Mengintip Bukti Kejayaan Dinasti Pallava di Mahabalipuram

65

Keringat dingin dan deg-degan begitu menyadari bahwa tiga kartu ATM Bank Indonesia yang saya bawa tidak dikenali mesin ATM bank di Bandara Internasional Chennai, Tamil Nadu di India. Hampir 1.5 jam saya menghabiskan waktu mondar-mandir dari lantai 1 dan 2 di terminal keberangkatan domestik, keluar masuk ATM tanpa hasil.

landing-chennai.jpg.jpeg

India saya datang lagi

Hanya ada 3 mesin ATM saja di bandara seluas itu, kedatangan intenasional hanya ada penukaran mata asing tanpa adanya mesin ATM. Dari 3 mesin ATM hanya 2 yang berfungsi tapi tidak mengenali kartu saya, yang 1 lagi sedang rusak.

Saya sendirian di India tanpa uang sepeserpun, hanya ada nomor telepon kawan saya di Chennai yang bahkan saya tidak punya recehan untuk menelpon.

Setelah menenangkan diri saya mencoba kembali peruntungan saya. Dengan santai saya masukkan kartu ATM, tidak juga ditelan. Saya cabut dan jreng kemudian ada perintah masukkan nomor pin. Hweeeehhh…. Nangis bahagia akhirnya bisa juga menguras tabungan Rupiah menjadi Rupee.

Jadi ternyata mesin ATM di India itu caranya adalah masukkan kartu dan cabut tanpa ditelan, kemudian masukkan pin. Terus kenapa tadi saya masukkan kartu keluar kalimat “card unknown” ternyata posisi kartu ATM yang salah. Pantesan! Duh begooookkk!

Karena banyak menghabiskan waktu di bandara saya putuskan naik taksi prepaid untuk menuju rumah kawan saya. Awalnya sih mau naik bis kota tapi daripada nanti nyasar-nyasar lagi dan buang-buang waktu lagi. Sebenarnya nggak takut kesasar tapi menuju rumah kawan saya naik bis harus oper sana oper sini. Kalau di Indonesia taksi prabayar biasanya lebih mahal, di sini lebih murah taksi prabayar daripada taksi tidak resmi. Di Chennai saya ditawari harga yang selangit daripada taksi resmi.

Singkat kata saya sudah duduk manis di atas motor gede Royal Enfield dibonceng kawan saya, Srihari. Kami rencananya menuju Mahabalipuram, sekitar 1,5 jam perjalanan dari Chennai.

Mahabalipuram atau juga disebut Mamallapuram (Tamil: மாமல்லபுரம்) pada abad ke 7 merupakan kota pelabuhan penting Dinasti Pallava. Pernah mendengar aksara Pallawa? Yup beberapa prasasti yang ada di Indonesia menggunakan huruf dari kerajaan Pallava di India Selatan tersebut. Contohnya prasasti Yupa di Kutai, Kalimantan Timur. Prasasti Tuk Mas dan Canggal di Magelang. Kemudian beberapa prasasti kerajaan Tarumanegara di Tatar Sunda juga menggunakan aksara Pallawa. Duh saya kelihatan pinter yak kalau ngomongin beginian hehe.

mahabalipuram-alid-2.jpg.jpeg

Aksara Pallawa juga merupakan akar dari aksara Hanacaraka atau huruf Jawa yang pernah saya pelajari sewaktu di sekolah dasar. Yang ketika ujian selalu nyontek karena nggak hapal huruf-hurufnya yang melungker-melungker tersebut  haha, dan sekarang saya menyesal kenapa dulu tidak serius mempelajari huruf Jawa tersebut.

mahabalipuram-alid-1.jpg.jpeg

Salah satu peninggalan kerajaan Pallava tersebut adalah candi-candi di Mahabalipuram. Yang menarik candi di sana begitu unik karena dibuat dengan teknik rock-cut; yaitu memahat batu utuh sedemikian rupa hingga menyerupai bentuk yang diinginkan. Ya kalau batunya sekepal tangan atau sebesar kepala orang sih biasa saja. Tapi candi di sana berbentuk kuil-kuil lengkap dengan pilar-pilarnya. Bayangkan betapa besar batu yang dipahat dan betapa rumitnya pekerjaan yang harus dilakukan. Apalagi begitu detailnya motif atau relief pada tembok candi. Teknologi pada abad 7 saya yakin belum begitu canggih dan masih menggunakan peralatan tradisional. Mahabalipuram sendiri sudah masuk daftar UNESCO World Heritage sejak tahun 1984.

