Persiapan Jalan-jalan ke India

45

Saya sudah tiga kali plesiran ke India, boleh dong congkak? Yeeekaaaan Yaaadooong *kibas poni*. Kalau nggak ada aral melintang, nanti lebaran mau ke sana lagi ah. Mudik ceritanya. Alih-alih mudik, sebenarnya mau kabur saja dari suasana lebaran di rumah. Biar nggak ada yang nanyain “kapan kawin?” Bhuahahahahaha. Nah sebagai Anaq Gawl India yang berpengalaman jalan-jalan di sana, neh saya tuliskan “Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan sebelum Jalan-jalan di India”. Semuanya berdasarkan pengalaman saya pribadi. Langsung saja cekibroooooooooooot!!!

Visa
Saya asumsikan kamu sekalian sudah punya tiket pulang pergi ke India. Jadi tinggal mengurus visa India saja. Loh katanya India sudah bebas visa untuk Warga Negara Indonesia? Yes memang benar, tetapi kita masih wajib apply visa India secara online. Dan kolom pembayaran sudah ditiadakan. Kzl khan? Aku tiga kali ke sana masih bayar visanya huvt. Visa akan diemailkan ke email kamu ketika sudah disetujui, nah itu dicetak dan tinggal kasihkan di imigrasi di sana. Cetaknya A4 atau folio saja, jangan sampai dicetak 16R jumbo, apalagi sampai kamu pigura segala.

Ingat yak! Apply visa India dulu sebelum berangkat, jangan sampai enggak. Karena pernah ada kejadian ada yang berangkat ke India tanpa punya visa, otomatis ditolak berangkat oleh maskapai. Dia hanya berpegangan pada informasi “India bebas visa”.

Kapan harus apply visa India? Meski di website tertulis prosesnya 2×24 jam hari kerja. Alangkah baiknya mengajukan dua minggu atau sebulan sebelumnya. Pengalaman pribadi pernah lima hari sebelum berangkat, dan sebulan sebelum berangkat. Seorang kawanku malah parah, sudah seminggu apply belum juga approve. Dan besoknya dia harus berangkat ke India. Otomatis dia kejang-kejang galau. Beruntung, dalam perjalanan ke bandara dia terima email kalau visanya disetujui. Kalau kamu nggak mau sport jantung hanya karena nungguin visa disetujui. Ajukan lebih awal.

Oh ya untuk website resmi pengajuan visa India secara online bisa klik tautan di sini. Jangan salah yak! Karena banyak yang scam juga. Panduannya klik di tautan di sini.

Uang Saku
Nggak usah khawatir bangkrut di India, di sana super murah. Sekali makan sekitar 10-20k. Penginapan dari mulai yang busuk sampai yang mewah ala sultan. Transportasi juga murah kalau mau benar-benar merakyat. Tersedia pilihan first class yang super duper layanannya sampai yang kelas rakyat. Meskipun saya keturunan sultan, saya lebih suka tidur di hostel yang murah-murah, dan banyak pakai transportasi umum, biar merakyat bhuahahaha.

Yang bikin bangkrut justru tiket masuk tempat wisata yang digetok 10 kali lipat, bahkan 20 kali lipat harganya dari orang lokal. Kalau orang India sendiri bayar 6000 perak, kamu harus bayar 50k. Tiket masuk ke Taj Mahal saja sudah cukup menguras kantong. Kenapa? Nggak usah tanya. Begitulah perasaan para bule yang masuk ke Borobudur dan Prambanan, atau Taman Nasional Bromo. Mereka digetok lebih tinggi daripada kita yang orang lokal.

Untuk tukar mata uang Rupee bisa tukar di money changer sebelum berangkat. Saya lebih suka tarik ATM di sana. Kartu debit yang pernah saya pakai adalah CIMB Niaga, BCA, hingga BNI. Asal di kartu debit kamu ada logo Visa, MasterCard, atau Cirrus. Kartu debit berlogo GPN nggak bisa dipakai narik duit di luar negeri. Untuk biaya tarik duit bisa tanyakan ke bank masing-masing. Makanya kalau narik sekalian yang banyak biar nggak kena biaya lagi. Buat jaga-jaga bisa bawa dolar saja. Bayangkan kalau kamu nggak bawa duit sepeserpun, terus ATM bermasalah. Dan saya pernah bhuahahaha.

