Menggugat Grup Travel Bloggers Indonesia

222

Konon di sebuah planet Bumi yang damai ini terdapat sebuah sekte keren nan ekslusif dengan nama Indonesian Travel Blogger,  (((((INDONESIAN TRAVEL BLOGGER))))) wuih merinding bacanya. Karena sekte tersebut keren saya mencoba mengirim email permohonan untuk bergabung, dan sampai sekarang saya tidak pernah sekalipun mendapatkan email jawaban ditolak ataupun diterima jadi anggota, sialan saya di PHP. Sekte yang baru saja berdiri tersebut ternyata dihancurkan oleh salah satu anggotanya dari dalam, oh ada pengkhianat. Hati saya riang sekali begitu mendengar kabar bahwa sekte eksklusif tersebut hancur, iya saya sakit hati lantaran lamaran saya digantung.

Ternyata kehancuran ITB banyak yang mengamini, saya sebut saja kaum tersebut sebagai kaum barisan sakit hati, cakidhnya tuh di sini *nunjuk selakangan*

Dan nyinyiran pun berlanjut…

Mas Ari (@buzzerbeezz)  seorang travel blogger sejati dan putra bangsa alias orang Indonesia, tulisannya banyak berbagi seputar Aceh, beberapa kali memenangkan lomba blog dengan hadiah jalan-jalan gratis DITOLAK. @acentris atau biasa menyebut dirinya babang adalah seorang pendaki gunung, tulisannya juga seputar gunung, dia asli berdarah Sunda yang secara otomatis menjadikan dia warga Indonesia, dia bahkan pernah menulis buku antologi walau tidak best seller, dia seorang travel blogger juga DITOLAK. Korbannya masih banyak selain mereka berdua. Tapi si Acen masih lebih beruntung daripada kita-kita karena dia mendapat surat cinta penolakan.

surat penolakan acen Dua manusia Indonesia tersebut saya angkat namanya di postingan ini karena mereka ingin numpang ngetop di blog saya dan nambah backlink. Padahal masih banyak kaum-kaum seperti kami yang tidak berhasil masuk ke sekte Indonesian Travel Bloggers saking ekslusifnya. Ah sudah lah itu semua masa lalu, hidup harus move on gaes. Iya kami bersyukur sekte tersebut hancur berkeping-keping dan lebur ke tanah. Modyar koweeee…

Eh tapi-tapi ternyata mantan anggotanya bertahan dan membuat sekte baru dengan mengcopy-paste semua konsep dan perubahan logo warna sekte lama. Namanya juga yang tidak kalah merinding yaitu Travel Bloggers Indonesia, cukup membuat bulu kuduk saya berdiri begitu membacanya. Ah hanya nama sekte baru saja, orang-orangnya sama, konsepnya sama, dan eksklusifnya sama parahnya. Embuhlah.

Kami memang tidak butuh pengakuan, selanjutkan akan saya ganti kata “kami” dengan “saya” karena saya tidak mewakili mereka yang masuk barisan sakit hati. Ini murni tulisan kekesalan saya terhadap sekte ini, saya memang suka sekali bikin drama haduh. Iya sekali lagi saya tidak butuh pengakuan, tapi mereka bawa-bawa nama Indonesia, itu yang bikin sakit hati. Saya yang seorang Traveler dan juga Blogger tentu saja saya orang Indonesia tidak diakui untuk masuk ke sekte itu. Coba saja nama sektenya tanpa kata Indonesia, saya pasti tidak akan sesakit ini. Sakit rasanya ditolak saudara sendiri, eits saya tidak bermaksud sok akrab dengan menyebut mereka saudara, tapi karena mereka juga orang Indonesia yang juga blogger dan traveler makanya saya anggap mereka saudara. Dan ditolak saudara itu sakit, atau mereka tidak menganggap saya saudara 🙁

Membaca surat cinta penolakan yang ditujukan ke Acen saya jadi bertanya-tanya, kriteria seperti apa yang mereka minta?

Perlu diketahui bahwa penerimaan ataupun penolakan lamaran keanggotaan suatu blog oleh ITB didasarkan atas beberapa hal, antara lain: kesesuaian isi blog dengan visi ITB, kualitas dan kuantitas isi blog (teks, foto, video, dll.) yang mencukupi, estetika layout blog ditambah kemudahan navigasi, hingga keunikan blog.

Lucu, menurut saya blog Acen (jalanpendaki.com) sudah sesuai dengan tema dan estetika tapi tetap ditolak, beberapa anggota sekte malah blognya kurang dari segi estetika, kok mereka bisa? Bagaimana dengan blog saya yang tidak kalah nge-hits, saya juga rutin menulis tentang traveling, layout blog saya juga keren, fans saya banyak, dan saya juga ganteng, tapi digantung juga. Oh kualitas penulisannya mungkin? Bagaimana dengan blognya Mas Ari (buzzerbeezz.com) yang tulisannya sering memenangkan lomba blog, memang tulisannya Mas Ari jelek sih, belajar nulis lagi ya mas #TamparDiriSendiri.

