Nonton Film India Adalah Cara Asyik Menghabiskan Waktu di Penang

20

Saya sih suka makan tapi berburu kuliner bukan hal wajib dalam setiap trip saya, yang penting saya sudah mencicipi salah satu atau salah dua jenis makanan yang paling top di daerah yang saya kunjungi. Bukan apa, hobi jalan-jalan saja sudah menguras kocek jadi kalau ditambah saya harus berburu kuliner setempat bisa bangkrut mendadak. Sebisa mungkin saya menghemat uang makan, kalau perlu sarapan sampai makan malam hanya makan roti saja hahaha. Iya saya peliiiiitttttttttt :p

Penang sendiri terkenal dengan surganya kuliner tapi tidak bisa menggoda saya untuk belanja makanan. Nah apa yang saya lakukan di sore hari untuk menghabiskan waktu setelah pulang trekking dari Taman Negara Pulau Pinang? Di salah satu sudut di Jalan Penang ada bangunan kecil yang menarik perhatian saya untuk mampir. Nama gedung tersebut adalah “Odeon”, itu adalah gedung bioskop khusus memutar film India Tamil.

Semua juga sudah tahu kalau saya tergila-gila dengan yang namanya India, walau bukan film Bollywood yang diputar melainkan film Kollywood (sebutan untuk film India Tamil) tetap saja menarik saya untuk ditonton. Film Kollywood nggak kalah bagus kok dengan film Bollywood, bahkan banyak film India Tamil yang diremake jadi berbahasa Hindi (Bollywood).

Bingung? Begini pembaca yang budiman, yang namanya bukan budiman silahkan pergi, film Bollywood itu adalah film India berbahasa Hindi bahasa nasional India dan didistribusikan ke seluruh negeri dan internasional, yang ditayangkan di televisi Indonesia itu adalah film India jenis Bollywood. Kalau film Kollywood adalah film India berbahasa Tamil (salah satu bahasa daerah di India Selatan), tentu saja dikonsumsi hanya di daerah Tamil Nadu dan sekitarnya. Selain Bollywood dan Kollywood, di India ada juga Tollywood, Lollywood, Ollywood, Mollywood, Jollywood, Chhollywood. Sudah abaikan wood-wood itu biar tidak puyeng :p

Sebelum saya memutuskan untuk membeli tiket nonton saya tanya ke petugas dulu apakah film yang diputar ada teks Bahasa Inggris atau Bahasa Melayu. Mbak penjaga kantin bilang kalau filmnya ada teks berbahasa Inggris dan yang diputar adalah film terbaru. Nggak lucu dong kalau saya nonton film yang tidak saya mengerti bahasanya tanpa teks terjemahan. Setelah saya membeli tiket seharga 10 ringgit untuk jam 6 sore saya lanjutkan ngobrol dengan mbak penjaga kantin.

Tiket

“Bioskop ini dibangun sejak tahun 1947 dan pernah tutup tahun 2001 tapi kemudian tahun 2002 buka lagi, bioskop kecil ini bertahan dengan satu teater dan satu film yang diputar secara kontinyu dari hari ke hari” cerocos mbak penjaga kantin. Sayangnya saya lupa tidak tanya kenapa pemiliknya mempertahankan bioskop ini di tengah gempuran bioskop modern. Mungkin karena ini adalah satu-satunya bioskop yang memutar film India berbahasa Tamil, sehingga sangat dibutuhkan oleh warga Malaysia keturunan India Tamil, jadi tidak ditutup. Populasi India Tamil di Malaysia memang lumayan banyak.

“Kalau filmnya tidak ada peminat dalam beberapa hari bisa langsung diganti dengan film baru, kalau peminat banyak bisa bertahan satu bulan diputar” tambahnya lagi.

