Pengetahuan saya tentang Vietnam hanya sebatas Perang Vietnam yang banyak difilmkan oleh Hollywood tapi tidak paham latar belakang kenapa mereka perang. Dan juga Kerajaan Champa yang beberapa kali di sebut dalam sejarah Majapahit. Di Trowulan bahkan ada Makam Putri Campa yang dipercaya berasal dari Kerajaan Campa. Denger-denger Harimau Campa (nama tokoh di Minangkabau) juga dari sana. Hanya sebatas itu saja sih pengetahuan saya mengenai Vietnam. Namun di Hue saya benar-benar tercengang dan tercerahkan.
Mari kembali ke beberapa jam sebelumnya. Waktu di mana saya tiba di Hue. Pagi itu saya sampai di Hue setelah 12 jam perjalanan yang melelahkan naik bus dari Hanoi. Hue dibaca “Huwe” atau “Hwe” dengan lafal huruf e seperti pada kafe. Bukan Hue yang berarti warna dalam bahasa Inggris, kata yang selalu ada di aplikasi editing foto yaitu menu “Hue and Saturation”. Bukan juga huwek-huwek, itu sih muntahan orang hamil. Hue posisinya di tengah-tengah Vietnam, tepatnya di Provinsi Thừa Thiên-Huế.
Beruntung hotel yang telah saya booking sebelumnya memperbolehkan saya cek in pagi-pagi. Setelah mandi dan pakai make up saya menanyakan ke resepsionis apakah mereka menyewakan sepeda onthel atau motor. Karena lebih murah saya sewa sepeda onthel. Itung-itung gowes santai sambil keliling Hue. Sehat apa ngirit pak?
Saya mengayuh pedal sepeda meninggalkan hotel dan menyebrang Perfume River hingga sampai di gerbang Imperial City. Saya antri membeli tiket, ada beberapa pilihan harga yang sesuai kantong. Semakin murah semakin sedikit yang dikunjungi. Saya membayar 250.000 Dong atau sekitar 150.000 Rupiah untuk masuk ke Imperial City dan dua kuburan raja. Tiket untuk turis asing memang selalu mahal hiks. Saya jadi merasakan penderitaan turis yang mengunjungi Bromo dan Borobudur. Kantong mendadak jebol *puk puk*
Setelah membeli tiket saya masuk ke gerbang Imperial City dan saya seperti terhempas ke tempat lain. Ini Vietnam kan? Kenapa mendadak saya berada di Tiongkok. Saya pikir saya sedang berhalusinasi dengan kondisi sekitar. Semuanya bergaya Tiongkok. Mulai dari gaya bangunannya, ornamennya, hingga aksara yang dipakai. Saya ternganga masih tidak percaya.
Aku kan juga pengen foto di sini biar gak dikira hoax
Imperial City adalah sebuah citadel atau kota kerajaan di dalam benteng. Kota kerajaan yang sekelilingnya terdapat pagar pembatas setebal dua meter dan parit di sisi luar. Di dalamnya terdapat istana, kediaman, paviliun, taman, dan lain sebagainya. Mirip dengan Forbidden City di Beijing, yah padahal saya belum pernah ke Beijing. Doakan segera yak! Imperial City ini menghadap Sungai Huong atau Perfume River. Luas area 315.47 hektar. Iya saya barusan googling hehe.
Jangan heran jika di Hue ada sisa kerajaan yang megah. Zaman dahulu Hue adalah pusat dan ibukota dari Annam sebelum berubah nama jadi Vietnam tahun 1945. Megah dan luas. Imperial City di Hue telah juga masuk daftar UNESCO tahun 1993. Iya saya barusan googling lagi. Biar tulisan ini kelihatan cerdas jika menyebut angka dan tahun gitu.
Sayangnya 160 bangunan hancur akibat perang tahun 1963 Vietnam vs Amerika (Battle of Hue) dan hanya tersisa 10 saja yang ada sampai sekarang. Bahkan tembok benteng banyak lubang bekas serbuan peluru.
Mungkin pembaca familiar dengan nama Nguyen. Minimal tahu dari siaran-siaran olahraga seperti ASEAN Games atau Asian Games di televisi. Pasti ada atlet Vietnam bernama Nguyen yang namanya tercetak di belakang kaos. Nguyen memang nama umum di Vietnam, sama seperti Budi di Indonesia yang ngetop di pelajaran SD. Mungkin pelajaran membaca dan menulis di Vietnam juga melafalkan hal yang sama “ini Nguyen, ini bapak Nguyen, ini ibu Nguyen”.