mahabalipuram-alid-3.jpg.jpeg

Mercusuar itu tidak termasuk peninggalan abad ke-7 loh, tapi foto-able banget

neer-mor-alid.jpg.jpeg

Neer Mor

Untuk mengunjungi candi-candi di Mahabalipuram bisa menyewa bajaj atau sepeda onthel. Mau lebih murah lagi bisa jalan kaki, sebab jaraknya hanya selemparan batu saja dari candi satu ke candi yang lain. Persiapkan stamina dan siap-siap dengan udara yang panas. Kalau haus bisa jajan minuman Neer Mor, susu cair hambar yang dicampur rempah dan rasanya asam tapi seger banget. Beruntung saya dibonceng kawan naik motor sejak dari Chennai dan dia walau sudah lama tinggal di Chennai tapi ini pertama kalinya dia ke Mahabalipuram. Yah semua demi nganterin orang ganteng dari Jombang, Indonesia raya.

pancha-rathas-alid-2.jpg.jpeg

Pancha Rathas

Yang wajib dikunjungi di Mahabalipuram adalah Pancha Rathas atau lima rathas. Rathas berarti chariot atau kereta tempur (chariot), pancha tentu saja lima yang memang ada lima bangunan yang menyerupai kereta tempur yang terbuat dari batu utuh yang dipahat. Dan setiap rathas dinamakan sesuai dengan Pandawa Lima; Arjuna, Bhima, Yudhishthira, Nakula dan Sadewa, serta Drupadi. Makanya disebut juga dengan Pandava Rathas. Lucunya bangunan-bangunan tersebut tidak ada kaitannya sama sekali dengan tokoh-tokoh dari Mahabharata tersebut. Namanya sudah terlanjur kondang disebut begitu, sama seperti kalau beli Aqua di sini tapi sama penjualnya dikasih merek Club.

pancha-rathas-alid-1.jpg.jpeg

Dekat dengan laut ada Shore Temple yang dibangun pada abad ke-8. Ada dua bangunan kecil dan satu bangunan besar yang terbuat dari batu granit. Kuil ini masih difungsikan sebagai tempat ibadah, saya lihat beberapa orang antri berdoa di Linga Dewa Siwa, termasuk kawan saya Srihari. Pada 26 December 2004 candi ini terkena hantaman tsunami tapi kerusakannya tidak begitu besar. Malah ditemukannya beberapa artefak-artefak penting di sekitaran lokasi karena kikisan air laut yang menghantam daratan.

shore-temple-alid-2.jpg.jpeg

shore-temple-alid-3.jpg.jpeg

Shore Temple

shore-temple-alid-1.jpg.jpeg

Srihari dan Artis Jombang

Selain dua itu ada satu kompleks luas yang isinya terdiri dari banyak monumen, candi, gua berukir, menhir, dan banyak bangunan lainnya yang menandakan kejayaan zaman megalitikum Dinasti Pallava. Arjuna’s Penance dan Khrisna Butterball adalah bangunan yang saya incar untuk bisa narsis foto.

Arjuna’s Penance lokasinya tepat di pinggir jalan jadi siap-siap saja dikagetkan dengan bunyi klakson mobil. Soalnya yang motret pasti harus ke tengah jalan. Paling mengesalkan ketika ada mobil tiba-tiba berhenti di tengah jalan dan penumpangnya memotret seni mahakarya dari dalam mobil tanpa mau memarkirkan mobilnya. Sementara mobil-mobil di belakangnya membunyikan klakson keras-keras sambil misuh-misuh.

arjunas-penance-1.jpg.jpeg

WOI MINGGIR WOI, JAMPUT OG!

arjunas-penance-2.jpg.jpeg

AKHIRNYA SETELAH MINGGIR MASIH BOCOR JUGAK

Arjuna’s Penance atau disebut juga Descent of Ganges adalah dua batu besar utuh yang dipahat sedemikian rupa. Terhitung ada 146 figur mulai dari binatang dan dewa. Tepat di sampingnya ada Panchapandava Cave Temple yang juga terbuat dari batu utuh yang dipahat.

