Sehari Menjelajah Blitar

47

Di suatu hari pada minggu pagi yang cerah ceria, saya dan sahabat kental saya @aditkecill janjian untuk touring naik motor ke Kota Patria yang jaraknya hanya sekitar 2 jam dari Jombang. Saya sih sudah beberapa kali ke Blitar tapi kawan saya tersebut belum pernah sama sekali. Dalam beberapa kali kunjungan saya ke Blitar saya selalu melewatkan wisata Rambut Monte tapi pada kunjungan ini saya tidak ingin melewatkannya lagi. Jadilah saya mengatur rute sedemikian rupa supaya tidak bolak-balik. Alasan utama saya selalu melewatkan Rambut Monte adalah karena jarak dari Blitar kota sendiri cukup jauh sekitar 30 km. Biasanya kalau saya ke Blitar selalu lewat Pare tembus Wates dan sampai Blitar kota, kalau sudah begitu ke Rambut Monte akan sangat jauh. Nah rute yang kemarin kita lewati adalah dari Jombang ke Ngantang di Malang dulu kemudian belok ke arah Wlingi di pertigaan sebelum gerbang Waduk Selorejo.

Jalan dari Ngantang menuju Rambut Monte di Krisik berkelok-kelok khas jalan di dataran tinggi, hutan hijau dan sawah warga di kanan kiri terhampar dan mendominasi pemandangan, selip dikit bisa jatuh ke jurang. Sekitar 1,5 jam berkendara dari Jombang kami sampai juga di Wana Wisata Rambut Monte di Desa Krisik Kecamatan Gandusari, Blitar. Tiket masuk pun lumayan murah, saking murahnya saya nggak ingat bayar berapa haha.

Rambut Monte, apa sejenis rambut yang dihias dengan monte (manik-manik)? Ngawur. Saya sendiri nggak tahu kenapa dinamakan Rambut Monte, yang jelas di sana merupakan wisata alam yang menawarkan alam, yaiyalah. Di Rambut Monte terdapat candi, petilasan, dan telaga. Saya tidak melihat adanya candi di sekitar situ, memang saya nggak banyak mengeksplore banyak. Tujuan utama saya hanya telaga Rambut Monte. Sayang seribu sayang, gazebo yang berada di tepi danau sedang dibongkar dan diperbaiki, padahal dari dulu sudah ngebet berfoto di gazebo tersebut, suwal.

wpid-exploreblitar.jpg

wpid-exploreblitar-4.jpg

wpid-exploreblitar-3.jpg

Ikan Pembawa Berkah

Beningnya air telaga Rambut Monte begitu menyegarkan mata, rasanya ingin nyemplung saja. Ditambah warna airnya yang hijau karena pantulan lumut di dasar telaga, semakin ke tengah telaga warna airnya cenderung berwarna hijau toska. Aaaahh sumpah pengen nyebur, sayang dilarang. Dalam telaga terdapat ikan yang katanya ikan dewa pembawa berkah, katanya sih jumlahnya tidak pernah bertambah atau berkurang sejak jaman Majapahit. Iya tempat ini dulunya adalah tempat pemujaan bagi penganut agama Hindu di masa kerajaan Majapahit.

wpid-exploreblitar-2.jpg

Saya ngincer foto dengan gazebo seperti ini tapi sayang dibongkar dan direnovasi. Source: eastjava.com

Puas berfoto ria kami melanjutkan perjalanan menuju ke Candi Penataran, dua kali ini saya ke Candi Hindu terluas di Jawa Timur. Candi yang lokasinya di Desa Panataran, Nglegok, Blitar, ini ditemukan tahun 1815 oleh Sir Thomas Stamford Raffles yang juga menemukan Bunga Bangkai serta Singapura, iya dia adalah Father’s of Singapore.

wpid-exploreblitar-6.jpg

wpid-exploreblitar-5.jpg

wpid-exploreblitar-9.jpg  wpid-exploreblitar-7.jpg

Kompleks Candi Penataran begitu kaya akan bangunan candi yang beragam, yang paling terkenal di antara pengunjung untuk berfoto adalah bangunan candi yang mirip dengan lambang Kodam V Brawijaya. Dan juga candi utama besar yang berbentuk piramida berundak, pengunjung bisa naik sampai ke atas. Di sekeliling candi utama terdapat relief cerita Ramayana.

wpid-exploreblitar-8.jpg

wpid-exploreblitar-11.jpg

Kita sih kelihatan rukun tapi kalau ngumpul selalu berantem 😀

Yang menarik di belakang kompleks candi ada kolam yang isinya juga ikan, lagi-lagi katanya ikan pembawa berkah. Dan katanya kalau cuci muka di kolam tersebut akan awet muda dan tambah ganteng, tentu saja saya cuci muka biar saya yang sudah ganteng makin ganteng, seandainya saja boleh nyemplung saya sudah mandi di situ haha. Di kolam juga banyak koin hasil dari lemparan pengunjung. Bisa ditebak mereka melempar koin sambil memohon sesuatu. Saya? Tentu saja ikut-ikutan biar nggak ketinggalan jaman haha. Yah semoga saya makin makmur dan segera bisa keliling dunia.

