Akhirnya setelah sekian lama mendamba untuk wisata di Semarang kesampaian juga. Sebenarnya sudah dua kali ini saya ke Semarang tapi yang pertama dulu hanya numpang pipis dan sarapan saja. Yah meskipun hanya sehari tapi puas rasanya keliling ke tempat-tempat wajib dikunjungi di Semarang serta mencicipi kuliner khas Kota Atlas tersebut. Disebut Atlas karena itu merupakan singkatan dari Aman, Tertib, Lancar, Asri, dan Sejahtera.
Sampai di Stasiun Tawang sekitar pukul 02:30 pagi saya langsung cari bangku kosong untuk melanjutkan tidur hingga akhirnya sekitar pukul 4 pagi saya dibangunkan petugas dan diusir keluar. “Kalau mau istirahat menunggu pagi di luar saja mas, banyak bangku juga. Ini khusus untuk penumpang yang mau berangkat” hardik sang petugas.
Sekitar jam 6 pagi saya melipir jalan kaki meninggalkan stasiun dan menuju ke kawasan Kota Lama. Tujuan utama saya adalah ke Gereja Blenduk yang antik. Iseng saya beranikan diri bertanya ke petugas keamanan yang jaga untuk minta ijin masuk ke dalam. “Kalau untuk umum biaya masuknya sepuluh ribu mas” wah murah. “Jangan pegang-pegang sembarangan ya mas!” pesan petugas memperingatkan saya.
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat Immanuel atau GPIB Immanuel atau lebih dikenal dengan nama Gereja Blenduk merupakan gereja tertua di Jawa Tengah yang dibangun pada tahun 1753 oleh masyarakat Belanda. Disebut Blenduk karena kubahnya yang memang “Mblenduk” dalam Bahasa Jawa yang berarti “Menggelembung”. Memang bentuk yang paling menonjol dari bangunan gereja ini adalah kubahnya yang menggelembung. Selain kubahnya yang menonjol ada dua buah menara di kedua sisinya. Menara tersebut ditambahkan oleh W. Westmaas dan H.P.A. de Wilde ketika direnovasi tahun 1894.
Sendiri di dalam gereja saya puas-puasin motret dan menikmati hasil karya manusia yang begitu indah. Orgel Baroknya yang masih kelihatan gagah tapi rapuh di dalam dan sudah tidak bisa dimainkan lagi, sayang sekali. Bangku dan mimbar yang terbuat dari kayu jati, lantai ubin hitam dan putih dengan aksen emas menambah kesan klasik.
Orgel Barok
Sepuluh menit di dalam bapak petugas keamanan mendatangi saya “Mas sebentar lagi mau ada kebaktian”. Walaupun sudah berumur lebih dari dua abad setengah gereja ini masih dipergunakan untuk ibadah.
Keluar dari gereja saya putuskan keliling Kota Lama dengan jalan kaki sambil menunggu teman menjemput. Pada abad 19-20 kawasan ini merupakan pusat perdagangan pada masa kolonial Belanda. Tidak heran jika banyak bangunan-bangunan berarsitektur Belanda yang masih berdiri di tengah-tengah pemukiman warga. Ada yang masih berfungsi dan dipergunakan sebagai kantor ada juga yang suwung terbengkalai. Jika saja ada pihak tertentu mau mengelola dan membangkitkan “Little Netherland” di Semarang ini, saya yakin tidak akan kalah dengan wisata di Melaka ataupun Georgetown di Penang Malaysia.
Selain Gereja Blenduk tercatat ada beberapa bangunan tua sebut saja: Gedung Marabunta dengan dua patung semut segede bagong, dulunya gedung tersebut adalah gedung pertunjukan seni. Kemudian ada Kantor Pos, Stasiun Tawang pun juga merupakan bangunan bersejarah. Gedung Marba, Samudera Indonesia, Djakarta Lloyd , Titik Nol KM Semarang, dan juga Pabrik Rokok Praoe Lajar. Di seberang gereja juga ada bangunan tua yang dipakai kantor asuransi dan rumah makan. Jangan lupakan Jembatan Berok yang legendaris itu, walau biasa tapi jembatan tersebut merupakan saksi bisu sejarah Semarang. Jembatan tersebut adalah jembatan penghubung antara Kota Lama (Oud Standt) dengan bagian kota lainnya. Pribumi kala itu tidak bisa melafalkan Burg yang berarti Jembatan dalam bahasa Belanda sehingga jadilah Berok. Saat ini ada dua jembatan Berok, yang satu orisinil sejak jaman Belanda yang satu adalah replika.
