Meskipun saya nggak ke Kyoto tapi di dekat-dekat Tokyo ada Kamakura yang katanya Little Kyoto di Timur Jepang. Jadilah di hari ketiga saya di Jepang saya mengunjungi Kamakura. Setelah sehari sebelumnya saya menginap di Yokohama, di hari kedua saya pindah tempat menginap di Narimasu Tokyo. Host saya yang di Narimasu orangnya eksentrik, hampir disekujur tubuhnya penuh tato, maklum dia punya studio tato. Niatnya sih bangun pagi-pagi untuk segera meluncur ke Kamakura tapi saya kesiangan, jam 9 pagi saya baru bisa keluar dari rumah host saya. Dikarenakan saya buru-buru berangkat jadi tanpa sarapan saya langsung menuju Stasiun Shinjuku dilanjut ke pusat informasi Odakyu Line untuk membeli Enoshima Kamakura Free Pass seharga 1430 yen, serta minta peta wisata Kamakura. Sama seperti Hakone Free Pass sewaktu saya mengunjungi Hakone, Enoshima Kamakura Free Pass adalah tiket pulang pergi dari Shinjuku (Tokyo) ke Fujisawa yang dioperasikan oleh Odakyu Railways, dan pemakaian tidak terbatas naik kereta Enoden dan Odakyu di Wilayah Kamakura dan Enoshima.
Sampai di Stasiun Fujisawa agak sedikit bingung celingak-celinguk cari kereta Enoden. Setiap kali baca papan informasi di otak saya hanya membaca arah panah saja. Saya ikuti arah panah kok kembali lagi ke tempat semula, sampai tiga kali saya baru sadar ada keterangan di bawahnya “Naik satu lantai kemudian belok kiri” saya ikuti lagi eh kenapa balik lagi ke tempat semula. Kesel saya buka-buka brosur peta wisata yang saya minta di kantor Odakyu ternyata keterangan lengkapnya adalah “Untuk transfer kereta Enode dari Stasiun Fujisawa belok kiri dan naik satu lantai kemudian seberangi jembatan” intinya stasiunnya ada di seberang jalan bego. Hadehhhhh.
Kuil Hasedera
Naik kereta Enoden lumayan pelan dan santai, sambil menikmati suasana pemandangan laut di kanan jalan dan juga menerobos jalan raya area Enoshima yang sempit-sempit. Saya membayangkan naik kereta trem yang relnya juga jadi satu di jalan raya. Di wilayah Enoshima dan Kamakura juga banyak sekali tempat wisata. Dan enaknya hampir setiap tempat wisata dekat dengan stasiun. Kebetulan saya ke sana pas hari minggu, jadilah kota kecil tersebut begitu penuh sesak oleh wisatawan. Tujuan pertama saya adalah Kuil Hasedera, dari stasiun Hase jalan sebentar sudah sampai. Dari arah stasiun ke kuil Hase banyak penjual oleh-oleh makanan-makanan kecil, dan hampir setiap toko ada free sample. Berhubung saya tadi belum sarapan dengan pedenya saya masuk toko dan lihat-lihat makanan apa saja yang dijual, tapi misi utama adalah ambil cemilan gratis wakakaka. Terhitung sampai tiga kali saya masuk toko yang berbeda hanya demi nyicip free sample. Ini sih namanya doyan hehehe.
Untuk masuk kuil Hasedera pengunjung diwajibkan membayar 300 Yen, Hasedera adalah kuil Budha yang didedikasikan untuk Dewi Welas Asih atau Kwan Im (Kannon). Dan di dalam kuil ada patung Dewi Kwan Im dengan sebelas kepala. Sayang saya nggak masuk ke dalam kuilnya untuk lihat patungnya, habis penuh sesak dengan orang sembahyang. Kuil yang dibangun di atas perbukitan tersebut ditata dengan begitu apik, menikmati taman kecilnya membuat hati begitu tenang. Ada beberapa bagian tempat di Hasedera, tempat sembahyang dan taman, dan tempat yang paling saya suka adalah Jiyo-do, dari situ kita bisa melihat laut dan Kota Kamakura dari atas bukit.
