Gempor Jalan Kaki di Hanoi

50

Pagi itu saya bangun agak siang dari biasanya. Kalau lagi ngetrip saya biasanya bangun pagi banget untuk memulai jalan-jalan biar bisa mengunjungi semua destinasi. Sehari sebelumnya saya benar-benar tepar kelelahan berkendara naik bus dari Sapa ke Hanoi. Saya dapat tempat tidur di belakang samping toilet lagi di dalam bus. Tapi yang ini lebih parah sebab aroma pesing menohok hidung. Saya sampai pusing dan hampir muntah. Beruntung turis Prancis sebelah saya ngasih pil sakti yang begitu saya telan pusing menghilang. Tenang itu bukan pil koplo atau tablet PCC yang lagi gencar saat ini hehe. Itu hanya pil penghilang nausea and vomiting. Sayangnya pil penghilang masalah dan hutang sampai sekarang belum ditemukan. Tiba di Hanoi pukul tiga sore saya langsung cek in hotel di daerah Old Quarter dan lelap tidur sampai besoknya.

Saya ada banyak waktu luang di Ibukota Vietnam ini sebelum bertolak ke Hue sore hari. Karena nggak banyak destinasi wisata di Hanoi jadi saya agak santai memulai hari. Rencananya sih cuma ke beberapa tempat dengan jalan kaki sampai gempor sambil hunting foto street. Sebelum memulai jalan saya isi bensin (baca: sarapan) dulu di KFC terdekat untuk energi. KFC memang selalu jadi andalan jika ngetrip ke negara yang kulinernya banyak babiknya. Walau ayam di KFC nggak mungkin halal juga, palingan juga dicekik sebelum dikasih tepung haha.

Hanoi kayak tahun 70-80an yak, ini dijepret dari lantai dua KFC

Hanoi merupakan kota terbesar kedua di Vietnam, padahal Hanoi menyandang sebagai ibukota negara yang menganut paham komunis tersebut. Yang terbesar pertama tentu saja Ho Chi Minh City. Meskipun begitu tempat peristirahatan Ho Chi Minh sang pahwalan revolusi tidak berada di Ho Chi Minh City melainkan ada di Hanoi ini.

Eksis dulu biar gak dikira hoax

Ho Chi Minh Mausoleum adalah tujuan pertama saya. Begitu besar jasa Paman Ho bagi Vietnam sampai-sampai namanya dijadikan nama kota menggantikan Saigon tahun 1976. Saking cintanya rakyat Vietnam, kuburannya dibangun sangat megah dan mewah.

Tipikal negara-negara penganut faham komunis arsitekturnya dibuat tebal, lebar, luas. Kesannya gagah dan gahar. Lapangan di halaman depan kuburan luasnya beberapa kali lapangan sepak bola. Sedangkan kuburannya kotak begitu saja dengan aksen membosankan. Fakta menarik bahwa kuburan ini termasuk Bangunan Paling Jelek di Dunia ranking enam.

Jelek nomor enam sedunia

Sayangnya waktu saya datang pengunjung tidak diperbolehkan masuk sebab sedang ada acara. Biasanya sih antriannya panjang banget hanya untuk bisa melihat jasad Ho Chi Minh. Saya cukup puas berkunjung ke Museum Ho Chi Minh yang gedung terpisah di belakang dari gedung utama kuburan. Di museum tersebut diceritakan lengkap tentang kepahlawanan Paman Ho. Suatu hari nanti saya ingin membangun museum memoar yang isinya tentang cerita-cerita heroik saya dan juga dipajang foto korban-korban nyinyiran saya bhuahahaha.

Penampakan Uncle Ho

Suasana Museum Ho Chi Minh

Dari tempat persemayaman Paman Ho saya lurus jalan kaki sampai Istana Kepresidenan. Lagi-lagi harus mengurut dada karena sedang tutup. Saya lanjut jalan lurus melewati Quan Thanh Temple sampai ke Tran Quoc Pagoda yang berada di pinggir danau. Kudu misuh-misuh karena pagoda tersebut juga tutup. Sudah capek jalan kaki dan berpeluh kepanasan, eh tutup. Kutukan apa ini hiks. Kesal! Saya melipir makan siang di Lotteria terdekat sambil istirahat dan wifian.

