Saya lupa berapa kali plesir ke Singapura, tapi masih segar di ingatan kalau Singapura adalah negara yang pertama kali saya kunjungi pada tahun 2010. Ya, tahun tersebut merupakan tahun keramat saya menjejakkan kaki di luar Indonesia untuk pertama kalinya. Hingga sekarang saya beneran nggak ingat berapa kali ke sana. Terlalu seringnya, saya sampai berkelakar menyombongkan diri ke teman-teman bahwa ke Singapura sama seperti saya ke Surabaya dari Jombang, tinggal kedip sudah sampai *kibas poni* *mbok kiro jin*. Lha wong saya ke Singapura seringnya cuma numpang pipis doang terus balik pulang haha.
Kalau ditanya apa nggak bosan ke Singapura berkali-kali? Jawabannya enggak. karena setiap perjalanan cerita akan selalu berbeda dan berwarna. Terus ke mana saja di Singapura? Kebanyakan wisatanya yang itu-itu saja sih dan bakar duit kertas (baca: belanja). Karena tujuan wisata mainstream di Singapura sudah puluhan kali saya kunjungi jadi saya mencari yang sedikit out of the beaten path alias yang anti mainstream. Yang terpenting lagi tujuan wisatanya gratis nggak perlu bayar. Cekibrot!
Merlion
Ladalah katanya anti mainstream tapi kok Merlion. Bukannya patung singa setengah ikan yang memuncratkan airnya tersebut wajib banget dikunjungi oleh semua wisatawan, sebab Merlion ikonnya negara sekepalan tangan itu? Yes, Merlion memang mainstream tapi akan jadi anti mainstream jika datang pukul lima atau enam pagi. Ketika cahaya masih agak gelap, ketika semua orang masih pada tidur. Sebab di jam tersebut Merlion masih sangat sepi. Hanya terlihat beberapa orang hunting foto matahari terbit. Sekedar informasi, sunrise di Singapura pukul 6:45 pagi. Dan MRT mulai beroperasi pukul 5:30. Jadi nggak usah khawatir urusan transportasi menuju ke Merlion.
Kalau siang sedikit tempat ini berjubel orang layaknya cendol dalam semangkuk kecil. Semuanya berebut foto dengan latar Merlion. Sekali foto bocor kemana-mana. Selain bisa puas berfoto dengan patung singa tanpa gangguan, kamu juga bisa menyaksikan sunrise di tempat ini. Sumpah epic banget kalau lagi cuaca cerah. The best sunrise spot in Singapore.
Joo Chiat
Sangat nggak populer bagi turis, apalagi turis Indonesia. Dan saya lihat memang nggak ada turis yang lalu lalang di tempat yang lumayan agak jauh dari pusat kota. Joo Chiat yang berada di daerah Katong ini menarik karena banyak rumah-rumah tua peranakan Tionghoa. Rumah kotak-kotak dengan dua lantai yang bawahnya berfungsi sebagai toko berjejer rapi. Nama Joo Chiat diambil dari Chew Joo Chiat, seorang tuan tanah kaya raya di awal abad ke-20. Nggak banyak yang bisa dilakukan di sini selain berfoto-foto ria dan jajan di pasar dekat situ.
Haw Par Villa
Dari Katong lanjut ke Haw Par Villa di Pasir Panjang. Naik MRT Circle Line atau jalur yang berwarna kuning dan turun di Stasiun MRT Haw Par Villa. Taman Tematik ini lokasinya tepat di samping pintu keluar stasiun MRT. Di sini banyak patung-patung cerita rakyat Tionghoa. Dewa dan monster mitologi Tionghoa berwarna-warni menghiasi tempat ini. Dewa Naga, Dewa Langit, Panglima Perang, dan lain sebagainya dipajang seapik dan semenarik mungkin. Tempat ini seperti komik empat dimensi. Setiap bagian menceritakan kisah-kisah tentang kebaikan melawan keburukan. Yang familiar dengan cerita Kera Sakti ada diorama ketika perjalanan mereka diganggu oleh siluman laba-laba. Yang kangen dengan babi Cupatkay kalian bisa selfie di sini.
