Menantang Adrenalin Di Tanjong Benoa

Menikmati sunrise di Sanur pada hari terakhir di Bali merupakan hari yang agaknya sedikit sial, bagaimana tidak, kamera saya yang sedang nangkring gagah di tripod nggak sengaja jatuh ketendang. Muatekkkk,,, lensa kamera penuh dengan pasir pantai, bodohnya saya malah siram pakai air untuk membersihkan muahahaha. Ah saya memang bodoh masalah perawatan gadget dan tetek bengeknya. Alhasil sampai sekarang pun lensa kamera saya sedikit ada noda air dan pasir. Nanti deh kalau ada rejeki saya akan beli kamera baru lagi #eeeaaa. Namanya juga musibah, padahal masih ada satu kegiatan yang harus kami abadikan sebelum meninggalkan Pulau Dewata.

Sunrise di Sanur

Puas dengan suguhan pantai dan sajian beberapa pura di Bali saya mencoba mencari aktivitas lain yang menantang. Sudah lama sekali ingin merasakan water sport di Tanjung Benoa yang katanya terkenal sampai luar negeri. Pucuk dicinta ulam pun tiba, memang orang ganteng nggak jauh dari rejeki. Dua minggu sebelum keberangkatan tiba-tiba ada promo water sport sampai 50% di website livingsocial. Ah saya langsung booking dua olah raga air yaitu Banana Boat dari harga normal 120 ribu saya dapat harga 49 ribu, dan satu lagi yaitu Parasailing dari harga normal 180 ribu saya cuma dapat harga 59 ribu. Sebelum menggunakan voucher bisa kirim email atau telpon langsung, mereka akan menawarkan penjemputan gratis kalau menginap di daerah Kuta. Berhubung kami waktu itu menginap di daerah Sanur jadilah kita ke Tanjung Benoa naik motor.

Nggak susah nyari lokasi Wibisana (vendor tempat kami harus menukarkan voucher) di Tanjung Benoa. Setelah  menukarkan voucher kami dibriefing macam-macam. Beruntung waktu itu cuaca sangat cerah dan angin juga bersahabat, siap-siap manyun saja nggak jadi parasailing kalau cuaca buruk.

Apa sih Parasailing? Jadi tubuh kita itu dipasang berbagai macam peralatan termasuk parasut khusus dan kemudian tubuh kita ditarik oleh motor boat yang melaju kencang, sehingga tubuh kita melayang-layang di udara layaknya layang-layang untuk beberapa saat. Aman nggak? Kalau menurut saya sih cukup aman kok meski saya terbang sendiri tanpa ada instruktur. Beda dengan Paragliding yang membutuhkan skill khusus dan biasanya pemula tidak boleh terbang sendiri. Walaupun begitu harga promo yang saya bayar sudah termasuk asuransi seandainya terjadi apa-apa.

Persiapan

Setelah instruktur selesai memasang peralatan dan bicara ke saya “Mas kalau nanti mau mendarat lihat bawah, lihat aba-aba saya, kalau tangan saya bawa bendera merah nanti tarik tali yang sebelah kiri sekuat tenaga, kalau bendera biru tarik yang kanan yak. Siap mas?” “SIAP!!!” Wuuuuuuuuuuuuuuuzzzzzzzzzzzzzzzzz huwaaaaaaarrgggghhh belum sempat menyusun nyali tiba-tiba saya sudah melayang di atas. Homaigat sumpah speechless, sejauh mata memandang hanya biru dan biru, di bawah banyak sekali motor boat. SUMPAH INI KERENNYA MAKSIMAL. Briefing yang memusingkan tadi ternyata tidak berguna ketika akan mendarat, instruktur tidak mengayunkan bendera sama sekali, jadi tinggal terjun bebas ke bawah dan nanti di tangkap sama petugas yang lain. Sayang hanya sekali putaran, tidak sampai 10 menit saya sudah berada di darat lagi, kurang hiks.

 
Itu Akuuuuuuuuuuuuuh

Itu Adiiiiiiiiiiiiiiittt

Olah raga air selanjutnya tidak begitu menantang dan kurang begitu seru, yaiyalah masak main Banana Boat cuma dua orang, bertiga sama instrukturnya, mana seru. Tapi lumayan juga 15 menit di atas Banana Boat dan di tengah digulingkan sama instruktur. Sumpah serius jangan pernah mencoba Banana Boat kalau hanya berdua hahaha. Kecuali kalau mau candle light dinner :p

 
Banana Boat

Di Tanjung Benoa banyak sekali pilihan water sport, mulai dari Banana Boat, Flying Fish, Wake Sliding, Jet Skiing, Parasailing, Wakeboarding, Water Skiing, Sea Walker. Bahkan ada Diving juga, tinggal siapkan budget yang sesuai kantong. Wonderful Indonesia and happy traveling 🙂

*nangis-nangis waktu itu kamera saya semakin lama semakin parah, semua foto hasilnya blurry karena ada air di dalam lensa huhu*

Alid Abdul

Travel Blogger asal Jombang yang hobinya traveling dengan gaya backpacker. Blog ini adalah kumpulan cerita dari mimpi-mimpinya yang menjadi kenyataan.

View Comments

Recent Posts

Reuni di Gunung Tanggung

"Hid weekend ini nganggur nggak? Kamping yuk!" Saya mengontak seorang kawan bermain saat kecil dahulu,…

Maret 1, 2021

Oh Ranu Kumbolo

Tahun 2020 sungguh ambyar pokoknya, ajuuuuuur juuuuuuummm. Apalagi kalau bukan karena Koronamaru. Semua mimpi dan…

Februari 24, 2021

Danau Toba, Saya Datang!

“Cabin crew, prepare for landing!” Begitu pilot mengumumkan akan segera mendarat, saya langsung menegakkan sandaran…

Juli 27, 2020

Mencret di India

Saya melewatkan sarapan di hostel karena jam makan pagi adalah jam 9, yang bagi saya…

Juli 21, 2020

Kepanasan di Udaipur

Banyak plang-plang bertuliskan "Watch Octopussy Movie Every Evening 7 pm" di gang-gang jalanan Udaipur. Film…

Juni 10, 2020

Kangen Jogja

Hari ini adalah Lebaran hari ketiga, sumpah Lebaran tahun ini sungguh sangat aneh. Beberapa masjid…

Mei 26, 2020