Tran Quoc Pagoda

Merasa sudah kuat saya jalan kaki lagi ke National Museum of Vietnamese History. Lumayan gempor jalan kaki 4 km. Lokasi museum terletak dekat dengan Hanoi Opera House. Museumnya buka, kalau nggak buka mungkin sudah saya bakar bhuahaha. Saya suka masuk museum. Selain memang suka sejarah, masuk museum bisa buat ngadem sebentar dari teriknya matahari.

National Museum of Vietnamese History

Koleksi museumnya lumayan membuka cakrawala pengetahuan. Halah cakrawala. Bercerita tentang Vietnam sebelum pra-sejarah sekitar 300.000 tahun lalu. Zaman perunggu, dinasti-dinasti kerajaan yang memerintah Vietnam. Hingga sejarah yang lebih modern seperti revolusi Vietnam tahun 1945.

Arcanya mirip-mirip ya sama dengan yang di Indonesia

Vietnam dijajah Prancis, nggak heran jika banyak bangunan-bangunan lama bernafaskan Prancis. Seperti museum ini yang juga menggunakan bangunan lama bergaya Prancis. Yang paling megah menurut saya adalah Hanoi Opera House di bundaran CMT8. Dari bundaran saya melanjutkan jalan kaki ke Danau Hoan Kiem.

Hanoi Opera House

Sebelumnya saya mampir ke kedai kopi paling legendaris di Hanoi. GiαΊ£ng Cafe menyuguhkan kopi tidak dengan susu tapi dengan adukan putih telur sampai berbusa hingga mirip latte. Saya bukan pecinta kopi, mampir pun sekedar pengen nyicip saja. Enak, aroma amis nggak ada sama sekali. Egg Coffee dingin segelas kecil seharga 24k rupiah langsung saya tenggak dan langsung lemas keringat dingin. Saya suka begitu kalau minum kopi. Nggak kuat. Saya lemah! Dan saya lupa jepret rupa kopi telurnya haha.

Nggak lama di Giang Cafe saya langsung melipir ke danau paling populer dan tempat nongkrong warga lokal. Pagi tadi saya lihat ada ibu-ibu yang senam aerobik bareng. Yang generasi milennial nongkrong sambil main Pokemon Go. Rame! Tiap tempat duduk ada orangnya, belum lagi yang berdiri. Tapi semuanya sibuk dengan gawai masing-masing.

Konon katanya danau ini ada kura-kuranya dan di danau terdapat menara yang disebut Turtle Tower. Mitosnya sih saat Kaisar Le Loi mendayung perahu di danau ini muncul Dewa Emas Kura-kura dan meminta pedang yang dipakai Le Loi perang melawan Dinasti Ming. Untuk menandai momen tersebut danau ini disebut Hoan Kiem atau Kembalinya Pedang. Halah mbuh pokoke ngunu critane. Di danau ada juga Ngoc Son Temple, tapi saya nggak masuk karena harus bayar 30k dong atau 20k rupiah. Lihat dari luar saja cukup.

Turtle Tower

Pfiuuhhh kalau dikalkulasi menggunakan Google Maps hari itu saya jalan kaki keliling Hanoi kurang lebih sepanjang 10km. Antara gempor-gempor bahagia gimana gitu. Bahagia karena saya menghemat banyak ongkos transport, tapi pulang ke Indonesia saya ngeluarin ongkos buat pijat refleksi kaki saya yang gempor hahaha. Saya mengakhiri kunjungan saya di Hanoi dengan makan malam lagi di KFC yang sama di sekitar Danau Hoan Kiem. Setelah makan malam saya naik bus menuju Hue di Provinsi Thα»«a ThiΓͺn-HuαΊΏ.

Happy Traveling!