Yang menyeramkan adalah gua Ten Court of Hell atau 10 Siksa Neraka menurut kepercayaan Tionghoa. Miniatur-miniatur patung disiksa, dipenggal, dicambuk, dirajam, dibakar, disate, menggambarkan hukuman atas dosa manusia ketika mereka hidup. Kau suci dan aku penuh dosa hiks.
Chinese Garden
Lanjut naik MRT menuju Chinese Garden, begitu keluar Stasiun MRT akan disambut jalan setapak membelah lapangan berumput menuju taman bertema Tionghoa. Taman ini populer di kalangan TKW Indonesia dan Filipina untuk rekreasi tapi jarang terjamah wisatawan. Kalau hari Minggu banyak ditemui ibu-ibu berbahasa Jawa dan Tagalog menggelar tikar di berbagai tempat. Hari libur sengaja mereka buat untuk berkumpul sambil curhat dan ghibah sesama perantauan. Saya sendiri pernah bercengkrama dengan mereka di bawah pohon. Tanpa diminta pun mereka akan curhat mengeluarkan keluh kesahnya selama bekerja di Singapura. “Duh dek, aku kerjo ngosek-ngosek wc, sing nang omah karek ngatong njaluk duit, dipikir kene mesin duit opo?” Kalau diterjemahkan secara lepas “Duh dek, aku kerja susah payah di sini, yang di rumah dikit-dikit minta duit, dipikir aku mesin duit apa?” Yang sabar nggeh buk!
Di taman ini terdapat pagoda utama yang dekat dengan pintu masuk dan juga pagoda kembar di tepi danau buatan, sungguh menambah romantis tempat ini. Ada banyak patung panglima dan juga patung 12 shio. Di bagian belakang terdapat Japanese Garden yang banyak bonsai-bonsai berumur puluhan tahun.
Jadi kapan saya ke Singapura lagi? Akhir tahun ini saya ingin liburan lagi ke Singapura. Saya pernah ke Singapura saat Imlek dan menyaksikan kembang api yang begitu meriah di Hong Bao River dekat Esplanade. Jadi saya kepingin menyaksikan lagi pertunjukan kembang api pada saat pergantian tahun baru nanti yang biasanya rutin dilaksanakan di Marina Bay Singapore Countdown. Pasti sangat meriah dan megah.
Kamu mau ikut saya liburan akhir tahun ke Singapura? Hayuk cussss segera beli paket pesawat hotel Traveloka. Sekalian beliin buat saya juga hahaha. Happy traveling!
Kemarin aku kasih tahu temenku yang tinggal di singapore tentang haw par villa, dia sendiri juga baru tahu ada lokasi itu.
aku sendiri belum pernah keliling singapore kayak kamu, baru satu kali aja alid.
Anak rumahan mungkin beliau haha
Aku nembe pisan nang Singapur. Prosoku kok yo iki destinasi mahal. Rego2 mirip nang yurop…
Emang mahal, makanya buat yang berduit doang kayak aku wkwkw
Noted, ambil gambar subuh-subuh di Merlion. Kalau ke Singapura biasa nginap di mana Lid? Setiap ke sana apa setia dgn satu penginapan atau beda2? Rekomendasiin beberapa nama dong.
Suka ganti-ganti sih, tapi paling demen sama Traveler Loft @Jalan Besar, dormitory paling nyaman di Singapur. Dua kali nginap di sana 😀
kalo aku nginap di G Hotel mas biasanya…wkwkwk #kabur..haha
Terus nggak kuat bayar deposit 100 dolar wkwkkw
huahahahahaha…dadi sungkan..
wah karena belum ek sana , sehingga semua tampak mengasyikan bagiku
Cusss berangkat
Emang ngeri, numpang pipis wae nneg Singapur, bar kui mbalik neng Ploso.
Tahun baru rep ngajak sopo mas? Ojo ebret sek diajak, rak romantis blas.
Eh Haw Parr Villa ini aku baru tau juga mas Lid haha jadi pengen ke SG lagi.
Jajanan yg rekomen dong mas Lid di SG yg biasa kamu beli apa aja ?