Eits itu sih syarat sekte lama, bagaimana dengan sekte baru?

syarat travel blogger indonesia

Banyak yang menyarankan saya untuk menulis email dan mendaftar ke sekte baru ini karena dari sekian syarat saya sudah mumpuni. Tapi saya geli dengan syarat nomor 6 (enam) yaitu untuk menulis tentang Travel Blogger Indonesia, yaelah tulis tinggal nulis saja dan kirim email apa susahnya. Enak saja, saya sudah tidak mau di PHP lagi, nanti jangan-jangan setelah menulis tidak dibalas lagi. Pasti dibalas kok lid, yakin lah sumpah. Ada seorang teman travel blogger sebut saja namanya mawar, dia sudah nulis tentang sekte Travel Bloggers Indonesia tapi sampai sekarang belum dapat jawaban juga hahaha. Terus apa bedanya dengan sekte lama =))

Jangankan ngirim email ke sekte tersebut, lha wong saya mention ke twitter saja tidak dibalas. Kasihan, apa perlu saya belikan pulsa untuk daftar paket internet. Itulah mengapa barisan kaum sakit hati juga sudah malas daftar lagi, daripada digantung begitu.

Toh member-member yang sekarang saya lihat di blog mereka juga tidak menulis tentang sekte yang mereka ikuti. Oh mereka member sekte lama yang otomatis migrasi ke sekte baru, jadi masuk tanpa syarat. Mawgad itu diskriminasi kampret. #KZL

Tujuannya apa sih bikin sekte gituan kalau ternyata akhirnya menyesatkan? Setahu saya yang visi sekte lama ingin jadi duta wisata Indonesia dan membantu pariwisata yang berkelanjutan, mbuh opo iki, akhirnya hancur juga. Toh langkah konkrit tidak pernah ada, kalau hanya cuma grup ngobrol di dunia maya saja saya lebih senang gabung dengan komunitas-komunitas blogger biasa saja tanpa embel-embel travel. Mereka lebih konkrit dengan sering kopdar dan berbagi ilmu, mereka bahkan mendata seluruh anggota tanpa tebang pilih, tidak ada eksekutif atau bahkan kepentingan bisnis. Bikin kek acara bersih-bersih pulau rame-rame gitu.

Di luar sana banyak sekali blogger-blogger keren yang menulis tentang traveling, tapi entah kenapa mereka tidak daftar ke TBI. Atau mereka tidak tahu kalau ada sekte keren tersebut? Kasihan mereka nggak gaul ternyata. Jangan suruh saya sebutkan beberapa nama atau alamat website, kalian kok rasanya kurang piknik dan blogwalking. Masak travel blogger kurang piknik?

Terus kenapa kamu nulis ini lid? Ya suka-suka saya dong, saya kan orangnya memang suka bikin drama. Saya hanya ingin tidak ada lagi korban-korban selanjutnya seperti saya dan beberapa teman. Kasihan mereka yang sudah meluangkan waktunya untuk menulis dan kemudian daftar tapi digantung tanpa kejelasan, perhatikan nasib mereka! Halah kamu nulis ginian juga masih berharap kan, sok pakai ngomong perhatikan nasib mereka. Haduh tanpa masuk sekte tersebut saya sudah femes kemana-mana, saya diakui, fans saya sudah banyak, follower saya bot, saya nge-hits, saya ganteng, dan saya sombong.

Semoga Bumi yang kita pijak ini selalu dalam keadaan damai dan penghuninya selalu menebarkan cinta kasih antar sesama. Keep traveling and keep blogging. Salam Pramuka!!!

wpid-alid-with-tbi.jpg.jpeg

Saya di tengah-tengah anggota Travel Bloggers Indonesia, iya kita semua bersahabat tapi karena saya bukan anggota jadi kaos saya kuning bhuhahaha

222 KOMENTAR

  1. Dulu ITB bubar (aku pikir itu nama perguruan tinggi :p) trus diganti TBI. Ntar klo TBI bubar, jangan2 diganti sama BTI, atau BIT, atau TIB, atau IBT, atau singkatan-singkatan 3 huruf lainnya. 😀

    Klo aku sih mikirnya, apa yang sekarang disebut dengan TBI itu lebih kepada suatu kelompok pertemanan, yang mana anggota-anggotanya sudah mengenal dekat satu sama lain. Sehingga, apabila ada orang baru yang ingin bergabung ke dalam kelompok tsb maka orang tsb harus melewati sejumlah fase “orientasi” agar kelak keberadaan orang tsb tidak menganggu “kenyamanan” anggota yang lain.

    Begitulah sekiranya pemikiran saya, hohohoho…

  2. Terus aku piye Lid? Daftar cuma beberapa hari langsung diterima. Emang sih blogku keren walau ga main SEO. Udah gitu aku juga simbok sangat keren huhuhuiii. Ga pernah nyinyir lagi. Bijaksana bijaksini. Tapi bagiku keadaan malah ga nyaman di awal chapter 2 dan mutusin keluar. We blog for the sake of blogging ajalah *bijak

  3. Halo, mas Allid, mas Acen, dan mas-mas yang lain.

    Mau share aja sih. Saat dulu masih bertitel ITB, aku juga ditolak masuk. Tapi aku sadar diri sih. Kualitas grafisku belum bagus, tulisan belum sempurna, dan pengalaman pun masih minim. Kalah telak dengan member lain yang sudah melanglangbuana menembus samudera dan lintas benua.

    Lalu ITB reborn dengan nama TBI, aku mencoba lagi mendaftar dengan melakukan semua persyaratannya. Happily, aku diterima.