khrisna-butterball-alid-2.jpg.jpeg

Selain Arjuna’s Penance yang paling ramai antri untuk berfoto adalah Khrisna Butterball, sebuah batu besar tanpa pahatan istimewa. Yang membuat spesial adalah batu tersebut melawan hukum fisika, melihat fotonya saja pasti sudah tahu kenapa. Hampir semua turis alay berfoto dengan gaya sok mendorong atau mengangkat batu biar disangka perkasa. Yah saya juga nggak mau kalah alay bhuahaha. Sama seperti ketika di Singapura saya pasti foto dengan gaya sok minum air mancur dari muntahan patung singa haha.

khrisna-butterball-alid-1.jpg.jpeg

khrisna-butterball-alid-3.jpg.jpeg

AHAHA TURIS ALAY

Seporsi menu vegetarian khas Tamil yang disajikan di atas daun pisang menutup perjalanan saya di Mahabalipuram. Bagi lidah saya rasanya enak dan ada yang tidak enak, ada yang sedap, ada yang asin, asam, campur aduk pokoknya. Satu porsi memang isinya bermacam-macam makanan seperti Sambar, Kootu, Periyal, Kuzhambu, Vadai, dan lainnya. Dimakan dengan nasi putih dan daun pisang sebagai alasnya atau thala vazhai illai. Saya sendiri tidak menghabiskan makanan saya karena memang porsinya yang banyak. Mau saya bungkus untuk bekal perjalanan takutnya mereka tidak punya kertas minyak macam di Indonesia hehe.

virundhu-alid.jpg.jpeg

Always travel safe and happy traveling!

65 KOMENTAR

  1. “Keringat dingin dan deg-degan begitu menyadari bahwa tiga kartu ATM Bank Indonesia…”

    Aku menangkap nada-nada kesombongan dari kalimat itu. Wait, blogger ngetop dan (ngakunya) ganteng dari Jombang hanya punya 3 kartu debit? :v

    India emang beda hahaha. Cara narik uangnya pun beda. Mungkin karena sudah capeknya petugas bank ngurusin orang yang kartu debitnya tertelan jadi ATM-nya didesain begitu ya hahaha.

    Mengenai Mamallapuram, hmm apa pernah dipake buat syuting film, Lid? kok kayak pernah lihat di manaaa gitu.

    • Bhuahahaha aku belum ngeluarin 4 kartu kredit loh om yang 3 platinum loh #eh

      Nah nah nah kenapa mungkin bagus juga yak sistemnya dibuat gitu, capek ngurusin atm ketelen.

      Katanya sih Shore Temple dijadiin syuting adegan pernikahan film 2 States, tapi setelah saya lihat-lihat bener-bener beda tapi serupa hehe. Beberapa bilang kuil di 2 states setting bikinan. Tapi klo film2 Tamil banyak juga keknya syuting pake setting di Mamallapuram.

  2. Ini mah namanya asal banget dari kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia dan mungkin Asia Tenggara kali ya Mas. Bentuk candinya di Shore Temple juga menurut saya sepintas mirip dengan candi-candi masa awal Hindu seperti Dieng dan Gedong Songo :hehe. Cuma memang yang berbeda itu bahan pembentuknya yang menyesuaikan dengan daerah ya, kalau di sana batu-batuan besar banget sementara di sini batunya kecil-kecil yang akhirnya disusun lagi, dipahat, dilepa, dan akhirnya jadilah bebatuan candi seperti sekarang. Menarik untuk dikunjungi dan diteliti, ya. Apalagi kalau relief cerita itu ada penjelasannya :haha. Mudah-mudahan bisa ke sana :hoho.

    • Klo saya bahas reliefnya bisa sepuluh bab dan bikin ngantuk haha. Orang banyak banget reliefnya.

      Klo shore temple dibangun dengan batu susunan blok granit. Klo yg lain emang dari batu besar utuh yg dipahat. Bukan menyesuaikan daerah sih, tapi emang zaman megalitikum model-model tekniknya seperti itu toh, di Indonesia juga byk ditemukan menhir, peti mati, punden berundak dan monumen2 dr batu besar utuh yg dibentuk sedemikian rupa.

      Segera ke sana om Gara, seru loh di sana

      • Hmm, bahannya granit ya Mas, padahal granit gede dan keras banget kan :hehe.
        Ooh jadi masih ada napas megalitikumnya ya. Wah menarik, kan semacam peralihan dari prasejarah begitu jadinya ya.
        Sip sip, mudah-mudahan bisa segera ke sana :amin.