Jembatan Berok yang asli saya potret dari Jembatan Berok replika
Kalau capek jalan kaki keliling Kota Lama bisa ikutan tur naik bus Semar Jawi dan bisa daftar online atau langsung ke Retro Café dekat gereja ke sana dikit. Dengan tiket 15 ribu kamu akan diajak naik bis tingkat berkeliling Kota Lama lengkap dengan guidenya.
Puas di Kota Lama saya langsung melanjutkan perjalanan menuju Klenteng Sam Po Kong dengan naik motor ditemani Majid, teman saya yang barusan datang menjemput.
Sudah lama sekali saya mendengar gaung kemegahan Sam Po Kong, saya tidak berekspetasi apapun waktu itu, saya pikir seperti klenteng-klenteng di Indonesia yang pernah saya kunjungi, kecil di pojokan gitu. Di luar dugaan begitu masuk saya merinding luar biasa, besar banget, mentereng. Saya tidak berhenti melongo dan takjub dengan kemegahan Klenteng Sam Po Kong yang merah merona. “Wah seperti di luar negeri, kayak di Cina, Jepang, atau Korea” eits tapi saya di Semarang, Indonesia.
Klenteng Sam Po Kong atau Klenteng Gedong Batu yang terletak di Kawasan Simongan sebenarnya adalah tempat singgah Laksamana Cheng Ho ketika pertama kali mendarat di Semarang. Ada beberapa bangunan di sini seperti bangunan untuk pemujaan, gerbang, dan ada semacam gazebo besar untuk leyeh-leyeh pengunjung. Saya tidak masuk ke bangunan pemujaan karena diharuskan bayar 20 ribu lagi, walau sebenarnya banyak yang menarik di dalam sana.
Patung Cheng Ho segede Bagong
Setelah dari Sam Po Kong teman saya memacu kuda besinya ke Masjid Agung Jawa Tengah. Siang hari buta kami sampai di masjid paling megah se-Jawa Tengah ini. Matahari terik di atas ubun-ubun menyurutkan semangat saya yang membara #halah. Sampai di masjid kami segera mencari tempat berteduh. Semarang itu panas kawan!
Masjid Agung Jawa Tengah merupakan perpaduan arsitektur Jawa, Romawi, dan Islam dan masjid ini dirancang oleh Ir. H. Ahmad Fanani yang memenangkan sayembara desain tahun 2001. Atapnya berbentuk Tumpang walau tidak berundak khas bangunan Jawa dan paling ujung atas terdapat kubah dengan diameter 20 meter khas negara-negara di Semenanjung Arab di Asia Barat.
Di pelataran masjid terdapat 4 payung besar yang bisa dibuka tutup persis seperti Masjid Nabawi di Madinah. 25 pilar bergaya Romawi yang dihiasi kaligrafi menyimbolkan 25 Nabi dan Rasul. Selain masjid yang menarik terdapat juga Menara Al Husna yang tingginya 99 meter dan di dalam menara ada studio radio, kafe, museum, dan view point alias tempat untuk melihat dari ketinggian, dan lagi-lagi saya tidak menyempatkan naik.
Masjid yang indah dan megah tersebut ternyata menyisakan kejanggalan. Kolam di depan masjid yang seharusnya menambah cantik tapi sudah berubah fungsi menjadi tempat sampah. Air yang hijau keruh ditambah sampah botol plastik merusak segala image. Duh, menungso yang maha keblinger T___T
Kelakuane poro menungso T__T
Tempat terakhir di Semarang adalah ke bangunan paling legendaris dan bersejarah, Lawang Sewu. Dulunya adalah kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau kantornya jawatan kereta api pada jaman Belanda yang dibangun tahun 1904. Dirancang oleh Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag yang merupakan arsitek ternama pada jamannya. Hanya karena bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar sehingga dijuluki sebagai Lawang Sewu (lawang: pintu, sewu: seribu). Kenyataannya pintunya tidak sampai seribu buah.
