Categories: FeaturedJournal

Menggugat Grup Travel Bloggers Indonesia

Konon di sebuah planet Bumi yang damai ini terdapat sebuah sekte keren nan ekslusif dengan nama Indonesian Travel Blogger,  (((((INDONESIAN TRAVEL BLOGGER))))) wuih merinding bacanya. Karena sekte tersebut keren saya mencoba mengirim email permohonan untuk bergabung, dan sampai sekarang saya tidak pernah sekalipun mendapatkan email jawaban ditolak ataupun diterima jadi anggota, sialan saya di PHP. Sekte yang baru saja berdiri tersebut ternyata dihancurkan oleh salah satu anggotanya dari dalam, oh ada pengkhianat. Hati saya riang sekali begitu mendengar kabar bahwa sekte eksklusif tersebut hancur, iya saya sakit hati lantaran lamaran saya digantung.


Ternyata kehancuran ITB banyak yang mengamini, saya sebut saja kaum tersebut sebagai kaum barisan sakit hati, cakidhnya tuh di sini *nunjuk selakangan*

Dan nyinyiran pun berlanjut…

Mas Ari (@buzzerbeezz)  seorang travel blogger sejati dan putra bangsa alias orang Indonesia, tulisannya banyak berbagi seputar Aceh, beberapa kali memenangkan lomba blog dengan hadiah jalan-jalan gratis DITOLAK. @acentris atau biasa menyebut dirinya babang adalah seorang pendaki gunung, tulisannya juga seputar gunung, dia asli berdarah Sunda yang secara otomatis menjadikan dia warga Indonesia, dia bahkan pernah menulis buku antologi walau tidak best seller, dia seorang travel blogger juga DITOLAK. Korbannya masih banyak selain mereka berdua. Tapi si Acen masih lebih beruntung daripada kita-kita karena dia mendapat surat cinta penolakan.

Dua manusia Indonesia tersebut saya angkat namanya di postingan ini karena mereka ingin numpang ngetop di blog saya dan nambah backlink. Padahal masih banyak kaum-kaum seperti kami yang tidak berhasil masuk ke sekte Indonesian Travel Bloggers saking ekslusifnya. Ah sudah lah itu semua masa lalu, hidup harus move on gaes. Iya kami bersyukur sekte tersebut hancur berkeping-keping dan lebur ke tanah. Modyar koweeee…

Membaca surat cinta penolakan yang ditujukan ke Acen saya jadi bertanya-tanya, kriteria seperti apa yang mereka minta?

Perlu diketahui bahwa penerimaan ataupun penolakan lamaran keanggotaan suatu blog oleh ITB didasarkan atas beberapa hal, antara lain: kesesuaian isi blog dengan visi ITB, kualitas dan kuantitas isi blog (teks, foto, video, dll.) yang mencukupi, estetika layout blog ditambah kemudahan navigasi, hingga keunikan blog.

Lucu, menurut saya blog Acen (jalanpendaki.com) sudah sesuai dengan tema dan estetika tapi tetap ditolak, beberapa anggota sekte malah blognya kurang dari segi estetika, kok mereka bisa? Bagaimana dengan blog saya yang tidak kalah nge-hits, saya juga rutin menulis tentang traveling, layout blog saya juga keren, fans saya banyak, dan saya juga ganteng, tapi digantung juga. Oh kualitas penulisannya mungkin? Bagaimana dengan blognya Mas Ari (buzzerbeezz.com) yang tulisannya sering memenangkan lomba blog, memang tulisannya Mas Ari jelek sih, belajar nulis lagi ya mas #TamparDiriSendiri.

Eits itu sih syarat sekte lama, bagaimana dengan sekte baru?

Banyak yang menyarankan saya untuk menulis email dan mendaftar ke sekte baru ini karena dari sekian syarat saya sudah mumpuni. Tapi saya geli dengan syarat nomor 6 (enam) yaitu untuk menulis tentang Travel Blogger Indonesia, yaelah tulis tinggal nulis saja dan kirim email apa susahnya. Enak saja, saya sudah tidak mau di PHP lagi, nanti jangan-jangan setelah menulis tidak dibalas lagi. Pasti dibalas kok lid, yakin lah sumpah. Ada seorang teman travel blogger sebut saja namanya mawar, dia sudah nulis tentang sekte Travel Bloggers Indonesia tapi sampai sekarang belum dapat jawaban juga hahaha. Terus apa bedanya dengan sekte lama =))

Jangankan ngirim email ke sekte tersebut, lha wong saya mention ke twitter saja tidak dibalas. Kasihan, apa perlu saya belikan pulsa untuk daftar paket internet. Itulah mengapa barisan kaum sakit hati juga sudah malas daftar lagi, daripada digantung begitu.