    Ya, aku setuju dulu ITB eksklusif banget! Tapi, sekarang TBI lebih merakyat. Ada banyak anggota baru seperti aku, kak Andre, kak Adlien, dll. Yah, hopefully nanti ada kebijakan-kebijakan baru dari TBI sehingga TBI benar-benar menjadi wadah travel blogger seluruh Indonesia 🙂

  4. Hahaha, ini tulisan drama abis. Tapi bisa nangkep sih intinya. Saya mah ikut pede ajah kayak twitnya Alid. Aku pokoke blogger, traveler dan orang Indonesia. Lengkap kap kap…. yeaaayy

  5. Postingan bangkeee ! *ngakak*

    Jadi inget, sekitar medio 2013, pas aku sama Mba Yusmei ke Kudus, dapet kabar kalo http://www.buzzerbeezz.com ditolak TBI. Padahal blog milik Ari genrenya traveling banget. Lah, Ari saja ditolak, apalagi saya yang butiran upil ini. Akhirnya draft pendaftaran yang sudah saya siapkan, saya trash. Pesimis. Ibarat kata naksir orang, tapi udah ketauan bakal ditolak, mending berbesar hati ngga usah nembak sekalian. Hahahaha .. Malah curhat .. 😀

  6. Eh saya jadi baca tulisan ini karena baca Twitt mas Halim, salam kenal saya Indra di Bandar Lampung.
    Saya penulis pemula belum ada apa apa Nya buat blog juga baru 7 bulan. Hahahaha tapi kali merasa eksklusif kayaknya Musti rawat inap dulu yaa.? *eh.! Hahahaah

  7. minta dikomentari aku, Lid? 🙂 aku daftar ITB cuma sebulan langsung plush masuk gitu aja tuh.. mungkin emang aku kerennya seperti simbok Olen, walau dia meninggalkan kami keliling dunia (demi munthu, hiks!)
    dan aku seneng juga gabung TBI, banyak info, banyak temen baru, banyak jejaring baru, eh, dan banyak undangan makan-makan. kan, aku nggak pernah gabung di satu komunitas traveling apa pun sebelumnya. komunitas blogger apalagi. jadi gabung TBI kayak punya banyak sodara baru gitu, secara aku ini aslinya pendiam orangnya.
    menurutku join TBI seperti semacam peminatan aja, eksklusif atau nggak itu, ah..
    *siul-siul*

    • Acieeeeeee kak Indri mah udah masuk golongan pejabat ya pasti pencitraan klo sektenya merakyat bhuahahaha, buktinya banyak korbannya :p

      kita tetep temen kan? tetep sodara kan? wlo aku bukan anggota sekte hahaha

      iyo nek meneng nek ambung-ambungan :p

      • ngapain pencitraan, Lid? kenyataannya emang gitu kok. temen2 di TBI emang baik-baik. kan kamu udah kenal juga. udah ngajak-ngajakin gabung, udah ngobrol banyak soal ini juga. 🙂
        duh, udah sejak oktober 2013 ya ngempet nulisnya? udah 15 bulan, loh. hmm..
        udah berapa ritual sekte tuh yang kamu lewatkan??
        jadi aku kamu anggap pejabat atau anggota sekte??

        • karena pencitraan hanyalah milik citra rahman seorang hahaha… iya mbak aku gak ada masalah sama anggota-anggotanya kok… tahu sendiri kita kan sahabatan. Oktober 2013 itu dari 1.5 tahun digantung mbak hahaha,,, jadi coba itung berapa tahun itu 😀 lebih dari 15 bulan hahaha…

          Nulis beginian bikin drama ya? Ya masak aku harus nulis menjilat-jilat TBI secara aku pernah dikecewakan. Kan sudah tak tulis juga aku gak ingin ada korban-korban selanjutnya toh. Dicek kali emailnya pasti banyak antrian daftar, twitternya tuh juga matek kan? Kasihan mbak kasihan yang uda meluangkan waktunya untuk nulis dan daftar itu. Aku sih gak masalah gak masuk sekte nya mbak yang penting aku kamu dan kita semua sahabatan, bumi akan lebih baik kalau ada cinta damai 😀

          *peluk*

          • betul, selain citra juga ada badai. jadi klop dan komplit lah kalau mau sekte-sektean. drama sih tapi belum nemu produser..

            tentang ikutan kan pilihan masing-masing. aku sih pilih membawa energi positif saja karena masih merasa nyaman di sini. dapat member baru, dapat temen baru juga, teman diskusi juga, senang. rasanya tune aja.. 🙂
            kebetulan aku gabung dan ikutan aktif, jadi dapat manfaat banyak 🙂

            ih, kamu, sebelum peluk-peluk kejar ala film india dulu dong..