Makanan
Memang benar harga makanan di India murah, yah gimana nggak murah kalau yang dijual makanan vegetarian. Kalau mau makan daging kambing atau ayam banyak juga kok yang jual di rumah makan muslim, atau restoran dengan tulisan NON VEG. Nggak usah khawatir urusan halal haram di India. Yang jadi masalah adalah kalau lidah dan perutmu susah menerima makanan India. Saya pribadi sehari, dua hari, sampai tiga hari, okelah makan kari India. Empat hari seterusnya sudah mulai eneg dan mual. Makanan di sana itu pedesnya nendang banget, dan karakter makanannya juga cenderung asam. Buat kamu yang lidahnya manja bisa bawa bekal dari rumah seperti: dendeng kering, saus sambal sasetan, boncabe, kering tempe, kering kentang, jangan bawa jiwa yang kering dan gersang. Halah. Dan makanan kering lainnya yang menurutmu bisa dibawa bekal.

Thali Set

Nasi nggak susah kok dicari di sana, rata-rata semua menyediakan nasi. Jangan berharap nasinya cocok dengan lidah nusantara yang terbiasa makan nasi punel. Nasinya pera banget, sudah nasi putih rasanya tawar, kayak makan kerikil. Masih mending nasi biryani yang dimasak pakai bumbu dan berminyak.

Fish Thali

Namun yang namanya plesiran kurang afdol kalau nggak nyicipin makanan orang-orang sana. Kalau masuk restoran dan nggak ngerti harus pesan apa, mintalah menu. Sudah lihat menu dan nggak ngerti juga harus pesan apa karena asing? Biasanya ada Dosa, isinya hanya roti yang dimakan dengan Dhal semacam sup kacang. Ada juga Masala Dosa, sudah dosa bermasalah lagi. Sama kek Dosa, cuma ditambahi kentang. Terus ada juga Thali set, ini lebih komplit lagi. Terdiri dari nasi dan roti paratha. Cocolannya bermacam-macam, mulai dari Aloo Gobi (kentang), Dhal, Sambar, dsb. Thali sebenarnya masakan India Selatan, tetapi umum ditemukan di mana-mana. Kalau mau irit ya pesan roti paratha udah plus cocolan kari. Saya pernah nyobain Idli, roti kayak apem putih bersih, rasanya? Anjiiiiiiiiiirrr kecut bangeeeeeeett. Ternyata dibuat dari beras yang difermentasi. Umumnya dimakan saat pagi hari.

IdliΒ 

Kalau minuman kamu wajib nyobain Lassi semacam yoghurt dicampur rempah, banyak dijual dengan berbagai rasa buah-buahan. Chai atau teh, kalau kamu mungkin familiar dengan teh tarik. Wajib coba di India, bahkan Chai di pinggir jalan pun rasanya enak. Minuman jalanan lainnya semacam es tebu rasanya beda banget dengan yang di sini. Banana milkshake dan Mango Milkshake juga jadi menu favorit saya di pinggir jalan.

Sanitasi
Sudah bukan rahasia umum kalau di India katanya kumuh. Beberapa tempat so-so-lah dengan negeri sendiri. Tetapi toilet umumnya emang parah. Orang pipis sembarangan di tembok-tembok juga banyak. Bahkan yang boker sembarangan pun ada wkwkwkw. Bau pesing sampai bikin pusing, hingga bau busuk ketek orang di MRT juga ada bhuahahaha. Jangan khawatir, di tempat wisata bersih kok. Cari penginapan yang bintang dua ke atas jika nggak mau kena zonk kamar mandi. Hostel-hostel dormitory yang saya inapi pun sudah layak dan bersih, bahkan beberapa melebihi ekspektasi.

Yang perutnya menye-menye manja, jaga makanan yak. Gak usah sok-sok-an jajan di jalan. Mending beli air kemasan saja kalau nggak mau diare. Kalau perutku sih kebal, jajan di jalanan juga nggak takut. Minum air pun kadang isi di beberapa kran air minum yang disediakan di tempat wisata. Cuma terakhir kunjungan ke India saya diare di hari-hari terakhir. Bukan karena makanan, tetapi karena daya tahan yang menurun. Waktu itu musim panas, tiap hari kepanasan, makan jarang karena nggak selera saking panasnya, minum air dan jus mangga melulu. Alhasil mencret dalam perjalanan enam jam di atas kereta dari Udaipur menuju Jaipur. Bayangkan betapa tersiksanya saya. Sudah toilet nggak ada air, beberapa kali boker hanya keluar air saja. Tisu basah saya sampai habis buat cebok bhuahaha. Jadi obat diare dan tisu basah wajib bawa untuk jaga-jaga.