Toh member-member yang sekarang saya lihat di blog mereka juga tidak menulis tentang sekte yang mereka ikuti. Oh mereka member sekte lama yang otomatis migrasi ke sekte baru, jadi masuk tanpa syarat. Mawgad itu diskriminasi kampret. #KZL

Tujuannya apa sih bikin sekte gituan kalau ternyata akhirnya menyesatkan? Setahu saya yang visi sekte lama ingin jadi duta wisata Indonesia dan membantu pariwisata yang berkelanjutan, mbuh opo iki, akhirnya hancur juga. Toh langkah konkrit tidak pernah ada, kalau hanya cuma grup ngobrol di dunia maya saja saya lebih senang gabung dengan komunitas-komunitas blogger biasa saja tanpa embel-embel travel. Mereka lebih konkrit dengan sering kopdar dan berbagi ilmu, mereka bahkan mendata seluruh anggota tanpa tebang pilih, tidak ada eksekutif atau bahkan kepentingan bisnis. Bikin kek acara bersih-bersih pulau rame-rame gitu.

Di luar sana banyak sekali blogger-blogger keren yang menulis tentang traveling, tapi entah kenapa mereka tidak daftar ke TBI. Atau mereka tidak tahu kalau ada sekte keren tersebut? Kasihan mereka nggak gaul ternyata. Jangan suruh saya sebutkan beberapa nama atau alamat website, kalian kok rasanya kurang piknik dan blogwalking. Masak travel blogger kurang piknik?

Terus kenapa kamu nulis ini lid? Ya suka-suka saya dong, saya kan orangnya memang suka bikin drama. Saya hanya ingin tidak ada lagi korban-korban selanjutnya seperti saya dan beberapa teman. Kasihan mereka yang sudah meluangkan waktunya untuk menulis dan kemudian daftar tapi digantung tanpa kejelasan, perhatikan nasib mereka! Halah kamu nulis ginian juga masih berharap kan, sok pakai ngomong perhatikan nasib mereka. Haduh tanpa masuk sekte tersebut saya sudah femes kemana-mana, saya diakui, fans saya sudah banyak, follower saya bot, saya nge-hits, saya ganteng, dan saya sombong.

Semoga Bumi yang kita pijak ini selalu dalam keadaan damai dan penghuninya selalu menebarkan cinta kasih antar sesama. Keep traveling and keep blogging. Salam Pramuka!!!

Saya di tengah-tengah anggota Travel Bloggers Indonesia, iya kita semua bersahabat tapi karena saya bukan anggota jadi kaos saya kuning bhuhahaha

Alid Abdul

Travel Blogger asal Jombang yang hobinya traveling dengan gaya backpacker. Blog ini adalah kumpulan cerita dari mimpi-mimpinya yang menjadi kenyataan.

View Comments

  • Lid, kamu menghancurkan pencitraanku yang tabah dan berwibawa lid. Bencik!

    ...tapi i will never join lagi juga sih, trauma masa lalu. cakidh kak. CAKIDH!

  • Dulu ITB bubar (aku pikir itu nama perguruan tinggi :p) trus diganti TBI. Ntar klo TBI bubar, jangan2 diganti sama BTI, atau BIT, atau TIB, atau IBT, atau singkatan-singkatan 3 huruf lainnya. :D

    Klo aku sih mikirnya, apa yang sekarang disebut dengan TBI itu lebih kepada suatu kelompok pertemanan, yang mana anggota-anggotanya sudah mengenal dekat satu sama lain. Sehingga, apabila ada orang baru yang ingin bergabung ke dalam kelompok tsb maka orang tsb harus melewati sejumlah fase "orientasi" agar kelak keberadaan orang tsb tidak menganggu "kenyamanan" anggota yang lain.

    Begitulah sekiranya pemikiran saya, hohohoho...

    • Aku baca loh komenmu di blognya Bekabuluh tentang hancurnya ITB hahaha.

