Nuansa Magis Tari Kecak

30

Sebagai orang yang ngaku-ngaku traveler tentu saja saya senang dengan pertunjukan budaya, makanya ketika ke Bali kemarin saya bela-belain ingin lihat pagelaran Tari Kecak. Informasi yang saya dapatkan ada dua lokasi di Bali Selatan yang rutin menggelar pertunjukan Tari Kecak setiap hari adalah di Uluwatu dan di Garuda Wisnu Kencana. Begitu mupengnya saya melihat Tari Kecak di pinggiran tebing Uluwatu sambil menikmati matahari terbenam, epik sekali pasti. Tapi saya urungkan begitu tahu harganya yang mahal, tiket masuk ke Uluwatu sendiri sudah 20 ribu ditambah 70 ribu jika ingin menyaksikan Tari Kecak. Hahaha penikmat budaya tapi nggak mau bayar mahal, duh maklum dompet saya cekak :p

Pilihan jatuh pada Garuda Wisnu Kencana, karena dengan tiket 40 ribu saja saya bisa melihat tidak hanya Tari Kecak saja tapi beberapa pertunjukan tarian yang setiap hari rutin dipertontonkan sesuai jadwal, untuk jadwal pertunjukan bisa cek di website resminya di sini. Yah meskipun saya kurang begitu sreg dengan GWK karena dulu sekali saya sudah pernah ke sana dan isinya tetap sama saja nggak berubah, patung Garuda dan Dewa Wisnu setengah jadi. Yang berubah hanya tiket masuknya, kalau dulu hanya 20 ribu.

Barong

Taman yang katanya lokasinya di tempat paling tinggi di Bali Selatan ini sudah terbengkalai semenjak dibangun tahun 1997. Tapi gosipnya proyek GWK akan dilanjutkan setelah lama terbengkalai dan akan selesai tahun 2015. Ah semoga saja.

Sambil menunggu acara puncak yang dimulai jam 6 sore saya berkesempatan menyaksikan beberapa tari Bali diantaranya adalah Barongan dan Joged Bumbung. Entah urat malu saya sudah putus, ketika penari Joged Bumbung meminta penonton untuk bergabung menari saya langsung naik ke panggung ehehehe. Ah sialnya nggak ada rekaman ketika saya menari :p

Joged Bumbung

Tepat jam 6 cahaya matahari mulai redup dan pertunjukan Tari Kecak dimulai, kebetulan hari itu adalah hari Senin jadi yang dipertunjukan adalah Kecak Ramayana. Tari Kecak yang dipadukan dengan cerita Percintaan Rama dan Sinta. Jadilah seperti pertunjukan drama teater musikal. Begitu pertunjukan dimulai perasaan merinding dan magis merasuk mendengar seruan ritmis “cak cak cak” dari mulut para penari laki-laki. Sumpah speechless. Narator bercerita dengan Bahasa Indonesia disertai guyonan jenaka Bahasa Jawa sesekali bercanda dalam Bahasa Inggris. Hanuman meloncat membaur mengagetkan penonton sampai berteriak histeris, sumpah EPIK.

Dulunya Tari Kecak merupakan ritual sakral Sang Hyang dimana penari biasanya dirasuki oleh roh halus dan menjadi media komunikasi dengan para dewa atau leluhur. Kemudian sejak tahun 1930-an tari Kecak mulai dimodifikasi dengan menyisipkan cerita Ramayana. Seiring berkembangnya jaman dan majunya pariwisata di Bali, Tari Kecak saat ini berubah fungsi menjadi sebuah pertunjukan.

Setelah pertunjukkan selesai penonton bisa berfoto dengan para penari dan biasanya para penari berbisik “jangan lupa sawernya”. Jangan ngaku ke Bali kalau belum pernah menyaksikan Tari Kecak. Wonderful Indonesia and happy traveling.

Video kompilasi Tari Bali yang saya rekam, cekidot!!!

30 KOMENTAR

  1. yang di GWK narinya serius enggak? yang di uluwatu rada ada bercandaannya itu, jadi nuansa magisnya agak enggak kerasa 😐 aku pengen liat lagi, tapi yang seriusan nari kecaknya -,-

  2. woh, diriku tinggal dibali 5 bulan gak pernha nonton tari kecak. Maklum aku di bali kerja ya. Dan temenku sudah sering nonton, walhasil diriku gak pernah diajak -____-

  3. Anggota penari kecak kan banyak bro, makanya tiket nontonnya jadi mahal supaya honor penari ga dikit amat kali ya 😀 . Foto terakhir akrab kalian berdua hehe.

  4. pertama kali saya lihat langsung tari kecak bukan di Bali, tapi justru di Bandung. Penarinya adalah para anggota TNI. huehehehehehehe.

Tinggalkan Balasan ke Agus Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here