Jadi kamu mau ke SG tahun baru sama siapa mas ? ajakin duo ebret haha
wkwk ini jelas wes menimbun tiket AA sejak lama
Aduh aku ga pernah jajan, mahal mahal, aku bawa menyan buat ganjel perut haha
Wah samaan keknya, 2010 pertama kali ke luar negeri..ke Singapura juga 🙂
Toss dulu
Kesian saya yang belum pernah kesana…
Cuma dengar cerita doang 🙁
puk puk puk
singapur emang yang paling deket,
btw bersih ya,,,
jadi pengen nyoba pergi kesana….
cobain kakak, deket kok 🙂
Belom pernah menginjakkan kaki di luar negeri 😀
Whoaa ada cupatkay dan temen2nya,, demenan ane waktu kecil tuh..
-Traveler Paruh Waktu
Aduh makanya jadilah traveler penuh waktu ahaha
Ahh saya baru pertama kali ke luar negeri thn 2012 euy. dan dari semua listnya cuma pernah ke merlion euy.. 2 kali, pas sore dan malam hari setelah pukul 21.00 demi foto lowspeed light disana.
pengen main kesana lagi dehh *brb cek traveloka*
Dari Merlion jalan kaki ke Esplanade lanjut sampai Helix Bridge, luar biasa viewnya klo menjelang blue hour.
Ke SG tanpa foto sama Merlion berasa kurang afdol ya, sama kayak ke Jakarta pertama kali tanpa liat Monas
Gila, gak nyangka waktu sunrise jadi indah banget viewnya di Merlion
Joo Chiat sepertinya bagus foto2 disana buat feed instagram
Yes banget, udah beberapa kali dibela-belain bangun pagi demi swastamita di Merlion. Dan gak pernah kecewa dengan suguhan di depan mata.
Sekali lagi bener banget, Joo Chiat biasa saja tapi cucok dipakai stok feed Instagram 🙂 apalagi yang demen tema pastel, minimalis, vintage.
duh, aku durung tau gembel nang luar negri :(((
Kere ah
Aku mbok diajak nang singapur to mas. :(((
Iku panggon e instagramable opo ancen sampean sing jago motret? *dikeplak
Aku belum pernah ke Chinese Garden. Tapi kayaknya mau bikin postingan tentang Singapore yang heratis macam begini hehehe 😉
Dih lokal hangat gratisan dih
Hawpar Villa sama Chinese Garden juga udah mainstream itu, mas. (lalu dibalang sandal)
Aku pertama kali ke LN, sekaligus pertama kali trip, pertama kali naik pesawat, adalah ke Singapura tahun 2013. Kalo aku lebih sering ke KL, udah sekitar 7 kali ke sana.
Wah, kalo ke SIN lagi gue mau ke Joo Chiat atau Katong ah. Suka banget sama neighborhood tionghoa tua kayak gitu, tapi tetep rapi dan bersih.
Bagi kamu uda mainstream soalnya tripmu ke KL SIN doang sih ah. Survey MRT.
Klo mau menghitung ke SIN 100 kali, dan ke KL 1000 kali saking seringnya bhuahahahaha.
hahaha (((survey MRT)))
Aku rencana tgal 8 ke sana, dan ini trip pertama. bagi info dong dari airport klo mau ke daerah novena bisa pke MRT juga kah?
mas di Singapura ada kampung, namanya Lorong Buangkok. Bagus dan anti mainstream juga mas, cuma entah sekarang masih gak.
dekek link ah : https://bukanrastaman.com/2015/08/11/lorong-buangkok-sisa-kampung-terakhir-di-peradaban-maju-singapore-sg50/
dari semua tempat wisata yang disebutin mas Alid rasa0-rasanya paling susah ke Merlion. Jam 6 pagi,,,, susah banget bangun pagi kalo di Singapor,, karena bobonya udah pagi 😛
Kayaknya itu yang paling unik Joo Chiat,rumah peranakan Chinese. Salam kenal mas Alid.
Berati aku kudu ngurus pasport disik ki. Trus cuss Singapura pingin kopdaran karo kak Rose De Akademi Indosiar.
Nah loh sopo iku Kak Rose? Ndang urus paspor cak ayo budal 🙂
Pagoda kembar di tepi danau itu artistik sekali, Cak…
wah asyik yah kak, kebetulan akhir bln aku ke Singapore, gak sabar pengen bkin story disana hehe