Sensasi Elevator Super Cepat di Taipei 101

25

Dari awal sebelum berangkat saya memutuskan untuk nggak bakalan naik ke Taipei 101 yang merupakan gedung tertinggi di Taiwan. Gila saja harga tiket untuk naik ke lantai observasi 600 Dollar Taiwan, atau sekitar 280k. Rasudi cuih, mehong gitu, ra pathek’en. Giliran sudah di depan gedungnya, saya seperti tersihir untuk naik ke atas. Dan tanpa sadar saya sudah nyolokin kartu kredit ke dalam self service machine dan menekan pin. Begitu sadar rasanya kudu misuh-misuh bhuahahaha. Aduuuhhhhh gubliiiiiiiiiiikkkkk.

Yang pernah nonton film Lucy besutan Luc Besson mungkin familiar dengan Taipei 101. Karena beberapa kali masuk dalam frame. Film action sci-fi tersebut memang syuting di Taiwan dan berlanjut di Perancis di negara sang sutradara sendiri. Di film tersebut Lucy Miller yang diperankan oleh Scarlet Johanson seorang perempuan biasa-biasa saja, tiba-tiba punya kemampuan telepati dan telekines gara-gara tubuhnya terkontaminasi narkoba jenis baru. Eh sebentar, kok jadi bahas film. bukannya itu tugas Cenayang Film :p

Setelah antre beberapa lama akhirnya tiba giliran saya memasuki elevator yang menyandang elevator tercepat di dunia nomor 2 setelah Guangzhou CTF Finance Centre. “Cover your ears, it will be hurt a little bit”, terang petugas elevator ke rombongan penumpang. Dan benar saja, seketika telinga saya sakit setelah beberapa detik elevator meluncur ke atas. Rasanya seperti saat pesawat mau landing dan turun dari ketinggian, telinga pasti sakit karena tekanan udara yang berubah drastis. Padahal menutup telinga nggak bakalan mengurangi rasa sakit bhuahahaha. Bayangkan saja, dari lantai 5 menuju lantai 89 hanya dibutuhkan waktu 37 detik, gilaaaaaaaakk.

Mak whuzzzzzzz, beneran nggak berasa. Hanya rasa sakit di telinga sebagai bukti bahwa kita benar-benar meluncur ke atas dalam kecepatan tinggi. Bahkan Burj Khalifa di Dubai yang menyandang gedung tertinggi di dunia pun hanya puas di posisi ke-4 untuk kecepatan elevatornya. Taipei 101 pernah menyandang sebagai gedung tertinggi di dunia dari tahun 2004 sampai tahun 2010 sebelum dilengserkan oleh Burj Khalifa. Sekarang Taipei 101 menduduki ranking 10.

Sampai di lantai observasi yang berada di lantai 88 dan 89, pengunjung bebas berkeliling melihat Taipei dari ketinggian di lantai 89. Nggak usah ditanyakan seperti apa view dari atas ketinggian. Yang jelas warbiyasak amazing. Mana kacanya lebar dan bening, jadi puas banget melihat hutan beton di bawah. Pertanyaannya adalah: siapa yang jadi tukang lap kacanya ya? Yakali siapa yang berani bersihin kaca di ketinggian 508 meter. Atau mereka pakai kaca super mahal yang anti noda. Jadi noda menempel sedikit langsung kepleset dari kacanya. Di lantai observasi pengunjung bisa belanja souvenir dan jajan di restoran. Nggak usah ditanya saya belanja dan jajan apa. Bayar tiket untuk naik ke atas saja nangis-nangis. Turun ke lantai 88 area outdoor yang sangat berisik sekali karena angin. Toh nggak ada apa-apanya di area outdor karena pagar super tinggi.

Yang mengagumkan pengunjung bisa melihat langsung Damper di lantai 91. Damper atau bahasa kerennya Tuned Mass Damper atau Peredam Massa adalah sebuah alat untuk meredam goncangan angin dan gempa bumi. Jadi jika terjadi gempa pun, gedung ini tidak akan runtuh. Bentuknya sebuah bola raksasa terbuat dari baja dengan berat 660 metrik ton. Saya nggak paham cara kerjanya seperti apa. Yang jelas saya mumet bayangin gimana ngangkat baja seberat itu ke atas. Berat mana, beban hidupmu atau damper 660 metrik ton? Nggak kuat mikir, saya memutuskan untuk turun ke bawah dan shopping di mall di lantai bawah. Eh tapi bohong bhuahahaha. Duit cekak mau belanja 🙁

Lupa foto dampernya, ini capture dari video

Kenapa di sebut Taipei 101? Simpel aja sih, karena gedungnya memiliki 101 lantai, termasuk 5 lantai di ruang bawah tanah. Tetapi ternyata maknanya lebih dalam. 101 pertanda pembaruan waktu (1 Januari = 1-01), datangnya abad baru karena peralihan tahun 1999 ke 2000, di mana tahun 1999 pertama kali groundbreaking dan tahun 2000 kolom menara pertama didirikan.