Ada apa dengan Nguyen? Imperial City di Hue ini dibangun oleh Dinasti Nguyen yang merupakan dinasti terakhir yang memerintah Vietnam dan berkuasa selama 143 tahun. Dinasti Nguyen mulai berkuasa dari tahun 1802 hingga 1945 setelah Kaisar Gia Long melengserkan Dinasti Tây Sơn. Tenang saya googling kok ini, saya nggak pinter-pinter amat kok.
Dinasti Nguyen lengser di zaman yang sudah modern jadi banyak foto-foto keluarga kerajaan dan juga beberapa peristiwa-peristiwa penting terekam dalam sebuah foto meskipun cuma hitam putih. Setidaknya dulu kamera merupakan alat yang sangat modern dan canggih dibandikan dengan teknologi kamera sekarang. Pastinya juga sangat mahal di zaman dahulu.
Duy Tan Naik Tahta Pada Usia Tujuh Tahun
Yang mencengangkan adalah ternyata ada kaisar yang naik tahta pada umur tujuh tahun. Kaisar Duy Tan pada seusia itu menggantikan ayahnya karena karut marut politik melawan kolonial Prancis. Hingga ayahnya diasingkan dan Duy Tan naik tahta serta bertahan selama sembilan tahun sebelum akhirnya diasingkan juga menyusul ayahnya oleh Prancis. Saya pikir hanya Puyi dan Shang saja yang naik tahta saat masih bayi. Ternyata di Vietnam juga terjadi hal demikian.
Melihat foto-foto bisu itu saya hampir tidak percaya. Kenapa pakaian dan segalanya mirip dengan yang ada di Tiongkok. Memang sih Vietnam berbatasan langsung dengan Tiongkok tapi saya nggak membayangkan akan sama ketiplek. Emblem-emblem kerajaan juga mirip-mirip dengan yang ada di Tiongkok. Kalau kamu pernah menonton film-film Jet Li yang Once Upon Time in China atau film-film Mandarin lainnya yang berlatar belakang kerajaan pasti akan familiar dengan semua itu.
Selain karena memang kedekatan geografis yang mempengaruhi kebudayaan ternyata memang sejak sebelum masehi Vietnam dikuasai oleh Tiongkok. Dinasti Han yang pertama kali menaklukkan kerajaan Nam Viet pada tahun 111 SM.
Saya nggak memperhatikan tempat-tempat yang saya kunjungi di Imperial City. Saya sendiri lupa itu ruangan diperuntukkan apa. Saya terlalu cuek dengan detail tersebut. Sama seperti gebetanku yang terlalu cuek dengan kode-kode yang saya berikan. Halah.
Rasanya sejam dua jam nggak habis untuk keliling di citadel ini. Beberapa bagian terasa biasa saja dan membosankan. Namun bagian lain begitu fotogenik. Yang mau foto ala-ala raja dan permaisuri bisa sewa kostum dan duduk di atas singgasana. Saya sebenarnya mau sewa dan foto tapi permaisuri saya ketinggalan di rumah mertua haha.
Puas di citadel saya mengayuh sepeda menuju ke Thien Mu Pagoda. Jalanan lebar dan lengang mengikuti sepanjang Perfume River. Sungai yang membelah Hue ini pernah menjadi syuting film Full Metal Jacket yang rilis 1987. Ngos-ngosan sampai pagoda agak sedikit kecewa karena biasa aja, nggak ada yang istimewa pagodanya. Padahal jarak dari citadel ke pagoda sekitar 5km.
Thien Mu Pagoda
Saya beristirahat sebentar di tepi sungai dan beberapa tukang perahu mendatangi saya menawarkan jasanya untuk susur sungai dan singgah di kuburan Minh Mang. Saya kaget begitu tahu harga yang mereka tawarkan. Gila saja 40 dollar untuk pulang pergi. Apa sejauh itu kuburan Minh Mang? Saat itu juga saya cek peta offline di handphone dan mendadak mau pingsan. Busyeeett 13km. Mana sanggup hamba gowes sepeda dengan jarak sejauh itu. Belum lagi jika medannya naik turun.