Banyak cerita mistis mengenai tempat tersebut, yang katanya dihuni oleh makhluk halus sebangsa kuntilanak. Sekarang mungkin kuntilanaknya sudah kabur ketakutan dengan banyaknya manusia yang mengunjungi Lawang Sewu, duh kasihan digusur.
Kalau pada jaman Belanda dipakai untuk kantor Jawatan Perkereta-apian, beda lagi di jaman penjajahan Jepang dipakai untuk markas polisi militer Jepang yang terkenal sadis dan kejam. Sekarang setelah direnovasi dan direvitalisasi oleh Unit Pelestarian Benda dan Bangunan PT KAI. Beberapa ruangan disulap sebagai ruang peraga museum kereta api. Dan beberapa ruangan masih dalam proses renovasi.
Lengkap sudah, mulai dari bangunan bersejarah, Gereja, Klenteng, hingga Masjid. Walau Semarang panasnya jahanam, walau hanya sehari singgah, tapi saya jatuh cinta dengan kota ini. Dua potong Lunpia menutup perjalanan saya di Semarang, pasti saya akan kembali!
cie kencan berdua..
cie yg cemburu :p
Ah, poro menungso cen senenge nyampah… sesuk2 sing mlebu ora oleh nggawa panganan
aku kaget loh, bahkan tempat ibadah saja mereka kotori hiks 🙁
Mungkin perlu dijaga sama Satpol-PP Lid. Trus yang ketauan disuruh mungit sampahnya pake mulut atau dipenjara semalam di lawang sewu 😀
Waktu datang ke sini sudah malam. Jadi saya tidak melihat sampah-sampah yang mengambang di dalam kolam. Melihat ini kok ya saya jadi mendidih..Di masjid saja kok ya perilaku jorok masih dibawa-bawa. Lagian kok gak ada yang membersihkan ya? Biasanya Masjid kan punya badan pengelola kan? Masa mereka tidak tahu sih masjid kebanggaan ini kolamnya jorok begitu?
aku juga bertanya hal yang sama, sayang tidak ada rumput yang bergoyang di sana untuk ditanyai >_<
Kita juga menungso lo Mas -_-
ancene
perngen balik lagi ke semarang… kapan ya? #lirikendorsehotel
ndremis terooooosss
Blogger paling nderemis iku sing paling hits
Blm sempat masuk ke Blenduk. Tapi semua yang disebutkan di atas udah pernah didatengi semuanya. Depan kantor pos itu adalah titik nol kota Semarang. Fyi aja sih, mungkin bisa dijadikan caption hehehe :))
Aku tahu kak dan aku males kasih kepsyen :p
Mbikin mupeng banget nih :haha, kebetulan dalam waktu (yang tidak terlalu) dekat saya kepengin juga jelajah kota ini :hehe, semoga kesampaian :)).
Saya juga pernah diusir satpam di stasiun Tawang :haha. Yang ada kita melipir ke arah ujung dekat tempat para petugas kebersihan dan melanjutkan istirahat di sana, tapi tak bertahan lama soalnya itu smoking area dan kita terganggu asap rokoknya :huhu.
Bangunan kolonialnya Semarang itu memang juara! Di saat yang sama saya juga naik ojek menembus pagi di sana, tatkala Gereja Blenduk disapa sinar fajar. Keren dan dramatis banget! Kayaknya jelajah kota tua Semarang bukan sesuatu yang bisa dilewatkan :)).
Haa, het hoofdkantoor. Di sana ketemu yang aneh-aneh tidak, Mas? Sama di Sam Poo Kong tidak coba foto dengan kostum a la Tiongkok? Seru lho :hihi :peace.
Semarang is indeed a splendid city with thousand of experiences!
Pake kostum tiongkok bayar lagi huhuhu… Jangan lupa coba mie kopyor, enak loh 😀
Iya sih Mas :huhu.
Baiklah, siap! Sudah masuk dalam catatan, terima kasih :)).