Kursi yang sejajar

Beberapa menit sebelum film diputar, penonton yang rata-rata warga Malaysia keturunan India Tamil berdatangan, hanya ada dua orang Melayu yang saya lihat nonton di Odeon waktu itu, saya sendiri turis dari Indonesia keturunan Jawa haha. Tidak banyak penonton waktu itu, mungkin sekitar 15 orang saja. Memasuki teater tempat film diputar saya merasa lucu sekali melihat deretan kursinya. Kursi ditata tidak dari rendah ke tinggi layaknya gedung bioskop jaman sekarang melainkan sejajar. Jadi kalau nonton di depan yang ada orang rasanya ingin sekali mukul kepala orang tersebut karena terhalang, apalagi kalau dia tinggi. Karena banyak sekali kursi kosong jadi saya nonton sambil ongkang-ongkang kaki haha. Walau bioskop tua tapi kursinya masih layak dan lumayan empuk untuk diduduki meski kursinya sudah tua. Untuk urusan sound system walau saya yakin nggak pakai teknologi terbaru tapi cukup jernih dan mendebarkan ketika adegan menari-nari dengan musik yang rancak.

Jadi film apa yang saya nonton? Judulnya “Maan Karate”, film bergenre komedi eksyen dan romantis tersebut berhasil mengocak perut saya selama 2.5 jam. Ceritanya sendiri tentang sekelompok pekerja IT yang ke hutan dan mendapati orang suci yang bisa meramal masa depan. Dan mereka menggunakan ramalan dari orang suci tersebut demi keuntungan pribadi. Oke saya nggak akan menceritakan filmnya secara detail, yang jelas saya nggak rugi merogoh kocek 10 ringgit untuk menikmati Penang dengan cara lain yang tidak biasa. Ini bukan pertama kalinya saya nonton film India Tamil, sebelumnya saya sudah lumayan sering nonton hasil download dari internet. Tapi ini adalah pengalaman saya pertama kali nonton film India Tamil di bioskop di negeri orang.

Yuk mari joged

Film selesai saya kembali ke hostel sekitar jam sembilan malam dan kaget kalau di Jalan Chulia jam segitu banyak cewek berbaju seksi berdiri di setiap gang atau pojokan manggil-manggil saya “hey handsome”. ITU APAAAAAAAAAAAAAA??? Happy traveling.

 

20 KOMENTAR

  1. Lokasi dan bangunannya mirip bioskop “belakang benteng” di Ternate namun sayangnya bioskop bersejarah yg satu ini sudah tidak beroperasi dan menjadi lokasi dolly di Ternate 😀
    Aahhh kak kalau ada yg manggil hay hadsome mestinya mojok dikit dulu…

  2. Hahaha ini antimenstrem bener, jauh-jauh ke Penang nonton biskop Kollywood. Mantap! 🙂
    Jadi ending setelah selesai nonton bioskop gimana? Cari pohon? Atau berhasil diseret masuk kamar akuarium? Hahaha

  3. ya ampun itu kursinya berderet sejajar? nah kalo ada yg badannya gede dan tinggi terus nonton paling depan, ngalangin dong? gak kebayang bukannya nonton layar bioskop malah nonton punggung. hehehe…

    regards
    @budyjullianto

    nb. mana minta itin India?

  4. Asik sekali bisa nonton. Aku dulu ke Penang juga berniat nonton film bioskop tapi ga sempat. 😀
    Film India Tamil ini syutingnya di tempat-tempat eksotis juga ga sih?

  5. duuuh nyesel kemaren ke Penang gak nyobain nonton disini, sebagai barisan FBI (Fans Berat India) aku merasa gagal T_T

    eh btw salam kenal ya Alid, blognya keren

  6. ” Selain Bollywood dan Kollywood, di India ada juga Tollywood, Lollywood, Ollywood, Mollywood, Jollywood, Chhollywood.” –> baru tau nih 🙂

    Foto Odeon 1947-nya itu mirip dengan Gedung Merdeka Bandung yang dipakai KAA. Gak merhatiin nih klo di Penang ada bioskop beginian. Tapi film-filmnya kok kayak yang diputar di bioskop Grand Senen ya? 😀

    • Di India industri perfilman gede banget, dan tiap region punya bahasa masing2 dengan industri masing2. macam JTV yg selalu pake boso jowo ituloh 😀

      Aku gak ngerti Bandung hahaha :p

  7. wkwkwk niat abis sampe nonton pilem india disono lid..
    gw dulu pas disana mana sempet mampir ke bioskkop kaya gini
    hehehe

Tinggalkan Balasan ke Adie Riyanto Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here