      Bisa jadi bisa jadi... keberadaan saya tidak membuat nyaman mereka karena mereka kalah ganteng kali yak :p

  • Bikin Indonesia Travel Blogger versi lain yuk Mas. Saya daftar ya...Tapi janji jangan ekslusif ya..Travel blogger yang tak tertampug di sekte TBI kan banyak :)

    • Sekte tandingan gitu? Hahaha BTI ato BIT? Hahaha... memang sih mbak banyak yg tidak tertampung. Blognya mbak evi jg okeloh masak ditolak juga. Terus jadi bikin neh?

  • Huahahahaha.. Aaaliiiiiiddd.. Drama banget emang ya. Btw, ada gak sih yang dulu udah ditolak ITB terus daftar ke TBI dan diterima?

  • Terus aku piye Lid? Daftar cuma beberapa hari langsung diterima. Emang sih blogku keren walau ga main SEO. Udah gitu aku juga simbok sangat keren huhuhuiii. Ga pernah nyinyir lagi. Bijaksana bijaksini. Tapi bagiku keadaan malah ga nyaman di awal chapter 2 dan mutusin keluar. We blog for the sake of blogging ajalah *bijak

  • Halo, mas Allid, mas Acen, dan mas-mas yang lain.

    Mau share aja sih. Saat dulu masih bertitel ITB, aku juga ditolak masuk. Tapi aku sadar diri sih. Kualitas grafisku belum bagus, tulisan belum sempurna, dan pengalaman pun masih minim. Kalah telak dengan member lain yang sudah melanglangbuana menembus samudera dan lintas benua.

    Lalu ITB reborn dengan nama TBI, aku mencoba lagi mendaftar dengan melakukan semua persyaratannya. Happily, aku diterima.

    Ya, aku setuju dulu ITB eksklusif banget! Tapi, sekarang TBI lebih merakyat. Ada banyak anggota baru seperti aku, kak Andre, kak Adlien, dll. Yah, hopefully nanti ada kebijakan-kebijakan baru dari TBI sehingga TBI benar-benar menjadi wadah travel blogger seluruh Indonesia :)

    • Aku sih paling males syarat ke 6 nya ituloh haha. Kalah telak? Gak juga ah, banyak noh anggota TBI yg gak sering kemana mana, dan tulisannya bukan ttg traveling jg, banyaaakkkk. Cari ndiri hahaha... iya mereka merakyat, buktinya aku banyak yg kenal dan baik2 saja. Manajemennya noh yg busuk #eh

      • Mas alid, saya dulu pernah ditolak ITB 8 hari setelah submit dengan bahasa yang sama persis hehe tapi tetep kalem aja mas lanjut traveling aja.

        Ciyeee dramanya gain traffic nih. Pinter kamu mas haha :))

        • yaelah gak pake drama trafficku uda tinggi kok *sombong*
          8 hari ya? enak dong? aku 1.5 tahun tanpa balasan *sakit*

          • Ahaha. Makasih, mas. Yah, aku hanya ingin mengamini namaku sendiri :)

            Bang Bobby juga sama. Dulu ditolak terus coba lagi, diterima. Semua kembali kepada bagaimana kita memandang dan menyikapi sesuatu.

  • Hahaha, ini tulisan drama abis. Tapi bisa nangkep sih intinya. Saya mah ikut pede ajah kayak twitnya Alid. Aku pokoke blogger, traveler dan orang Indonesia. Lengkap kap kap.... yeaaayy

Recent Posts

Reuni di Gunung Tanggung

"Hid weekend ini nganggur nggak? Kamping yuk!" Saya mengontak seorang kawan bermain saat kecil dahulu,…

Maret 1, 2021

Oh Ranu Kumbolo

Tahun 2020 sungguh ambyar pokoknya, ajuuuuuur juuuuuuummm. Apalagi kalau bukan karena Koronamaru. Semua mimpi dan…

Februari 24, 2021

Danau Toba, Saya Datang!

“Cabin crew, prepare for landing!” Begitu pilot mengumumkan akan segera mendarat, saya langsung menegakkan sandaran…

Juli 27, 2020

Mencret di India

Saya melewatkan sarapan di hostel karena jam makan pagi adalah jam 9, yang bagi saya…

Juli 21, 2020

Kepanasan di Udaipur

Banyak plang-plang bertuliskan "Watch Octopussy Movie Every Evening 7 pm" di gang-gang jalanan Udaipur. Film…

Juni 10, 2020

Kangen Jogja

Hari ini adalah Lebaran hari ketiga, sumpah Lebaran tahun ini sungguh sangat aneh. Beberapa masjid…

Mei 26, 2020