Etdaaaahhh pose ne Alid pas ndek klenteng! 😆
Dari sekian tempat di atas, cuma pernah berkunjung ke masjidnya. Maklumlah, anak solehah #Ehgimana
Aku dong anak soleh, semau tempat ibadah aku masuki saking solehnya haha
Waduh itu sampah.
Eh ya sama ding, di sini juga kadang suka gitu >.<
Aku suka ngeri ah lihat sampah begitu >_<
Semut segede bagong? Mau lihat dong. . . 😀
untung bagongnya gak sekecil semut :p
Baru kali ini baca tulisanmu nyaris nggak ada ngocol e, masih sehat kan Lid? Hahahaha
Semoga menang lomba yes. Gud luck 😀
huwakakakaka aku juga merasa begitu 😀
Klenteng Sam Po Kong sama Masjid Agung itu kereennnn….
Kenapa gak ajak aku, Mas? Kenapaaaa!!
Gerejanya juga keren 🙂
Jadi kangen semarang nih, lama juga sudah tidak kunjung kunjung kesana
Semarang kangen kamu mas 😀
ngunu gag dolan mas, omahku soko mesjid agung semarang ngesot nyampe.. loh wingi aku sholat nang kunu kok resik ya.. kolam di masjid agung semarangnya
Kan Romadon mase, mungkin wis diresiki hehehe…
Loh ya tau gitu aku mampir minta makan nang omah sampean hehehe
Dengan senang hati massss..
karpet merah pokoke, hahahaha.
mengko nek mampir bar kabar yo
siyap beres gan 😀
Kalo buat lomba, nulisnya nggak pake ngocol yah Lid, hahaha. Foto-fotonya nice banget! Semoga menang
wakakakaka habis posting pun aku nyadar, kayaknya ada yg salah dengan tulisan ini hahaha. AMIN moga MENANG 😀
Gantian ah mau komen, aku blm pernah ke Semarang niib 🙁
di dalam Gereja Blenduk kece juga ya alid
aaaiiihh itu sampah di masjid agung bikin malu ajah 🙁
looo awakmu iso mlebu nang jerone gerejo iku ya lid
aku pas mrono grejane tutup
Tutupan kok tp ada satpamnya, jadi tanya hehe, kebetulan pas minggu juga
Semarang selalu membawa memori yang indah, aku akan kembali ke semarang 😀
lho stasiun lawang-e iku yo apik lho mas, eksotik dan bagus..
kuliner sing enak yo lumpia semarang sing isine rebung..
sori salah,
stasiun tawang kamsud ku..
Pasti kameranya bagus 🙂
Salam kenal..
Iya, belum lunas lagi :p
main ke sampit dongggg,, entar tak jadiin the sexiest travel blogger se-sampit hehheeh..
ini kunjungan perdana gueehhh hahahah
Wah keren. Walau cuma perjalanan sehari tapi mencakup tujuan wisata yang utama.
Saya duluuu ke Semarang cuma di simpang lima situ. Kepengen lagi kesana.
salam
Yah sayang sekali, padahal banyak yang bisa dieksplore loh 😀
paling penasaran ke Lawang Sewu … belum kesampaian kesana …
Wuoo.. Keliatan Seru banget ya 😀
Semarang emang penuh pesona, nggak bosen kita mengunjunginya. Pean pernah ke Lawang Sewu malam hari nggak Mas?
Kebetulan siang hari aja hehe, klo malam hari nyeremin ya?
Dulu pernah e Semarang, cuman belum pernah eksplore tempat-tempat keren gini, nyesel kenapa dulu jadi anak pendiem ya
Mas tau kendaraan umum kl dari s.tawang k sam po kong gk ? mhn pencerahanya. mksh. :))
Bang Alid Abdul hebat ya.. saya aja orang semarang belum pernah masuk gereja blenduk, nah abang seharian udah muter2 kota lama dan sekitar johar.. keren keren..
mumpung lagi disemarang ni..bisa jadi reverensi mas alid 😀
Semarang merupakan kota dengan peninggalan bersejarah yang mengagumkan, dan layak untuk dilestarikan.