              • Mas, aku mau tanya. Kenapa tiba-tiba nulis ini sekarang? Maksudku, ada momen apa kah?
                Bisa dibilang, mas Alid sakit hatinya sama ITB yg dulu. Kalau sama yg sekarang, kamu kan belom pernah coba apply. Agak gimana gitu udah buru-buru ambil penilaian 😀

                • Aduh kaaakkk kamu kayaknya gak baca seutuhnya deh… yg sekarang kan sama-sama tukang php. Banyak temen2 uda menyelesaikan syarat ke 6 yaitu NULIS TTG ITB tapi ga digantung juga. Dibaca lagi ya kak ^^

                  • Ini namaku disebut-sebut! Susah jadi orang ga ganteng tapi femes! Hahahaha…
                    Aku masih ingat petuahmu waktu di Malaysia dulu, Lid. Jangan terlalu berekspektasi dengan tempat wisata yang mau dikunjungi. Kalau ga sesuai harapan, bisa bikin sakit hati.
                    Petuahmu ini juga aku implementasikan di mana pun. Andai kamu lebih bijaksana menyikapi penolakan dari admin ITB waktu itu (sekarang menjadi TBI) dengan mengamalkan petuah yg pernah kamu kasih ke aku, harusnya tidak perlu ada suara sakit hati dalam bentuk seperti ini. It’s not the end of the world, kenapa harus mencemari namamu sendiri dengan cara seperti ini? 😀
                    Tapi idem dengan Nugi, semoga tulisanmu ini menjadi referensi buat admin TBI. Terima kasih sudah peduli. 🙂 *peluk cium basah dari Bangka :-*

                    • Aduh aku terharu kamu masih ingat petuah-petuahku *berasa tua*

                      Btw substansinya beda dong cit, dan aku gak merasa mencemari namaku kok, wong emang namaku sudah tercemar. Wong mengeluarkan unek-unek kok disebut mencemari nama baik. Sakit itu hanya sebuah alibi dan drama buatan kok, sejatinya hanya tidak ingin ada korban lain, aku mah sante aja keles. Oh jadi ada yg kesentil gitu? Klo gak seperti itu ya sante dong. Klo kesentil ya berarti emang begitu kelakuannya :p
                      Oh jadi yg memegang kendali keputusan dan manejemen itu admin toh. Ya jangan jadi referensi admin TBI doang dong.

                      Salam pramuka dari Jombang

                    • komenku itu pendapatku lho, Lid. tidak mewakili komunitas yg udah bikin kamu kecewa. Siapa yg kesentil aku mana tau. hahahaha… aku juga sante keleeeus… eh yuk bikin komunitas baru aja kayak Babang Acen tuh. Denger-denger mau bikin majalah Jalan Pendaki. Meski dia juga kecewa tapi prestasi tetap jalan dan makin kece ajah. Yuk yuk yuk…

                    • Kalau aku liat sih Alid bukan nulis soal sakit hati di sini. Alid cuma menulis pengalamannya. Kalau sakit hati mah udah lamaaaa pasti udah ilang lah (kalau aku sih udah ilang sakit hatinya). Nulis sakit hati itu biasanya gak lama setelah kejadian. Tapi ya bukan Alid kalau nulisnya gak pake drama. Tulisan Alid kan emang kayak gini. Jujur dengan khasnya Alid. Iya gak Lid?

                  • Eh, maap maap. Aku udah baca semua kok. Tapi mungkin nggak teliti. Karena tulisannya panjang lebar kali tinggi sama dengan luas persegi panjang.

                    Kak, udahan dong, nggak usah share-share lagi di medsos. Nanti malah menuai perpecahan loh. Katanya kita semua saudara?

  8. Hahahaha, Ari sama Alid ditolak tho masuk TBI, ini baru berita heboh. Udah lah wis, sesuai bio-ku yaitu Independent Traveler aja. Tak perlu berafiliasi kepada kelompok tertentu tapi tetap menjaga silaturahmi kepada sesama traveler dan travel blogger. Hidup akan lebih tenang kalau tidak terikat apapun. Toh, kalaupun ditolak, kamu gak rugi apa2 kan?

    Tapi beneran sih kata Mbok Olen, kamu emang The Toxic Waste Lips hahaha *ampoooon* 😛

    • Terus aku kapan ditraktir sego becek?
      Ya klo sesama penghobi dikumpulkan jadi satu kan seru bisa rame, tapi ketika niat masuk ditolak terus piye jal haha….

      Yup yang penting aku kamu dan mereka tetap sahabatan 🙂

  9. Baru tahu ada ITB Bang Ald. ketika pertama kali buat blog, senang sekali saya sudah bisa bikin blog. pertama kali tulisan saya ada yang comment, senang sekali tulisan ada yang comment. Tapi kembali kepada tujuan, saya bikin blog memang utamanya untuk kepentingan pribadi. jadi curhat deh..hehe.

  10. Lihat fotonya sy cuma kenal mas Halim San tuh 😀

    Syarat masuk ITB banyak bgt itu.. dan ribet 😀
    Sy mah males gabung2 di komunitas yg ribet gitu hahahaha

    anw, baca profilnya suka hal2 yg berbau India, berarti tiap malam nonton Jodha Akbar dong? 😀

    • Ko Halim emang premannya Solo hahaha…
      Nggak pernah malah nonton Jodha Akbar di tipi haha,,, ilfil tauk liat India pake dubbingan dan itu semacam sinetron di tempat kita. Mending nonton Jodha Akbar yg layar lebar, bintangnya Hrithik Roshan dan Aishwarya Rai 😀

  11. Kalau blog-blog femes kayak gini aja udah daftar, dan digantung, dan ditolak, then who am I wondering to be one of its members? Hahaha *terdengar miris*
    Izin berbagi, saya dulu sempat dapat mention-an tweet dari teman saya tentang persektean begini (sebenarnya sih nggak spesifik sektenisasi begini cuma saya pikir dapat diterapin juga di sini):
    “Entah deh, kalo nggak niat ngelakuin, ya udah. Kalau mau jadiin kegiatannya sebagai pekerjaan– diem, lakuin. udah.”
    Menurut saya sih, di luar atau di dalam komunitas, yang penting tetap berbagi dengan para pembaca melalui tulisan-tulisan sambil tetep berhubungan baik dengan semua orang. Kalau ada yang berkenan komunitasnya dimasuki anggota baru, then I’ll get the chance and say thank you, kalau ternyata ditolak, then it’s okay, I don’t desperately need that community to be a traveler.

