AirAsia Mengubah Hidup Saya

Mengingat kembali ke empat tahun silam, tepatnya tanggal 12 Mei 2010, momen dimana saya memulai mimpi saya. Masih terngiang di ingatan bagaimana deg-degan-nya saya pagi itu setelah cek in, ya tujuan saya adalah Singapura. Wajar saja saya gemetaran karena itu adalah waktu pertama kalinya saya akan ke luar negeri. Ketika semua penumpang tertidur lelap menikmati perjalanan saya justru terjaga karena rasa exciting yang luar biasa. Begitu mendarat di Changi International Airport kaki saya langsung lemas, saya berjalan gontai keluar dari pesawat dengan keringat dingin. Antara tidak ingin turun dari pesawat karena takut dengan dunia baru yang akan saya hadapi di luar, dan antara keinginan kuat untuk segera melihat dunia lain yang berbeda. Saya turun pesawat dengan memantapkan hati, tsah!

Now everyone can fly, let’s fly!

Petugas imigrasi Singapura memberikan senyumnya yang paling ramah menyambut kedatangan saya “Only two days? Ok, happy holiday”. Itulah keramahan pertama yang saya dapatkan dari orang lain di luar negara saya Indonesia.

Merlion di Singapura

Ini mimpi, mimpi yang menjadi kenyataan. Semenjak kecil saya bermimpi untuk bisa melangkahkan kaki di negeri asing. Saat masih duduk di sekolah dasar saya paling cepat menghapal nama-nama negara berikut ibu kotanya, menebak bendera-bendera negara asing pun saya paling cekatan. Sedari kecil saya suka melihat gambar-gambar bangunan megah keajaiban dunia, mungkin dari situ mimpi saya untuk menjelajah dunia di mulai. Dan Singapura menjadi negara pertama yang saya injak dengan gemetaran tapi mantap.

Dua hari di Singapura saya melanjutkan perjalanan naik bis menuju Malaysia. Masih segar diingatan betapa merindingnya melihat bangunan megah di hadapan. Menara kembar yang selama ini saya lihat fotonya di internet serta di televisi, tapi saat itu saya berdiri ngeri menatap bangunan gagah itu. Walau hanya Petronas tapi rasanya seperti saya sudah mencapai ujung dunia laksana menara tersebut menjulang tinggi berusaha meraih angkasa.

Bangga kepada diri sendiri karena bisa mewujudkan mimpi untuk menjejakkan kaki di negeri asing dengan jerih payah serta hasil keringat sendiri. Berbulan-bulan saya menabung untuk perjalanan yang akan mengubah hidup saya seluruhnya.

Dan pihak yang paling berjasa dalam mengubah hidup saya serta menjadikan saya berani bermimpi lebih tinggi lagi adalah AirAsia. Perjalanan ke luar negeri merupakan sesuatu hal yang mewah, tapi tidak dengan AirAsia. Maskapai berbiaya rendah tersebut menjual kursinya layaknya kacang goreng. Dengan harga murah saya sudah bisa terbang ke luar negeri untuk mewujudkan mimpi.

Setelah perjalanan pertama, saya semakin ketagihan untuk segera mewujudkan mimpi-mimpi saya selanjutnya dan semakin semangat untuk menabung. Seringkali AirAsia memberikan promo Kursi Gratis sehingga harga tiket untuk terbang begitu sangat murah. Sedikit-sedikit saya membuka website AirAsia untuk mengecek harga walau tidak ada promo sekalipun.

Saya tumbuh dengan cekokan komik dan animasi Jepang, otomatis mengunjungi Jepang adalah salah satu mimpi saya, tidak pernah menyangka hal itu terwujud begitu cepat. Kala itu AirAsia memberikan promo kursi gratis dan saya mendapatkan tiket seharga 2 juta rupiah pulang pergi dari Surabaya ke Haneda. Padahal harga normal tiket ke Jepang adalah sekitar 10 jutaan, jika tanpa AirAsia mungkin saya akan butuh waktu bertahun-tahun untuk merajut mimpi.

Saya dengan robot Gundam di Odaiba, Jepang

Mimpi terliar saya adalah menginjakkan kaki di makam paling indah di dunia, bangunan paling megah yang didedikasikan untuk kekasih tercinta, ya Taj Mahal. India adalah puncak dari segala puncak mimpi saya yang terwujud berkat AirAsia. Betapa merindingnya saya menyaksikan bangunan yang dibangun dengan penuh cinta tersebut, saya hampir menitikkan air mata ketika berdiri menatap Taj Mahal.

Saya di Taj Mahal, India

AirAsia bahkan mewujudkan mimpi yang tidak pernah saya impikan sebelumnya, AirAsia memberikan hadiah tiket gratis ke Korea Selatan karena saya memenangkan kuis yang diselenggarakan di twitter. Dada ini bergetar ketika berdiri di puncak tertinggi Gunung Seorak di Korea Selatan.

Dipuncak Gunung Seorak, Korea Selatan

Selain mengubah hidup saya, AirAsia juga mengubah cara berpikir lingkungan tempat saya tinggal dan mulai mempengaruhi teman-teman saya juga. Lingkungan saya yang semula selalu berpikiran negatif tentang jalan-jalan di luar negeri pasti menghabiskan uang banyak terbantahkan dengan bukti hidup yaitu saya.

Teman-teman saya juga mulai terjangkiti virus-virus traveling karena iri melihat foto-foto dan cerita-cerita perjalanan saya. Beberapa teman sudah berhasil saya bantu untuk melangkahkan kaki ke luar negeri pun juga mulai ketagihan. AirAsia membantu saya mewujudkan mimpi dan saya membantu mewujudkan mimpi orang lain karena AirAsia. Now everyone can fly.

AirAsia juga punya andil besar dalam tulisan-tulisan di blog ini karena banyak perjalanan yang saya lakukan dengan AirAsia. Saya tidak akan pernah berhenti bermimpi dengan AirAsia karena dunia ini masih begitu luas dan menunggu untuk saya jelajahi satu persatu, dan AirAsia jangan pernah berhenti untuk mewujudkan mimpi-mimpi.

Tulisan ini diikutkan dalam Kompetisi Blog 10 Tahun AirAsia Indonesia.

Alid Abdul

Travel Blogger asal Jombang yang hobinya traveling dengan gaya backpacker. Blog ini adalah kumpulan cerita dari mimpi-mimpinya yang menjadi kenyataan.

View Comments

Recent Posts

Reuni di Gunung Tanggung

"Hid weekend ini nganggur nggak? Kamping yuk!" Saya mengontak seorang kawan bermain saat kecil dahulu,…

Maret 1, 2021

Oh Ranu Kumbolo

Tahun 2020 sungguh ambyar pokoknya, ajuuuuuur juuuuuuummm. Apalagi kalau bukan karena Koronamaru. Semua mimpi dan…

Februari 24, 2021

Danau Toba, Saya Datang!

“Cabin crew, prepare for landing!” Begitu pilot mengumumkan akan segera mendarat, saya langsung menegakkan sandaran…

Juli 27, 2020

Mencret di India

Saya melewatkan sarapan di hostel karena jam makan pagi adalah jam 9, yang bagi saya…

Juli 21, 2020

Kepanasan di Udaipur

Banyak plang-plang bertuliskan "Watch Octopussy Movie Every Evening 7 pm" di gang-gang jalanan Udaipur. Film…

Juni 10, 2020

Kangen Jogja

Hari ini adalah Lebaran hari ketiga, sumpah Lebaran tahun ini sungguh sangat aneh. Beberapa masjid…

Mei 26, 2020