Sunrise Memesona di Puncak Gunung Sikunir

Dari sekian highlight wisata Dieng, sunrise atau melihat matahari terbit adalah yang paling ditunggu-tunggu. Yang namanya alam sangat tidak bisa diprediksi, saya ke Dieng pada saat musim hujan, banyak teman-teman traveler yang menyarankan untuk menunda kunjungan saya ke Dieng karena takut sudah jauh-jauh tapi nggak bisa menyaksikan indahnya sunrise karena matahari tertutup awan mendung. Tapi alam berkata lain, justru selama wisata saya ke Dieng matahari selalu cerah ceria secerah wajah saya yang amit-amit. Sungguh beruntung, hujan turun hanya ketika waktu maghrib, saya yang sudah ketar-ketir khawatir besoknya mendung, tapi abang tukang ojek bilang kalau malam hujan berarti besoknya pasti cerah, bahkan awan akan terlihat menghitam merah indah. Mantap.

Janjian dengan abang tukang ojek untuk berangkat dari penginapan jam 4 subuh, suhu benar-benar sangat ekstrim. Cuci muka aja malas, apalagi harus mandi, jangankan cuci muka, cebok saja rasanya tersiksa, airnya minta ampun dinginnya. Dengan berbalut rapat dari atas kepala sampai ujung jempol, berangkatlah kita ke Gunung Sikunir untuk menyaksikan sunrise. Meski sudah berbalut rapat tapi tetap saja dinginnya nggak nahan, naik motor pagi buta dengan menantang angin dingin Dieng benar-benar sensasi tersendiri. Semriwing rasanya.

Asli semriwing dinginnya, kaos tangan nggak ada, kaos kaki pun jadi hehe

Sekitar 20-30 menit kita sampai di tempat parkir Gunung Sikunir, perjalanan masih dilanjutkan dengan jalan kaki ke puncak gunung. Kondisi saat itu masih gelap gulita, untung Mas Dayat tukang ojek kita sudah siap dengan senjatanya yaitu senter. Kita juga gabung dengan rombongan turis Rusia, semakin ramai semakin mengurangi perasaan takut. Bayangkan kalau kita jalan sendiri, gelap gulita, jalan menanjak, di kiri jurang, di kanan semak belukar, ngeri rasanya kalau jatuh ke jurang atau kesasar di semak belukar. Sedikit ngos-ngosan untuk menuju puncak, permen karet adalah senjata paling ampuh ketika naik gunung untuk setidaknya mengurangi tenggorokan yang cepat kering karena jalanan menanjak.

Dan ternyata rombongan kita adalah rombongan yang paling pertama sampai di puncak, keadaan masih lumayan gelap dan sepi, saya langsung cari spot dan pasang tripod kamera, siap-siap membidik pemandangan paling spektakuler. Sedikit demi sedikit warna hitam pekat dibelah oleh warna emas sang surya. Tampak gunung-gunung gagah berjejeran, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, entah saya kurang memperhatikan urutan letak gunung-gunungnya, yang penting gagah dan memesona. Memang saya nggak dapat gambar matahari yang bulat tapi saya cukup puas.

Indahnya traveling, selanjutnya biarkan jepretan saya yang berbicara.

Sumpah nggak afdol rasanya kalau nggak narsis hahaha

Tengah Mas Dayat, Tukang Ojek kita selama 2 hari.

Happy Traveling, Wonderful Indonesia

Alid Abdul

Travel Blogger asal Jombang yang hobinya traveling dengan gaya backpacker. Blog ini adalah kumpulan cerita dari mimpi-mimpinya yang menjadi kenyataan.

View Comments

Recent Posts

Reuni di Gunung Tanggung

"Hid weekend ini nganggur nggak? Kamping yuk!" Saya mengontak seorang kawan bermain saat kecil dahulu,…

Maret 1, 2021

Oh Ranu Kumbolo

Tahun 2020 sungguh ambyar pokoknya, ajuuuuuur juuuuuuummm. Apalagi kalau bukan karena Koronamaru. Semua mimpi dan…

Februari 24, 2021

Danau Toba, Saya Datang!

“Cabin crew, prepare for landing!” Begitu pilot mengumumkan akan segera mendarat, saya langsung menegakkan sandaran…

Juli 27, 2020

Mencret di India

Saya melewatkan sarapan di hostel karena jam makan pagi adalah jam 9, yang bagi saya…

Juli 21, 2020

Kepanasan di Udaipur

Banyak plang-plang bertuliskan "Watch Octopussy Movie Every Evening 7 pm" di gang-gang jalanan Udaipur. Film…

Juni 10, 2020

Kangen Jogja

Hari ini adalah Lebaran hari ketiga, sumpah Lebaran tahun ini sungguh sangat aneh. Beberapa masjid…

Mei 26, 2020