    I honestly feel that I’m not the first person saying this to you. If in any case you get irritated, I am sorry. This is just my opinion; no offense.

    Hihi.

    • Dan kemudian saya mlongo buka kamu hehehe… misal masnya suka aliran musik jazz dan ada komunitas jazz, otomatis pengen dong gabung gitu biar bisa sharing sesama penggemar jazz. kan seru dong bisa nambah sodara dan cari pacar #eh

      tetep jalan-jalan tetep berbagi dan tetep ngeblog 🙂

      • Yep, tentunya ingin, tapi kalau komunitas itu tak ingin menerima saya (dengan satu dan lain alasan), tentu saya tak dapat memaksa. Lagi pula, menurut saya pribadi, tentunya keinginan untuk jalan, menulis, dan berbagi kepada semua orang seyogianya harus lebih besar daripada keinginan untuk masuk dan dikenal dalam sebuah komunitas, hihihi.

        Ah, siapakah saya bicara seberat ini? :heheh.

  12. Alhamdulillah … ngak daftar kemana2, karna gw mmg bukan blogger ataupun travel blogger. Gw cuman demen kelayapan trus pamer di blog cumilebay.com #NumpangIklan hahahaha.
    So nikmati ngeblog ala2 wolesss tanpa derama tanpa air mata tanpa mangkel….. Nulis2 sendiri, posting2 sendiri, baca2 sendiri kancutan kusendiri #nyanyi

  13. After read this, I will:

    1. Standing applause
    2. Menunduk takzim
    3. Jabat tangan dan berpelukan

    Insya Allah, mas, insya Allah… 🙂

  14. Huahahhaa.. akhirnya keluar juga sampe tumpe tumpe nih tulisannya.. *ngambilin huruf2 yg jatuh di lantai*

    Halaaaaah, aku paling males melu komunitas. Komunitas blogger Nganjuk ae males, hahaha. mending independen tapi asyik lucu dan punya banyak fans, bebaaaaas nulis sak karepe..

    Nggawe komunitas blogger handsome ae lah.. Seleksinya luwih gampang Lid.

  15. Akoh kmaren sempet daftar n lolos di itb. Dan kyknya skrg masih terdaftar di ITB. Kyknya wkt itu ngga ada syarat muluk deh, yg penting blog mu travel blog, thats it deh. Sampe aku punya kaosnya sgala sebelum akhirnya muncul tbi (sempet mau gabung daftar jg tp ga tau deh skrg dah tgabung blm huahaha).

    Tp tlepas masuk grup apa nggak mah yg pntg kualitas blog kita terus tingkatin aja kali ya. Yaaa grup mgkn cm jd wadah buat promosi blog n tempat bagi2 info kalo2 ada yg butuh narsum dll dkk. Selebihnya toh tetep kudu kerja sendiri buat mencetarkan blog keceh masing masing. Gw aja skrg ga tau, i belong to which group huhu.

    Ato kita bikin grup tandingan yuk hahaha

    • Lah ITB kan sudah hancur berkeping keping… entahlah kok aku digantung sampe 1.5 thn lebih dan kemudian hancur. TBI sama aja tukang gantung, byk temen2 yg daftar jg gak ada balasan hahaha. Yuk yuk bikin yuk sekte sesat lainnya haha

      • Gw malahan ngga pernah ngeh loh kalo ada perubahan sekte ITB-TBI apalah…udh ga ngikutin lg en ga mau tau sejak email gw 3 bln ga ada yg bales. Sesibuk2nya org mosok iya balas email aja ga mampuhh. issh..maap dah gw ngeblog bukan krn mw jd seleb. Ga taunya byk jg yak tnyt barisan sakit hati.

  16. Ini mengugatnya ngga sampe ke pengadilan kan? Ya semoga email mu tulus bukan titipan kementrian atau siapapun (yg cuma merasa didengar).
    Konon nampar bisa nitip tangan orang termasuk nampar lewat tulisan.

    ~aku lelah drama~

  17. Sabar cak :D. Aku sebenarnya mau daftar juga sih, tapi karena baru terjun jadi travel blogger mengurungkan diri. Blog masih di dominasi tulisan tentang komputer :D. nulis disik wae 😀

  18. Aku biarpun member gak ngerasa ekslusif, jarang nimbrung soalnya.hahahah Tapi sumpah aku ngefans dg blog ini. Jujur!!! Semangat Mas Alid. Ssst…kalo mau buat kumpulan tandingan aku gabung juga.. hahahah.. Nyari temen dan menjaga semangat mempopulerkan Indonesia dg siapapun grupnya.