Bukan Tionghoa jika tidak menganut fengshui saat membangun sesuatu. Menara utama terdapat delapan segmen. Angka 8 adalah angka yang melambangkan keberuntungan, kekayaan, dan nasib baik. Sementara angka 4 adalah angka sial. Jadi jangan heran jika lantai 44 ditiadakan dan diganti dengan angka 43. Sementara 42A menggantikan 43. Masih ada simbol-simbol lain yang bermakna, seperti bangunan yang menyerupai tumpukan bambu, kotak uang, dll. Tetapi jika saya teruskan membahas fengshui, nanti blog ini juga bakalan membahas shio. Looooooooh.

Swastamita di Xiangshan

Saya melanjutkan perjalanan ke Xiangshan atau Elephant Mountain setelah puas memandangi Taipei dari ketinggian. Xiangshan adalah tempat terbaik untuk menikmati matahari terbit di Taipei. Meski nggak begitu tinggi, tetapi cukup melelahkan juga trekking di Gunung Gajah ini. Ada beberapa jalur trail yang bisa dilalui dengan beberapa view point untuk pengunjung beristirahat. Tujuan saya ke view point di Six Giant Rocks. Bayangan saya gunung itu sejuk, tetapi tetap saja hawa panas membuat keringat saya bercucuran. Memang saya ke Taiwan saat musim panas. Jalur trekking terbilang mudah dengan beberapa tangga terbuat dari beton. Lebih pantas disebut bukit sih daripada sebuah gunung menurut saya.

Itu asli ada pesawat lewat

Terlihat sepi pengunjung, sebab saya jarang berpapasan dengan manusia lain. Mungkin bukan tempat wisata yang populer. Nyatanya begitu sampai di Six Giant Rocks berjubel manusia antre foto di batu besar dengan background Taipei 101. Untuk berjalan mendekat saja saya kesusahan karena harus berdesakan. Bahkan tempat yang strategis sudah dikavling fotografer, lengkap dengan tripod dan kameranya yang sepertinya mahal. Aduuuuuuuhhh saya menyerah untuk bisa dapat foto narsis di batu besar yang hits itu. Gagal deh dapat foto keren dengan latar belakang gedung Taipei 101 dari kejauhan.

Gagal foto cantik di spot legendaris ini

Kekecewaan saya terobati dengan pemandangan spektakuler saat matahari mulai turun. Warna jingga keemasan membuat siapa saja yang melihat akan tersihir dengan suguhan di depan mata. Sunset di Xiangshan adalah salah satu momen terbaik dalam hidup saya setelah sunset di U-Bien Bridge di Mandalay.

Saya cabut duluan sebelum benar-benar gelap untuk menghindari massa yang pastinya juga akan turun setelah pertunjukan utama selesai. Setelah seharian kepanasan keliling Taipei dan menikmati swastamita di Xiangshan, saya mampir ke Tong Hua night market yang jaraknya hanya satu stasiun dari Xiangshan. Tahu busuk yang saya beli di pasar malam menjadi santapan penutup hari itu. Yalord, ngirit amat makan malamnya cuma tahu busuk doang.

Happy traveling.

25 KOMENTAR

  1. Lumayan hampir 300k, tapi karena aku suka motret model gini, rela deh kayaknya haha. Anjay itu Six Giant Rocks rame banget haha. Apalagi kalau jalan sendirian, makin susahlah itu buat dapetin fotonya. Foto-foto siluetnya bagus-bagus banget.

    • Dan 300k tersebut satu-satunya tiket wisata yang aku bayar di Taiwan, selebihnya gratisan hahaha.

      Bener aku sudah menyerah di Six Giant Rocks. Aku sampai duduk bareng-bareng fotografer dan turis yang juga lelah dengan kerumunan orang haha.

  2. Aku malah bayangin kalau pas naik aja udah gemetaran hahahhaha. Maklum, urusan ketinggian di gedung jadi permasalahan tersendiri. Tapi kok kalau misalnya di atas pemandangannya seperti itu ya menarik juga

    Tenang loh, tiket segitu mah tinggal bilang “sutil” empat kali langsung balik modal kok.

  3. view dari atas taipei 101 cakep ya, jadi kayak miniatur gitu bangunan-bangunan lain. worth it lah buat bayarnya lid..

    Xiangshan adalah tempat terbaik untuk menikmati matahari terbit di Taipei. … ya kali kalau kamu datang sama pacar.. kan kamu sendirian ke sini :p

  4. ga ada rencana bakal dibikin jd tempat bungy jumping ya itu menara hahahahah. aku suka banget liat tempat2 tinggi begini. udh ngebayangin rasanya bungy dr situ gimana :D.

    si mba yg foto di giant rock PD yaaa pose dengan banyak org begitu wkwkwkwkwk. aku mah udh mundur itu :D. ga napsu lg mau foto2 :p. kalo kamu aku percaya sih, seandainya bisa foto, pasti posemu udh yg paling ngehits :p

    • Aduh aku pas ke Macau mau nyobain gak jadi, badai hahaha. Tapi misalkan di sini ada banci jamping aku mau ah ikutan meski bayar mahal ehehe.

      Apa kabar aku yang harus super pede foto sendirian dilihatin orang-orang pakai tripod haha.

Tinggalkan Balasan ke Nasirullah Sitam Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here