Jiyo-do
Pemandangan dari Jiyo-do
Dari Kuil Hasedera saya melanjutkan ke Daibutsu atau Big Buddha, cukup jalan kaki dari Hasedera dan sedikit mampir juga ke toko penjual cemilan hehehe. Daibutsu letaknya di dalam Kuil Kotokuin dan lagi-lagi saya harus merogoh kocek 200 Yen untuk bisa masuk ke dalam. Patung Budha di Kotokuin ini termasuk patung perunggu Budha tertinggi kedua di Jepang setelah patung Budha di Kuil Todaiji di Nara. Awalnya saya kira patung tersebut dari batu tapi ternyata dari perunggu. Dibangun pada tahun 1252 dan awalnya patung tersebut di dalam kuil, dikarenakan beberapa kali mengalami bencana alam angin topan dan gelombang pasang di abad 14-15 jadi sejak tahun 1495 patung Budha tersebut dibiarkan berdiri di ruang terbuka.
Daibutsu
Kemungkinan saya memang salah hari berkunjung, lautan manusia di mana-mana, saya foto saya sampai tidak tenang, mau pasang tripod takut kesenggol orang. Orang sembahyang dan orang berwisata tumplek blek jadi satu. Hindari hari minggu kalau nggak mau berdesakan dengan banyak manusia. Niat ingin foto gaya sama patung Budha paling besar kedua di Jepang kandas sudah. Beda banget dengan foto kawan saya yang pernah ke sana. Sepi dari orang.
Puas berkunjung di Daibutsu saya kembali ke Stasiun Hase untuk selanjutnya menuju ke Stasiun Kamakura. Di Stasiun Kamakura ada salah satu Kuil Shinto paling terkenal yaitu Tsurugaoka Hachimangu. Yang paling saya suka dari Kuil Shinto tersebut adalah gratis tanpa tiket masuk haha. Entah kenapa kuil-Kuil Budha di Jepang itu menarik bayaran kepada setiap pengunjung tapi kalau Kuil Shinto itu gratis. Sedikit penuh perjuangan untuk menuju Tsurugaoka Hachimangu, saya harus melewati Komachi-dori yang merupakan pusat belanja oleh-oleh di Kamakura. Lagi-lagi saya harus menyalahkan hari minggu, kalau di Hasedera dan Daibutsu saya masih bisa jalan meski banyak orang, tapi di Komachi-dori perjalanan saya berkali-kali terhenti karena saking banyaknya manusia berdesakan.
Komachi-dori, ini sih belum seberapa, di dalam lebih banyak lagi manusia berdesakan.
Di Tsurugaoka Hachimangu saya benar-benar merasakan rasa Jepang yang benar-benar Jepang, rasa tradisional maksudnya. Saya melihat pengantin Shinto yang sedang berfoto sama keluarganya. Anak-anak kecil memakai kimono lengkap dengan riasannya dan Gekko atau bakiak kayunya. Tidak hanya gadis-gadis kecil yang memakai kimono tapi banyak juga anak laki-laki yang juga memakai pakaian tradisional.
Berhubung jam 4 sore saya harus segera ke Museum Doraemon di Kawasaki jadi jam 2 saya hengkang dari Kamakura, padahal masih banyak tempat menarik di sana, tapi isinya hanya kuil dan kuil. Ada satu yang jadi incaran saya adalah Gua di tepi laut. Saya sudah terlanjur beli tiket Museum Doraemon jadi mau nggak mau saya harus pergi juga. Saya salah menyusun rencana perjalanan memang huft, saya sarankan kalau mengunjungi Kamakura sediakan waktu seharian penuh.
Next Museum Doraemon, happy traveling.
ps: akhirnya saya benar-benar puasa seharian karena melihat harga makanan di Kamakura yang biadab ahaha.
Alid, sempat tak periksa punggungnya Sang Host itu, apakah ada tato Yakuzanya? 😀
Duh, Jepang, kapan ya, kapan ya ke sana? Dududu…
Ditunggu cerita tentang Museum Doraemonnya.
Yakuza? wooow ahaha kagak deh ah haha,,, dia punya studio tato kok hehehe, nanti saya cerita deh ttg host host saya 🙂
stay tuned yak haha
kapan ya bisa wisata ke jepang,,ngimpi kali ye
pemandangan dari jiyodonya bagus.
banyak banget ya kosakata jepang dalam tulisan lo kali ini
susah juga kalo diinget-inget
btw, lo gak pernah kesasar pas ke tempat2 diatas?