        • Nah loh aku jadi bingung haha, abad 7 masih pra sejarah blm? Tapi model-model batu-batu besar itu kebudayaan megalitikum. Ah tapi detailnya terlalu sempurna. Ah aku harus belajar lagi ahaha

          • Semestinya sih sudah, secara abad ke-4 saja sudah dibawa ke Indonesia, aturan di asalnya sendiri lebih dulu dari itu ya :hihi. Aaak saya juga jadi bingung sendiri :hihi, saya juga ikutan bongkar-bongkar lagi deh siapa tahu ketemu petunjuk.

  3. Tiga kartu debit, empat kartu platinum! Joss Lid, aku bangga konconan karo koe. Tapi kok baca iki gelo yo ora sido nekad tuku tiket India bareng koe iki! Gek langite cetar ngunu, foto-able, instagramable kabeh hiks.

  4. wah bisa bayangin di negeri orang, bahasa india pula gak tau apa apa kartunya gak bisa fungsi terus gimana tuh..beruntung pokoknya mas..btw itu batu bisa berdiri miring kek gitu gimana caranya ya..hanya Tuhan yang tau mungkin hihih

    • acha acha tumbar miri jahe ehehe… daerah kunu pernah kenek tsunami tapi watune gak glundung2 sejak jaman dahulu kala. Wedhus tenan og ancen sing bocor iku, sampek kesel nunggu sepi 😀

  5. Wow wow wow deh postingannya.. kereeen.
    Mulanya deg-degan juga bacanya, untungnya bisa teratasi ya urusan ATM itu. Kalo tidak, gimana itu yah. Mau pulang ke Indonesia gak mungkin wkwkwk.

  6. Ini tombol likenya mana ya? Kecarian ga nemu-nemu. Haha

    Aliiiid… itu pahatan-pahatannya luar biasa ya! Keren!
    Aku baru tahu kalau aksara jawa kuno itu berasal dari India. Dan baca sejarah itu lebih menyenangkan dari blog begini ketimbang baca buku sejarahnya sendiri. Damn! Jadi makin makin pengen ke India!

  7. itu yang duduk di bawah batu segede itu gak takut ya? kalo misal guling gitu batunya, serem. kalo aku kayaknya gak berani kalo suruh di bawah batu itu.

  8. Pengen sekali-kali traveling ke luar negeri gitu, cuman budgetnya belum cukup buat ke luar negeri, masih di Indonesia aja dulu deh.

  9. Waaaw jadi nambah pengetahuan. Orang Sunda juga mengenal huruf hanacaraka datasawala. Waktu SD aku juga belajar suka banget tapi sekarang susah udah lupa. Penasaran banget bagaimana pada jaman dulu mereka mentransfer ilmu pengetahuan dari daratan India ke wilayah Sumatera Kalimantan dan Jawa. Naik apa ya? secara kapal besar aja bisa tenggelam di lautan hindia. Duh epik banget ya kalau ada filmnya.

  10. Cara meengoperasikan kartu atm di India antik juga ya, hehehe…
    Wah bangunan peninggalan dinasti Pallava cakep, mengagumkan. Saat mereka membuat itu berarti mereka sudah punya teknologi canggih di zamannya.

    Pallava ini mungkin yang kita tau sebagai Palawa, benarkah?

  11. Alid, komen pertamaku: foto2mu tone warnanya ciamik, pake filter apakah?

    Wah jadi ini toh daerah cikal bakal huruf Palawa, keren banget! Apalagi Krishna Butterball, gila! Sepertinya aku gak akan berani berteduh di bawahnya :/

    • filter landscape rain apa gitu lupa namanya, ada di laptop rumah 😀
      Nyatanya aman kak tiduran di situ ehehe, aku aja nyoba berteduh beberapa menit sampe antri sama yg lain hahaha

  12. Aku seneng karo jeneng lokasine Mas, Mahabalipuram, enak dilafalkan 😀

    Kagum dengan pahatan-pahatannya, juga batu besar itu. Jadi ingat batu-batu di puncak Arjuno, yang tersusun gitu aja, ada yang hanya diganjal batu kecil tapi ya gak jatuh :3

Tinggalkan Balasan ke ruang sehat Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here