Colokan Listrik
Hal sepele tetapi penting yang sering terlupakan adalah colokan listrik. Kayak kamu yang selalu terlupakan oleh gebetanmu, padahal kamu sudah sangat care. Pret! Setiap negara berbeda-beda colokan listriknya. Kalau di India colokannya lucu, ada 5 lubang. Jadi gimana dong? Sebenarnya pakai colokan dua pin yang umum di Indonesia bisa masuk, tetapi agak longgar. Pakai colokan tiga pin juga bisa. Sebisa mungkin bawa universal travel adapter deh, beli di toko online murah kok. Bisa dipakai di berbagai negara di dunia. Daripada sudah jalan jauh-jauh terus nggak bisa isi daya listrik kamera dan handphone. Rugi nggak bisa foto-foto. Pernah saya kelupaan bawa travel adapter waktu ke Filipina, semua gadget dayanya habis. Jadilah seharian saya nyari toko peralatan elektronik buat beli adapter. Ngeselin dan ngabisin waktu.

Internet
Selama perjalanan saya keliling luar negeri, nggak pernah saya beli kartu lokal untuk internetan di sana. Lebih suka mengandalkan wifi gratisan di hotel atau tempat-tempat umum. Pokoknya lost connection deh kalau di jalan. Saya benar-benar bisa menikmati perjalanan tanpa terdistraksi notifikasi sosial media. Sayangnya di India agak susah menemukan tempat umum dengan wifi gratisan. Nggak kayak di Indonesia, kampungku saja di tiap warung kopi bisa wifian secara gratis.

Kalau kamu niat beli kartu SIM lokal di India, percayalah tidak mudah. Dan prosesnya sungguh rumit. Kalau kamu punya kenalan orang India, mungkin bisa membantu kamu. Atau kalau mau sewa portabel wifi sebelum berangkat. Kalau saya sih ogah, jalan sendiri dan sehari 150k. Bangkrut aku kalau jalannya seminggu. Kalau ramai-ramai masih enak bisa patungan. Memang internet bisa membantu kamu hemat transportasi di India, sebab bisa instal OLA. Semacam Go-jeknya India. Bisa pesen bajaj sampai taksi tanpa harus ngotot menawar. Nggak internetan seminggu di India pun saya masih bisa survive.

Terus kalau nyasar gimana? Kan butuh Google Maps dan koneksi internet. Beruntung saya dilahirkan dengan otak cerdas dan nggak gaptek bhuahahaha. Zaman sekarang Google Maps bisa diunduh peta offlinenya. Atau bisa install Osmand. Favorit saya justru Maps.me. Tinggal unduh area tujuan, tanpa koneksi internet dijamin nggak bakalan nyasar.

Bagaimana jika kamu tidak bisa terputus dari internet? Alternatifnya kamu bisa beli paket roaming atau sewa travel wifi dari Indonesia. JavaMifi menawarkan koneksi internet cepat di beberapa negara termasuk India. JavaMifi bisa tethering sampai 5 gadget sekaligus, jadi jika jalan rame-rame bisa patungan yang bisa menghemat ongkos. Baterainya juga awet sampai 15 jam. Untuk sewa bisa langsung ke www.javamifi.com

Transportasi
Transportasi di India yang kelas rakyat itu murah banget. Kalau punya nomor lokal dan ada internetnya bisa instal OLA. Di kota besar semacam Delhi dan Mumbai ada MRT atau Subway. Yang agak susah di Agra dan Jaipur. Kalau nggak punya OLA kudu pinter nawar harga bajaj. Ada bus kota, tetapi susah juga kalau nggak ngerti rutenya.