  19. Lid, kamu ga capek bales2in komen sejak tadi?
    Istirahat dulu lah. Wes jam piro iki? Tidur terlalu malam tidak bagus untuk kesehatan kulit lho

    *ceritanya jadi mbak yang perhatian*

  20. Haha, ketawa pas di bagian kehabisan pulsa…. bisa jadi gak dibalas krn kehabisan pulsa… hahaha…
    Sebelumnya pernah dngr group blogger yg sangat eksklusif dlm menerima anggota, tp bukan group traveler sih… tapi dengar skandal TBI atau ITB ini makin menarik aja dunia perblogan… apalagi tau blog mas ari yg sering nulis traveler aja di tolak… mungkin bersabar aja ya mas.. hehe
    Salam

  21. Nyahahahahahhaha astaga om Alid 😛 postingannya cihuy abisss pokoknya 😀

    keep blogging, keep travelling *joget joget*, aku sibuk geretin koper aja deh *mental porter* hahahahahaha

  22. Blog udah kece dan travelling banget gini aja masih di tolak ya, apalagi blog abal2 ane huahuahua… Btw tetap semangat jalan2 dan menulis nya bang, ngkali aja nanti di invite langsung tanpa persyaratan :))

  23. Semenjak ditolak itb gw jd merasa blog gw ada yg salah, sempet berhenti juga beberapa hari ga blog gara2 itu, akhirnya gw tau yg salah adalah gw daftar ke itb coba kalo ga daftar pasti ga bakalan merasa bersalah wkwk 😀

  24. Oh begitu… Saya dah kepo aja sama groupnya hihihi…. Saya bukan blog traveler, blog hanya menulis… Tapi hobi jalan-jalan, dan lebih seneng dipanggil ngapraker…
    Salam kenal…

  25. Waktu itu sempat mau kepikiran jadi member, lalu aku liat2 siapa anggotanya.. errrr, nggak klik aja. Lalu, dengan adanya persyaratan nempelin embel2 Travel Blogger Indonesia di blog kita sendiri, aku malah jadi tambah enggak gue banget deh.

    Ngerasa sok2 nasionalis aja gituuu, pake embel-embel Indonesianya. Kayaknya nggak cocok aja deh sama aku, yaaah, not interested at all. Mending masang google ads or affiliasi yang ngasilin duit dibanding cuman buat sekte2an doang.. ya nggak 😀

    • Aku kan nasionalis kak makanya sakit hati hahaha. Kakak gak nasionalis ya? Nggak klik dengan anggotanya? Mereka baik kok kak, katanya merakyat. Hwahahhah trus kakak udah ngeklik iklanku beloom *ngikik*

      • haha, hati2 ntar kena ban lo sama google, nyuruh2 orang ngeklik ads nya. Google kan digital god, dia maha mendengar.

        Ohh, kamu nasionalis, pantesin.. maap, maap. Aku kurang nasionalis..

      • hehe, karena menurutku dunia itu terlalu besar untuk menjadi nasionalis, aku lebih suka menjadi internasionalist.. hahah, kita traveler, citizen of the world.

        alasan lain sih, blog aku ditulis sebagian in English. nah kalau aku tempelin embel2 Indonesia gede2 gitu, bagiku itu gak aman aja , gak aman buat aku juga buat sekte ini. Gimana nih, inih blogger gak nasionalis bgt pake Inggris. 😛

  26. Eheemmm… sek, benerin dasi dulu
    mas alid yang ganteng (walopun masih gantengan saya), setelah membaca tulisan gak senonoh yang panjang lebar ini saya mengambil beberapa kesimpulan, sebagaimana tertuang dalam point berikut:
    1. TETEP, gantengan saya, catet yes..
    2. sepakat sama mbok olen, blog kita lebih kece, alexa lumayan, follower gak bot
    3. kamu kok ya ngadep monitor terus mantengin traffic, bales komen, apa gak pegel? ngopi-ngopi dulu sana
    4. pulsa internetanku gak abis, wong aku ngenet pake wifi gratis
    5. sepakat sih sama beberapa point mu, makasih masukannya yak, kita bakal berbenah diri kok (tapi tetep kamu gak boleh ikutan sekte kita)
    6. lanjut ke nomer tujuh aja
    7. kamu yang tabah yah?
    8. kita khan masih fren toh?
    9. lupa mau nulis apa
    10. buat genapin biar sepuluh aja sih, gak penting nih komen 😀

    • Ehem emang punya dasi? Bukannya benerin poni?
      1. Gondrong iya, ganteng nehik
      2. Situ kan ga punya duit buat beli follower bot :p
      3. Aku ngadep buku sabak buat balesin kok, dan aku ga suka kopi, enakan mimik cucu.
      4. Tuh kan, wifi gratisan mana bisa beli follower bot.
      5. Gak bakal, sektemu sesat :p oh jadi kamu jubirnya?
      6. Mikir jawaban no tujuh.
      7. Makasih uda nguatin, minjem pundaknya.
      8. Makasih uda dianggep fren bukan musuh ato penebar hawa busuk.
      9. Memorimu berapa giga sih
      10. Salam pramuka