Eh dulu pernah loh naik sepeda dari pelabuhan Pototano ke Batutering di Sumbawa selama dua hari menempuh jarak 140km. Harusnya sih 13km nggak ada apa-apanya. Duh itu kan dulu pas ikutan kompetisi The Extreme Journey. Kompetisi selesai rasanya saya trauma nggak naik sepeda selama setahun karena kaki dan bokong nyut-nyutan berhari-hari haha.
Perfume River atau Sungai Huong
Saya galau! Saya mencoba melipir pergi dari tukang perahu dan disamperin tukang perahu lainnya. Harga yang ditawarkan juga sama. Saya nggak mau capek naik sepeda karena masih ada beberapa hari lagi di Vietnam, takut tumbang. Jika nekat naik sepeda saya harus menempuh sekitar 20km pulang pergi kembali ke hotel. Duh ngebayanginnya saja saya sambil elus-elus pantat, klo pantat saya tepos gimana? Jika mengiyakan naik perahu dompet saya yang tepos hiks. Saya galau!
Jadi saya harus pilih yang mana? Apakah sepeda? Apakah perahu? *mata melotot, kamera zoom in zoom out ke wajah dan bibir* Yaaaaaaaaaaaak saksikan di postingan selanjutnya. Biar berasa drama gitu ceritanya. Tulisannya sudah panjang, nanti penggemar bosan bacanya. Kebanyakan cerita sejarah postingan ini jadi kayak dongeng hehe. Jadi tunggu saja tulisan selanjutnya yak!
Happy traveling!
Lumayan, 6 menit blajar sejarah Hue plus ndelok foto2 rodhok ciamik….
Kesengsem sama modelnya nggak? Ganteng looooooooh 🙂
Tenang Mas, sebelum komen di sini saya googling dulu, Hue itu di Vietnam sebelah mana. Oh, rupanya di sana, hehe… keren euy. Berasa sekali nuansa Tiongkoknya. Saya pengen ke sana, semoga kesampaian, amin. Penasaran dengan seerat apa hubungan Vietnam utara ini dengan Tiongkok. Kayaknya langgeng banget dari zaman dulu. Bahkan saudaranya di selatan sendiri dikalahkan habis. Hehe…
Pasti kesampaian lah, tinggal kedip aja sampai haha. Klo urusan langgeng kayaknya enggak juga deh haha. Di mana-mana pasti rusuh urusan politik hahaha
Saat baca Kisah anak 7 tahun yg diangkat jadi pemimpin membuat pikiran saya langsung tertuju pada film korea yang pernah saya tonton, ternyata hampir sama kejadiannya.
Hahaha
Request bang, selanjutnya ceritakan wisata sejarah kerajaan di Indo ya… Ada ngak yg kayak ini.
Semangka bang..eh keliru, semangat
Eh di Korea pernah ada ato cuma film aja? Sejarah kerajaan di Indonesia? Wah penggemar baru ya coba dikulik lagi postingan-postingan lama
Aku penasaran mas, apakah kamu tergoda dan jadi naik kapal ? wkwkwk
mbok kukira jaraknya bakalan kayak penyebrangan ploso itu only 2000
Aku naik helikopter akhirnya wakakaka. Tunggu post selanjutnya
Nah dengan semua kemiripan bangunannya itu, dan juga wajah orang-orangnya yang mirip antara warga Vietnam dan Tiongkok. Aku tuh sempat bingung ketika terjadi kerusuhan rasial di Vietnam beberapa waktu lalu. Dimana warga Vietnam sempat memburu warga Tiongkok juga. Lha raine wae podo ,,, gimana cara memburunya ya? Kecuali kalau diajak ngomong sih 😀
Btw, itu tertinggal 10 bangunan dan 160 bangunan lainnya hancur aja masih kaya gitu megahnya istana kekaisaran di Hue. Apalagi kalau misalnya masih utuh semua ya?
Ditunggu kisah selanjutnya Lid!
Hnah mungkin juga kayak orang Jepang dan Korea, mereka bisa bedain tanpa harus diajak ngomong hahaha.
huwowoooh kereennya itu foto yang background warna meraaah, aduuh aku jadi mupeng ke vietnam gara-gara kamu bilang tentang Campa hu hu hu.. keceeh
Ya karena ada akunya makanya bagus gitu bhuahahahaha. Ndang budal wis ndang
Hoo, baru tahu sejarah tentang nama Nguyen di Vietnam… 😀
Bangunannya megah-megah sekali ya. 🙂
Eh ini bukan tentang sejarah nama Nguyen tapi nama umum di sana kayak Putu, Made, Komang, di Bali gitu
Wahhhh….cantik banget tempatnya… Salam singgah pagi dari LeYa yang berada di Malaysia… Kapan sih mau ke Malaysia? Boleh juga LeYa bawakan tempat2 menarik di sini… Yuukkk…
Halo Kak LeYa. Saya sering loh ke Malaysia bulan lalu saja dua kali ke KL hehe
Berasa memàhami sejarah dengan cara menyenangkan.