hahaha gue aja ngapalinnya hampir ada 6 bulan haha,,, gue sih klo nama tempat wisata cepet hapal tapi klo ngapalin nama orang susah euy…
Nyasar? hmm dari awal berangkat sampai pulang lancar saja tuh 🙂 paling agak bingung dikit haha
Nama tempatnya susah2 euy, huahahah…. 😆
Tapi keren ya pemandangannya dan bener2 terawat, beda kayak disini 😀
Btw, emang harga makanan disana kalo dirupiahin berapaan? 😀
hahaha mayan susah, saya aja ngapalinnya lama haha… harga makanan di kawasan turis 100-150 ribu satu porsi bang T___T
berharap suatu saat bisa datang sendiri kesini…
bisa kok 🙂
makanannya dzalim..biadab banget…wakakakaka…
bedanya klo di Indonesia, yg berdesakan malah kerumunan sepeda motor…
klo di tempat wisata mah sama aja, dimana mana ada banyak manusia klo hari libur :p
we’eh…..sebuah petualangan pengembaraan yang penuh makna dan pasti tidak akan pernah terlupakan ya?
bener banget om, om juga pernah kan ke Jepang ehehe 🙂
Cakeepppp….. Wisata sejarah seperti ini paling oke, cepat memperkaya hati.
klo saya menyebutnya wisata religi haha, orang kuil dan kuil dan kuil hihi
gimana caranya kesana biar murah ya.. bagus banget nih…. ramai juga ya disana…
hwehehe daftarin email di newsletter maskapai penerbangan, klo mereka ada promo pasti nanti dpt email 🙂
manfaatkan kenalan utk tempat inepan jg hhaha
Bagaimana berkomunikasi dengan penduduk disana, apakah bisa dengan bahasa Inggris? kalau papan informasi semuanya huruf kanji repot juga ya :D.
nggak semua bisa berbahasa inggris, meski begitu sy nggak kesulitan sama sekali, mereka itu ramah sekali, meski nggak bisa bhs inggris tapi mereka ingin sekali membantu. klo di Tokyo masih banyak kok huruf latin dan kanji.
jangan jadikan perbedaan bahasa alasan utk tidak traveling haha, masih ada bhs yang bisa dimengerti banyak orang di dunia ini kok. BAHASA TARSAN haha
waaah baca tulisan dan lihat foto-fotonya bawaanya kepingin banget bisa kesana juga suatu hari 🙁
hwehehe mulai deh nabung dari sekarang 🙂
lihat tuh kuil jadi inget game fatal frame 2 🙂
walah gak ngerti game sayah haha
waaaaa, kamakuraaa, keren ini :D, ditunggu postingan musium doraemonnya, april saya mau kesana juga 😀
tunggu aja sob hehehe
Walaupun diberi seharian.. tapi kalau bangun kesiangan tiada gunanya… lalalala..
oii alid.. kenapa gak minta tolong dgn orang di sekitar utk fotoin dgn buddha terbesar tu? hufft.—> “Niat ingin foto gaya sama patung Budha paling besar kedua di Jepang kandas sudah.”
hwahahaha saya dapat kok 🙂 when traveling solo I always bring tripod lah hehehe…
Rasa tak percaya jika minta orang lain foto, selalu tidak puas dengan hasilnya haha. Tapi entah kenapa setiap orang lain yang minta foto ke saya pasti mereka bilang “wow good good good” wakakakaka I’m not pro :p
untung ya dapat ke Jepun. Japan has been a place I want to visit since I was a small girl, nampaknya sehingga kini, belum punya peluang ke sana.
alah dari KL banyak lagi tiket promo 🙂
You lucky since you live in Sepang haha, saya harus pegi KL dulu untuk transit haha
hahahaha… dodol dah
kalau aku bakal ilang disana..
btw mereka bisa bahasa Inggris kah? katanya kebanyakan gak bisa
ah kamyuuuhh,,, gue yg gak bisa bhs inggris saja gak pernah kesasar kok hahaha
menyenangkan sekali bisa mengunjungi kamakura ya.. nampaknya seru tu
kita akan tunggu liputan anda selanjutnya ke Museum Doraemon 🙂
kembali lagi ke blog saya sabtu jam 6 pagi ya hahaha
kpan kembali menjelajahi kampung naruto neh. boleh bareng kagak? butuh partner pro,makasi ali
dalam waktu dekat ini kayaknya belom akan ke sana lagi deh hehehe,mahal bro 🙂
Blm jadi2 traveling k Jepang krn suami bosen ama kotanya …-_- pdhl istrinya kan blm prnh samasekali ksana… Kmrn naik maskapai apa mas?
Sbnrnya sih knpa aku pgn kesana, cm krn mw rasain roller coaster nya yg katanya tertinggi no2 di dunia.Steel dragon^o^… ampe mimpi2…
Wah ternyata pernah ke kamakura juga, keren banget nih Alid hehehe
aku punya temen orang indo yg kerja disana, katanya orang jepang orang indo itu ramah ramah
keren banget.. sangat terinspirasi dari cerita travelling agan