Untuk pindah antar kota bisa naik kereta api yang tiketnya bisa dipesan di website resminya. Bisa dipesan 60 hari sebelum keberangkatan, tetapi beberapa rute bisa dipesan 30 hari sebelumnya. Karena kereta api di sana adalah transportasi masal idola masyarakat. Jadi untuk kelas rakyat alias sleeper selalu penuh kursinya. Makanya jangan mepet pesennya. Kalau kamu pesen yang first class kemungkinan besar dapat kursi. Mahal memang, tetapi dapat makan. Kalau pesen yang sleeper saya rekomendasikan untuk pilih upper berth alias kasur paling atas. Panduan serba-serbi kereta api di India bisa baca di tautan ini.

Scam
India gudangnya scam, hampir di semua kota ada. Mulai dari tukang bajaj yang ngegetok harga. Sampai orang-orang yang ngaku suci di tempat ibadah. Kadang udah deal harga sekian, pas bayar minta lebih. Alasannya nggak ngerti Inggris. Disamperin siapa aja dan diguide gratis, ujung-ujungnya minta duit. Jadi apa jurusnya kalau kamu ketemu orang-orang resek kayak gitu. Mulai sekarang belajar bentak orang deh, belajar ancam orang dan bilang mau lapor polisi, belajar jadi raja tega. Saya pernah dipaksa beli souvenir dan orangnya mengiba-iba “We both moslem bro, you should help me, buy this souvenir bla bla bla”. Saya nggak mau dan dia ngotot minta sumbangan. Heeeeeeeh codot dalam ajaran agama ada yang namanya ikhlas, kalau saya nggak mau ngasih yasudah jangan dipaksa. Enyah kau dari hadapanku, pakai jual agama segala.

Penjaja souvenir ataupun penyedia jasa transportasi biasa agresif banget. Kalau kamu terbiasa dengan pedagang souvenir di tempat wisata Indonesia yang agresif. Di India lebih agresif lagi. Anak-anak kecil apalagi yang suka mepet-mepet dan pegang-pegang. Kalau masih selow saya biasanya bilang nahin (baca: nehi) untuk menolak. Kalau dibilangin nggak pergi juga dan masih maksa, saya naikin nada suara dan menghardik “NAHIN TUM JAO”. Terus kalau ada yang pegang-pegang tangan saya bentak “HAATH CHHODO MUJHE” bacanya hat coro mujhe. Terus kalau berani kamu maki-maki dia sambil teriak “SAALE KUTTE KAMINEY”, dijamin kamu bakalan digebukin banyak orang bhuahahaha.

Riset dan Riset
Banyak-banyakin googling deh dan cari informasi tentang India. Mulai dari tiket masuk berapa, jam buka dan tutup tempat wisata. Nggak lucu kan kamu di Agra pas hari Jumat terus berangkat ke Taj Mahal. Ya pasti gerbangnya ditutup rapat. Cari tahu jarak antar kota, berapa lama durasinya, turun di stasiun mana. Di Agra ada dua stasiun, di Delhi ada tiga stasiun. Salah milih stasiun nggak akan keluar jadwal keretanya. Atau berangkat ke stasiun pasti akan ketinggalan kereta. Dan jarak antar stasiun itu nggak dekat, ditambah macet. Puyeng kan hahahaha.

Keamanan
Pertanyaan paling umum “Jalan-jalan ke India aman nggak?” Sesungguhnya tidak ada tempat di dunia ini yang benar-benar aman dari segala musibah dan bahaya. Diam di rumah saja bisa tiba-tiba gempa dan mati tertimpa atap. Mandi di Jacuzzi mahal bisa kepleset dan kejedot terus gegar otak.

Memang jalan di India waspadanya harus waspada kuadrat dari biasanya. Bukan berarti India nggak aman, selama perjalanan saya nggak pernah mengalami hal buruk. Kecuali hampir kecopetan di grepe-grepe di MRT di Delhi. Pelecehan seksual juga nggak pernah mengalami, hanya pernah diajakin ML sama mas-mas bewok di stasiun Chittorgarh. Mungkin saya cowok bisa bilang begitu, bagaimana dengan cewek? Di perjalanan saya ketemu dengan banyak traveler cewek dan mereka solo alias sendiri. Mereka lebih ekstrem karena berencana atau sudah jalan-jalan di India selama tiga mingguan. Dan mereka aman. Logikanya kalau ada dua jalan bercabang, yang satu gelap dan yang satu terang benderang. Kamu pilih lewat jalan yang mana? Simple as that.

