari stasiun, suasana di Itaewon sedikit berbeda dengan pemandangan Korea pada umumnya. Karena areanya berada di komunitas muslim jadi banyak restoran timur tengah di sana sini dan begitu memasuki area masjid saya seperti berada di negeri lain. Segala bangsa dari Asia yang mayoritas dari Timur Tengah tumplek blek jadi satu di satu tempat untuk sholat.
Masjid Itaewon
Baru saja saya copot sepatu hendak masuk ke masjid langsung dihalau petugas ke tempat lain. Karena tempat sembahyang dalam masjid sudah sangat penuh jadi saya digiring masuk ke ruang kecil semacam kelas yang di dalamnya sudah penuh dengan orang. Duh saya belum ambil wudhu dan di dalam situ tidak ada kamar mandi, mau keluar cari tempat wudhu takut tempat yang sudah saya kavling diambil orang, duduk saja susah karena penuhnya orang. Belum lama duduk dan mengumandangkan takbir ada teriakan Iqomat. Yasudahlah saya sholat tanpa wudhu, yang penting niatnya :p
Sholat pun kami harus berbagi tempat yang sangat sempit, di sebelah saya malah kasihan, dia tidak bisa sujud dengan sempurna karena di depannya ada rak dan meja. Yang unik di masjid yang komunitasnya internasional begini itu khotbahnya tiga bahasa loh, di awali dari Bahasa Korea, kemudian Bahasa Arab, dan terakhir Bahasa Inggris. Saya lupa tema khotbah waktu itu karena setelah sholat posisi duduk kami berubah dan saya kesakitan kesemutan desak-desakan jadi nggak memperhatikan hahaha, ah atau memang saya nggak mengerti bahasanya :p
Selesai khotbah saya bersalaman dengan orang-orang asing di sekeliling saya, walau tidak kenal mereka memeluk saya sambil mengucapkan “Eid Mubarak”. Saya merasa hangat, bukan lantaran pelukan mereka tapi saya merasa mereka adalah keluarga. Seperti saya lihat di televisi, kebiasaan orang-orang Timur Tengah memang suka memeluk sesama kalau mengucapkan selamat. Bahkan ada yang cium pipi kiri kanan loh, eeeuuuhh jenggotnya nggak nguatin muahahaha.
Hujan hiks, tapi gak menyurutkan orang untuk berfoto-foto setelah ibadah
Keluar ruangan hujan makin deras dan saya lihat beberapa orang antri makanan gratis, walau hanya sekotak susu dan pisang saja tapi lumayan buat ngeganjel perut yang kelaparan belum sarapan. Sambil menunggu Jard keluar saya bercengkrama dengan beberapa warga Indonesia yang kebetulan juga sholat di situ dan saling gantian berfoto. Banyak warga Indonesia yang saya lihat di Itaweon karena mereka memakai batik.
Ingin sekali melihat prosesi penyembelihan hewan kurban tapi sayang di sana ada larangan menyembelih hewan. Jadi penyembelihan dialihkan ke tempat lain yang saya lupa di mana. Itu info yang saya dapat dari muslim Korea yang saya temui di restoran terdekat situ.
Di Itaewon jangan kuatir nggak nemu makanan halal, hampir seluruhnya restorannya halal. Tapi kami di Korea jadi nggak tertarik makan makanan dari negara lain yang tentu saja mahal harganya. Di sudut Itaewon ada restoran Korea yang menyediakan masakan halal dan murah. Keluar gerbang masjid lurus saja, tidak jauh dari situ ada restoran kecil yang saya lupa namanya dan saya lupa foto juga hahaha. Berdua kami habis 120 ribu rupiah untuk masakan Korea full set, sumpah itu murah semurahnya makanan di Korea.
Gak afdol gak narsis haha
Sebenarnya banyak tempat yang bisa di explore di Itaewon, tapi tujuan saya ke sini sebenarnya hanya ingin melaksanakan sholat Idul Adha saja jadi langsung ngacir sehabis makan siang. Always travel safe and happy traveling!!!
mereka sembelih hewan di luar kota. hehe.
ehh.. mana gambar dengan cowok india muslim di restoran tu?
terasa sikit gambar kali ini. 😛
is that necessary? lagipun bukan cowok India yg di restoran hahaha :p
yelah sikit coz only masjid je :p
eh silap.. cowok korea.. dan peranchis!!! aduhhh.. teringat cowok india pulaakk hahaha. maap!
pas mau sholatnya kok ngga wudhu?? klo terdesak ngga bisa wudhu ya tayamum gitu seperti tersirat dalam QS Al maidah 6 ini he..he..
Iya tad ustaaaaaad :p
banyak yang sholat Idul Adha disana Lid ?
aahh saya terlewat satu paragraf.. ternyata penuh.. hahahaha
gubrag :p
Mungkin krn masjid nya jarang jd tumplek blek semua di situ ya mas, keren jg yah masjid nya 🙂
ya emang lagi hari raya, meski di indonesia masjid banyak klo hari raya juga tumplek blek :p
kalo mesjid di sana ada bedugnya ga bang? 😀
hnah itu dia gak merhatiin saya hahaha
gw ga ngerti gimana ya jadinya kalo tiap khotbah make 3 bahasa gitu..
ckckck
gak gimana gimana kok, cukup dengerin, klo gak ngerti tidur deh haha
wihiiii, gimana rasanya sholat ied di negara orang? 😀
seperti biasa sih cuma berhubung masjidnya internasional jadi khotbahnya pake 3 bahasa haha
Seru ih lebaran di negeri orang hihi….
Yasudahlah saya sholat tanpa wudhu, yang penting niatnya :p <- Gpp Lid. Toh juga shalat sunah kan? Kalau gak sah karena wudhu kan gak dosa. :p
ehehehe yg penting uda niat deh :)))
baru tau saya, kalo ada masjid dengan 3 bahasa..
wahhh
seronoknya
siap ada 3 bahasa
best