50 KOMENTAR

  1. KFC disana ayamnya ga dicekik mas, tapi digigit sampai klenger. wkwkwkwk. Btw, saya ga brani lho nerima-nerima obat dan sejenisnya dari orang yang tidak dikenal, takut kenapa-kenapa. #negatifthinkin

  2. Saya baru tahu bahwa Vietnam masih komunis *ke mana saja yak, hehe. Tahu Hanoi dulu hanya dari film Korea. Tulisan ini jadi menjelaskan banyak. Terima kasih, ya. Ternyata ada sepuluh besar bangunan terjelek di dunia ya Om, hehe. Jadi penasaran nomor satunya bangunan apa. Menurut saya makam Paman Ho lumayan megahnya. Tapi memang nuansa komunisnya berasa. Tegas-tegas bagaimana gitu, hehe. Dan, saya suka museumnya… *ngiler*. Itu sepertinya arca Siwa… atau Durgakah Om? Wajah arcanya mirip juga sama yang saya jumpai di hotel di Kamboja dulu, hehe.

    • Wah aku malah gatau ada film Korea yang berlatar Vietnam πŸ˜€

      Entah itu ranking terjelek menurut siapa haha. Tapi klo gugling banyak neh situs yang bikin ranking bangunan terjelek gitu.

      Yup benar itu dari peninggalan Kerajaan Champa yang Hindu dan Budha. Familiar kan dengan nama kerajaan itu yang ada kaitannya dengan Majapahit. Saya sempat mampir ke Museum Champa di Danang loh πŸ™‚

  3. Wuuiiih ngelihat pergantian penjaga juga rupanya. Sebenernya, gak jauh dari situ ada museum bagus lho beb. Museum semacam Dirgantara gitu sama Taman Lenin, sama satu lagi Temple of Literature. Aku juga jalan kaki semuanya ke tempat2 ini. Bedanya cuma gak makan makanan sono sama sekali karena babik semua. KFC itu ayamnya dicekik, makanya gak ke situ. Sebagai gantinya, akuh makan rambutan setengah kilo buat makan siang, lalu ngandelin sarapan buah dari penginapan. Sehat banget pokoknya :'(

    • Aku juga sempet mampir ke Taman Lenin dan lewat Museum Dirgantara. Cuma aku skip tulis sebab aku lupa wkwkwkw. Heh motek rambutannya gak nyebut nama Allah, jadi haram πŸ˜€

  4. Jadi keinget drama Jepang yg kapan hari kutonton, yg cerita Vietnam2 gtu πŸ˜€
    Ternyata di sana pun ada mitos2 ya.
    10 km lumayan ya, abis itu pijet2 haha

  5. wah… iya… waktu di Hanoi seperti terhenti di tahun 70-80an.
    tone fotonya juga bikin kesan tahun itu makin kuat πŸ˜€

  6. Dari photo2nya kelihatan bersih banget ya kotanya..apa cuma di daerah tertentu sajakah Lid?

    Bangunan Paling Jelek di Dunia ranking enam, aneh, kayaknya masih banyak bangunan yang lebih jelek, kok ada ya ranking terjelek πŸ˜€ ha ha ha

  7. nggak takut lid nrima pil dari orang yang gak kenal? perasaan masih banyak kuburan yang lebih jelek ya tega amat yg buat list itu

    • Enggak sih, aku selalu positif thinking haha. Lagian posisinya di dalam bus dan isinya full turis. Orang lokal cuma satu dua doang. Dan dia juga disampingku menderita habis hahaha.

  8. selalu bikin baper liat foto-foto liburanmu .. hmmm ingin mengulang backpackeran lagi .. segeraaa! ghahahahha .. aku minat lid nek ono pil menghilangkan hutang kwkwkwk, tak tebas kabeh

  9. Suka banget sama foto-fotonya, tone warnanya adem dilihat mata~ πŸ˜€
    Dan, Tran Quoc Pagoda indah sekali ya mas. πŸ™‚

    • Indochina kan ada kaitannya sama Hindu dan Budha. Kerajaan Champa di Vietnam apalagi pernah ada hubungan dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Aduh foto sama bule? Aduh buat apa cobak.

  10. yang foto di bundara itu mengingatkanku pada bundara air mancur di palembang tempo dulu sekarang udah diubah jadi bentuknya gak ada otentik lagi πŸ™

    dari gambarmu, hanoi kayaknya eyegasm buat yang suka bangunan heritage walau lumayan bikin kaki gempor juga jalan kaki 10km buat explore. transportasi gampang di sana ya.

Tinggalkan Balasan ke Susie Ncuss Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here