Ke India itu menyisakan dua kesan, kamu akan benci banget atau kamu akan cinta banget. Selamat jalan-jalan dan berpetualang ke India.

45 KOMENTAR

  1. Seminggu nggak akses internet itu nantinya stok foto makin melimpah toh mas. Biasanya foto langsung unggah, kalau gak ada internet kan enak, nyimpan stok foto.

    Oya, apa perlu juga ditambahi bawa peta wilayah sana mas? Biasanya beberapa traveler masih suka bawa peta tercetak untuk antisipasi jika jaringan internetnya tidak ada atau gawai mati.

    • Ah iya aku tambahin nanti tentang peta eheh. Zaman sekarang nggak perlu lah bawa peta berlembar-lembar. Bisa donlot offline maps πŸ™‚

      Pada dasarnya aku nggak suka live post ahah.

  2. Aku jadi inget cerita di buku Agustinus yang mencret waktu di India. Wwkwkwk. Emang seserem itu ya.
    Kalau baca tentang India gitu ngeri-ngeri sedap bayanginnya. Tapi entah kenapa banyak yang ke sana dan solo, cewek pula. Jadi tampaknya emang India menantang untuk dikunjungi sih

  3. Aku masih gak cocok sama makanannya. Kecuali yang di Kashmir atau Old Delhi. Selebihnya rrrr. Soal mencret juga alhamdulillah gak pernah. Perut biasa disusupi cuko pempek sih mestinya aman hahaha.

    Btw, tautan link visanya belum ada.

    • Udah ada om :p mungkin karena yang aku kasih tautan kata “ini” jadi gak kelihatan. Sampai aku ganti jadi “di sini” hehehe.

      Harusnya kalau terbiasa disusupi cuko pempek, doyan segala macam di sana hahaha.

      Emang kok tiga empat hari sudah mulai enek makan makanan India hahaha.

  4. Wah ini salah satu destinasi impianku, bisa traveling ke India. Cuman masih agak takut dari segi keamanan. Makanya pengin ajak temen-temen ramean ke negara ini, biar lebih seru juga explore-nya. πŸ˜€

  5. Halah 3x ke India aja dah sombong, aku dong. Wis emboh ping piro *kibasdupatta.

    Buahaha isok meso meso, Nek saale kutte iku Wis biasak, coba teri makhi c**t saale… Percoyo mbalik nang India tinggal nama. Eh, Astagfirullah.

  6. Udah 3 kali ke India… Mau ke sana lagi, udah cinta banget nih…aku liat vlogmu ma mas aji di malaysia, kirain ke india juga ma dia… Hehehe

  7. Pas banget baca ini, lagi cari referensi sebanyak-banyaknya tentang India
    Bapak Ibuku mau ke India pertengahan Februari. Ikut paket tour sih, tapi tetep butuh referensi juga

    Makasi ya

  8. aku pasti sih bakal kesini. walooo ga tau kapan :p. cuma kayaknya, wajib berdua ama suami secara aku ga berani menghadapi kerasnya india hihihihi.. sbnrnya yg bikin nunda2, msh kuatir soal orang2nya yg agresif, dan yg katanya banyak tempat kotor . secara aku rada gampang jijik huehehehe.. Tapi kalo nanti ada promo ke india lg, bakal beli deh. nyesel pas kmrn bnyk promo india, aku g ikutan

  9. Setiap kali dengar India, selalu terbesit wajah mantan ke kepalaku. Aa Rahul lagi ngapain ya sekarang wkwkw.

    Btw, dari dulu penyuka film dan lagu India. Pengen ke India tapi maju mundur karena baca artikel tentang India selalu bilang di sana rawan pelecehan, ngeliat cewek kayak ngeliat rendang.

    Jadi ke India ntar bareng yg halal aja ah haha *curhat

    aku boormark dulooo, nnti kalau suatu hari aku ke India aku baca ulang. Maccii blogger julidun.

  10. hi abdul,
    qw juga kepengen bangend ke india
    rencananya sih mo lebaran disana
    cius lu mau lebaran keindia juga…
    bisa bareng ga??

Tinggalkan Balasan ke Witri Prasetyo Aji Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here