wpid-exploreblitar-10.jpg

Namanya juga artis, cuci muka aja dikerubutin penggemar 😀

Ke Blitar tanpa mampir ke Makam Presiden Republik Indonesia yang pertama rasanya belum pantas disebut kalau sudah pernah ke Blitar. Kompleks Makam Soekarno yang dipugar sejak 21 Juni 1970 semakin ramai saja, tahun 2004 malahan dibangun perpustakaan dan museum Bung Karno. Tentu saja kami ke museum dulu sebelum ke makamnya. Di depan pintu masuk museum ramai orang berfoto dengan patung Soekarno.

wpid-exploreblitar-13.jpg

Museumnya berisi segala pernak-pernik Pak Karno, rata-rata foto dokumentasi selama beliau menjabat jadi presiden. Kami memutuskan untuk tidak masuk ke perpustakaan, kalau masuk nanti saya nggak bakalan keluar lagi, sebab saya paling kalap kalau ketemu buku. Dekat dengan panggung terbuka terdapat Gong Perdamaian, selama ini saya melihat gong perdamaian di Jatim Park 1, di komplek Makam Bung Karno, dan di Laos dekat Patuxai.

wpid-exploreblitar-12.jpg

Ini Gong Perdamaian di Makam Bung Karno

 

Yang ini di Vientiane di Laos dekat Patuxai

Memasuki areal makam yang berbentuk bangunan Joglo yang disebut Astono Mulyo banyak orang berdoa untuk Bung Karno. Di atas makam diletakkan sebuah batu pualam hitam besar yang bertuliskan “Disini dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama Republik Indonesia. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”.

wpid-exploreblitar-14.jpg

Yang menyebalkan adalah pintu keluar makam, saya sudah 4 kali ke sini dan dulu belum banyak orang berjualan. Sekarang jalan pintu keluar dibuat seperti labirin memutar dan sepanjang jalan banyak orang berjualan aksesoris, kaos, makanan khas. Sumpah asli capek saking panjangnya!

Dulu waktu ke Blitar saya sempatkan juga ke Istana Gebang atau rumah tempat tinggal orang tua Bung Karno, istana ini letaknya sekitar 2 km dari makam. Tapi dulu tidak bisa masuk karena ditutup untuk umum, tapi semenjak tahun 2012 rumah tersebut diambil alih oleh pemerintah setempat dan dibuka untuk umum secara gratis. Dengar-dengar biaya akuisisi rumah tersebut cukup alot dan membutuhkan duit 35 milyar yang dibagikan kepada 16 ahli waris Istana Gebang. Gleeekk!!!

wpid-exploreblitar-24.jpg

Setiap tanggal 6 Juni yakni hari kelahiran Bung Karno, di Istana Gebang diselenggarakan Haul yang diisi berbagai macam kesenian dan menjadi ajang hiburan rakyat.

wpid-exploreblitar-22.jpg

wpid-exploreblitar-20.jpg

wpid-exploreblitar-18.jpg

Generasi pertama dari tablet di dunia

wpid-exploreblitar-19.jpg

wpid-exploreblitar-17.jpg

wpid-exploreblitar-16.jpg

Model bangunan Istana Gebang sederhana dan beberapa bagian khas bangunan Belanda dengan batu-batu besar. Di dalam istana terdapat perabot dan furniture-furniture asli sejak jaman dahulu.

wpid-exploreblitar-15.jpg

wpid-exploreblitar-23.jpg

Tujuan terakhir adalah ke pesta pernikahan Travel Blogger terkenal @catperku dan @@puteriih, dan bisa dipastikan pestanya sudah bubar karena kami datang kesorean. Loh jadi ke Blitar ini tujuannya wisata apa ke pesta kawinan sih? Yah sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui hahaha.

Wonderful Indonesia and happy traveling!!!

47 KOMENTAR

  1. Horeeeee…. akhirnyaaaaaa muncul juga .. 😀

    hahaa,, emang yaa kita sering berantem, kek kucing sama tikus, gw kaya’ kucing, elo kaya’ tikusnya..

  2. Hahhahahhahahaaa Aliiiidddd, tulisanmu menghibur sekaliiiiii

    Padahal aku nunggu crita dirimu jadi tamu yang “nyolong” mlati lhooo

  3. Wuiw rambut montenya keren dul adem ayem klo d stu kyaknya. Aq aja udah 3x ke blitar yg namanya ke candi penataran blm pernah. Cm lewat doank. Asem bener sebenarnya pengen bgt kstu hahhaha

  4. Liddd… foto iwak e Rambut Monte kethok jelas, duwekku samar-samar mergo bar ujan hiks. Betewe makam Bung Karno ne kemruyuk banget ya, terlalu siang kah pas ke sana?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here