Syeru banget dong
12 jam lumayan juga ya. Gak ada kereta ya Lid?
Trus gak nyoba nyamar lagi jadi penduduk lokal pas beli tiket. Eh aku kayaknya bisalah nyamar, wajah udah mirip sama orang Vietnam. Wajah aja, bodi kagak.
Dan, aku tahunya Hue ini dari Amazing Race, kayaknya demen banget didatangi ya.
Kereta di Vietnam gak rekomended soalnya lama banget. Tapi ngebus di Vietnam enak kok bisa tidur selonjor, itu klo duduknya gak deket toilet hahaha.
Aduh aku gak bisa nyamar klo bahasanya gak ngerti parah. Minimal aku pede klo ditanya hahaha.
Yes bener, klo gak salah season tiga deh, uda lama banget itu. Klo gak salah juga ke Imperial Palace juga 😀
Wah… baru dengar nama Harimau Champa
*ngebayangi serunya mengendarai sepeda onthel*
Masak baru dengar, padahal hits loh di zamannya urang awak kan?
aku berdebar-debar baca kisah solo traveling mu ini, sinyo alid. setelah dari hanoi aku dipuaskan sama foto bangunan heritage, kali ini lihat vietnam yang kayak di beijing. suka sekali aku sama ornamen oriental gitu walau tiket bagi turis emang lebih jleb 😀
Ahhh akhirnya kesampean juga mampir ke blognya wong ketjehh bhuahahaa
*padahal wes sering :v *
Dari blog ini saya jadi paham, cowok bisa drama juga ternyata hwehwehehehwh. Anyway, nice journey. Gak banyak yang traveling ke Vietnam gara-gara imej perangnya hehe.
Duuuhh jadi malu. Oh ya karena perang gak banyak yg ke sana? Tapi kok banyak turis ya di sana
Seruuuu yaa eksplor suatu kota pakai sepeda, cuma kalo sejauh itu gempor juga ya.. Pesen uber aja kak? Hahaha turis manja.
Regards,
Dee – heydeerahma.com
Emang semua Uber ada di semua kota-kota gitu :p
Sayang di sana nggak ada fotomu naik sepeda mas. Padahal itu pose bisa buat promosi kalau kamu nyalon jadi Njombang1.
Kok kesannya asyik sepedaan di Luar Negeri ya ahhahahahha
akhirnya kesampean juga mampir ke blog ente mas broo
Jadi ketemu berapa nguyen di vietnam? Pak nguyen, om nguyen, mas nguyen?
Bude Nguyen juga ada :p
Alid kan bisa sewa kostum foto sendiri aja, anggap rajanya masih single mau bikin sayembara cari istri 😉 . btw butuh 3 menit buat sekali baca artikelnya, Baca2 komen dan baca ulang artikelnya jd total 8 menit kupantengi blogmu haha 😉 .
Aiiiiih Emaknya Benjamin emang pembaca sejati hehehe. Nah iya ya kenapa gak kepikiran drama seorang pangeran lagi nyari princess gitu yak. Aduuuuuuuuuuhhhhhh gubliknya akuuuuuu T___T
Huahahahah 13 km itu sktr dr rumahku di rawamangun, ke kantor di manggadua :D. Ga kebayang kalo naik sepeda :p. Aku bisa mabok juga seharian..
Bayanginnya sambil jalan kaki haha
fotonya bagus-bagus…
aku taunya dari nonton di youtube tentang tempat ini, kalau ga salah, masih ada lagi istana yang di dalamnya lebih megah dan berat2 ornamennya tapi namanya lupa aku
Mas, apa nama hostel di kota Hue yg dkt dg perhentian bis. krn sy mau kesana . trima ksh
Pool bus yang saya naiki sudah di tengah kota kok mbak, dan saya beneran lupa nama hotelnya. Bus yang saya naiki Queen Cafe namanya.