      • ku bales lagi biar rame
        1. gapapa, yang penting unyuk..
        2. follower bot bisa pake aplikasi aja lid, uangnya mending buat sedekah
        3. pagi-pagi jangan ngonlen, ntar dimarahin bos mu, cucumu dicampur vetsin
        4. gapapa, penting ngeksis dulu
        5. sekteku gak sesat, gak tau kalo mas anang..
        6. biarkan point ini menjadi misteri kita semua
        7. kasih pundak.. sejam lima ribu..
        8. pren aja deh, khan kalo gak ada alid gak rame
        9. nah itu, aku juga lupa memoriku berapa 😀
        10. salamualaikum

  27. Mendinglah kalo yofangga kibasin dasi atau poni. Daripada kibasin yang lain?
    1. Aku ga bisa membandingkan kegantengan dua anak buahku sebelum lihat perutnya dijejer
    2. Germo ga punya follower bot nanti anak buah ga laku
    3. Aku ngadep sego gudeg
    4. Aku selalu wifi berbayar. Aku ga murahan
    5. Wah selamat yofangga naik pangkat
    6. Nganu
    7. Alid dikasih bahu jalan aja buat senderan
    8. Aku nganggep alid tetep anak buah. Bukan jaringan wong ga pernah bagi job. Bukan musuh juga, entar levelku turun ke tingkat peceren dong
    9. Hapus cache
    10. Kapan kita ngelotek lagi?

  28. Wuohh udah rameee… ikut ngeramein en numpang tenar ahh…
    Bejo lo Lid urung dimasukin jadi member ITB, tahulah drama yg berlangsung, melebihi season nggak jelasnya Tukang Bubur! Eh tapi dari sana daku bisa blajar ilmu psikologi gratis sih. Jadi tahu karakter2 temen baru di sana, tapi eneg juga pas ada member yg malah atur gini-gitu bikin isi grup kaku, kalo becandaan dikritik, macem dididik militer aja heduhhh. Ehh kok jd curcol ya hehe…

    Oh iya daku join ITB-TBI, biar yg baca jg jelas hehe. Pas rejoin lagi di TBI pasca geger sekte lama, kondisi nggak lebih baik, karekter perorangan ( wasapp grup ) masih keliatan egonya masing-masing. Jadi ya wes lah daku kluar dari aktivitas TBI, cuma numpang nama ajal di web-nya tp udah males memperdalam ilmu psikologi lagi. Lagian repot kalo kluar dari sekte baru aja mesti bikin aurat ehh surat terbuka. Maklum nggak bakat bikin surat, kirim surat cinta ke gebetan ae diphp terus hahaha #lanjutcurhat. Wes gitu aja komenku… jujur masih nggak ada keuntungan jelas di sekte baru tersebut bagi para member (lama maupun baru).

    (Bagi admin TBI yg ngintip komen ini en kesinggung, ojo ngedumel tapi bikinlah perubahan aksi bukan season nggak jelas Tukang Bubur) Salam Pramuka 😀 😀

  29. wah…barusan mau gabung, udah dapat berita beginian. terus nasib pemula seperti saya yang baru belajar ngeblog dan pengen eksis (baca:ngetop) kaya yang lain gimana yak? mohon bimbingan dan instruksi selanjutnya dari para master sekalian. monggo pinarak ke makanjalan.com

  30. senasib lin dulu sempat daftar di ITB tapi gk jelas padahal udah taruh logo loh terus yang sekarang pengen ikut lg cuma malas hehehhe.., tapi aku pangling loh bg Ari ama Acen gk dtrima? perasaan blog mereka lumayan loh, blog mu juga kece,. dlu aku malah sempat ngemis buat di friend list mu hehehe

  31. saya orang Indonesia, punya blog, kadang post soal travel, gak pernah gabung sekte apapun apa lagi ITB dan TBI. Salam damai dari bapak TB :))

  32. sepertinya TBI ini anggotanya hanyalah orang-orang yg sudah kenal lama..alias sudah berteman lama…jadi kalo ada orang baru yg mau join…dianggap orang asing…untungnya nggak dianggap alien….. speertinya saya juga pernah dikirimi email penolakan dech 😀
    nggak usahlah terlalu memaksakan diri untuk join dengan TBI or ITB ini….., jadi tarveller blogger itu kan tidak harus dan tidak wajib gabung dengan blog semacam ini……,
    keep happy blogging always,,,salam dari Makassar…

  33. Wah aku baru tau ada grup kayak itu :O pasti keren-keren ya membernya disana. Beruntung mas ngga sendirian yg ‘digantung’, ada barisan sakit hati yg lain ternyata =))

    Salam kenal mas alid ^_^, btw nested comment nya dibatasin aja tuh bacanya agak ribet yg udah direply beberapa kali 😀

  34. Sama nih, baru tau juga ada group gituan. Aku ngeblog malah cuma iseng2 doank dari pada poto2nya cuma ada di memory card mending ditaro di blog, sukur2 ada yg liat. Pertama blog ku di komen sama Alid aja udah terharu, gak kepikiran buat join sekte2 segala, kikikiiik

    salam kenal lagi Lid 😀 *biar lebih akrab*

  35. Dulu kami sempat jadi anggota ITB . Kami malah baru tau kalau ini grup elit, kirain cuma grup biasa. Awalnya iseng2 daftar ehh rupanya keterima..
    Tapi sampai skrng kami nggak tau untungnya ikut grup ini kecuali untuk promosi blog..

  36. aku malah gak ngerti grup beginian lid.
    baru denger aja dari tulisanmu ini.

    wkwkwk geblek komennya sampe ratusan gitu.
    tapi emang sih komennya emang lebih seru dari artikelnya

    eeehh penontoon~

  37. *newbie nyimak*
    ooooh jadi begini situasi dunia perblogeran hmmmm… *manggut-manggut

    di indonesia jangan sampe bikin komunitas dengan embel2 “indonesia” nanti yg lebih expert gak diikut sertakan ya jadinya kacau dunia persilatan.
    padahal sejatinya( ceileh sejatinya ) komunitas itu tujuannya mempersatukan kan?

    saya juga mau bikin ah “komunitas orang orang yang gak punya komunitas” gimana?

    btw seru mas tulisannya. polow ah,biar makin femes.biar ada yg endors keliling india.salam buat kajol.

  38. Hahhaahha…mas alid… lgs plong deg baca postingan ini…trnyata banyak yg ditolak :D.. Aku jg kok mas…malu bgt aku, smpe sempet sedih.. cuih… aku tuh mikirnya mungkin apa krn aku nulis ttg kuliner jg ya, makanya ga diterima wkwkwkwk….

    ternyata itu klub odong2 emg sok2 ekslusif toh 😀

  39. Salam kenal semuanya.
    Saya blogger newbie dari Aceh, kenal betul sama Ari dan Citra–ternyata keduanya beda nasib dalam diskusi ini. #peace
    Saya nyimak aja diskusi menarik ini dan menyimpulkan: “yang penting bisa terus jalan, nulis, dan ngeblog, ya.. saya akan tetap traveling dan blogging untuk berbagi cerita meskipun tidak join dengan grup blogger keren.” 😀

  40. oiyo nek tak pikir yo ngono, paling sampeyan sek medok mas 😀

    untung aku gag tau daftar, eh tau daftar palingm sadar dirilah aku ini sapa :hiks.

    btw salam kenal ya 🙂

  41. Belum pernah daftar TBI nih, masih newbie jadi belum banyak yg bisa dibanggain dr travel blog-ku. Kalo blog-blog yang udah veteran aja didiemin dan ditolak, jadi mikir-mikir lagi deh mau gabung. Woless aja deh nulis suka-suka, traveling suka-suka

    Cara nulis lo lucu nih Lid, follow ah~~

  42. Wihhhh ternyata banyak yang udah daftar di TBI tapi ditolak ya…. !!, jadi ngerasa punya banyak sodara senasib. hahah, kalau gitu buruan bikin komunitas baru aja…,, Bang Alid yang jadi ketua, plus Foundernya, tunggu apalagi bangg…,, kami yang ditolak punya harapan besar kepadamu… hahaha

  43. Ya ampun, aku baru baca post Alid ini di tahun 2016. Kemana aja diriku?
    Ya jalan-jalan dong…maklum kaya dari lahir. #lambelamis

    Halan-halan pake duit sendiri lebih tenteram dan ga ada deadline. Woles banget

  44. Salam kenal Mas Alid! Postingan lama, tapi saya baru baca gara2 ditweet Mas Halim. Errr.. Justru saya dulu di’masuk’kan ke ITB oleh para foundernya, pas jaman awal2 banget ituuu, kayaknya gara2 saya menang blogger award (yang saya kaget kok tau2 menang hahaha) tapi saya ngga pernah diberitahu, diajak ketemu kek, diemailin kek, atau interaksi lainnya. Trus saya ga pernah ikut acara kopdar2an ato ikut acara online mereka kan, jd kayaknya udah didupak sejak lama deh hahaaha bahkan aku baru tau kl ITB bubar dan diganti TBI.

    Tapi pas awal2 ada ITB dan saya ga ada interaksi (yeaah emang sayanya malesan anaknya) saya bikin INTB mas alias Indonesian Nggerus Travel Blogger (Nggerus artinya galau dlm bahasa Jawa,FYI) yang syaratnya harus nulis kisah traveling yang galau-galau dibalut syair nan syahdu. Anggotanya cuma bertiga, ini lebih eksklusif lagi, gaboleh ada yang daftar! Hahaha. Sebenernya ini cuma buat lucu2an aja krn pas itu udh ngerasa eksklusifnya si ITB ini. (Aduh ga penting deh ceritanya)

    Jadi menyadari kalo saya blogger malesan deeeh.. Banyak ngga kenal sama teman2 yg ada di kolom komen atas. Mungkin besok klo ada event saya kudu ikutan haha.

    Sori panjang..

  45. Wkwkwk.. Gile baca postingannya.. Padahal gue baru aja mau daftar kuliah di ITB, tp begitu baca posting ente yang menggugat keadilan tuh, rasanya mo pikir2 2x lagi deh. Kazian jg y ente digantung 2 tahun.. Lagian lucu jg ni sekte ITB bikin persyaratan blog hrs aktif minimal 6 bulan–ngapa gak nunggu 9 bulan aja biar sekalian lahiran.. But overall, thanks buat info uneg unegnya sob..

  46. zaman segitu, blog NDAYENG belum lahir wkwkw, jadi siapa sebenarnya orang dalam yang menghancurkan sekte itu? wait..wait… kok ada si Halim?

Tinggalkan Balasan ke Alid Abdul Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here