Road to Japan

29

Yihaaaa apa kabar pembaca? Kangen ya sama saya hehehe. Sudah lama nggak posting, maklum habis liburan yang lumayan agak sedikit panjang. Liburan yang sudah saya persiapkan hampir setahun penuh, liburan yang bikin deg-degan, liburan yang bikin semua orang iri, liburan yang bikin kantong kempes. Coba tebak kemana hayo, yup Jepang. Rasanya masih terngiang-ngiang di kepala bahwa saya yang anak ingusan bin anak kampung berhasil menginjakkan kaki di Negeri Sakura. Lebih bangga lagi karena semua atas usaha dan uang sendiri. Bagaimana ribetn dan deg-degannya mengurus Visa Jepang dan persiapan-persiapan lainnya yang semua berakhir bahagia.

Lumayan dapat stempel banyak buat menuhin halaman paspor 🙂

Singkat cerita tanggal 15 November saya berangkat dan transit di Kuala Lumpur selama 6 jam, tidak mau menghabiskan waktu di boarding lounge, saya keluar dari bandara dan lumayan dapat stempel imigrasi negara Malaysia. Dibilang keluar bandara nggak juga karena saya menghabiskan waktu keliling bandara LCCT sambil makan di Taste of Asia di depan McD. Ringgit yang saya bawa juga nggak banyak, hanya 25 ringgit. Dapat rejeki ketika makan di Taste of Asia di samping bule yang tiba-tiba tanya “Are you from Indonesia?” “Yes I’m” dibantinglah segepok uang recehan rupiah depan saya “For you, I cannot use it anymore, and I just came from Bali”. Lumayan dapat rejeki nomplok. Yang mengherankan baru kali ini ada yang bisa mengenali saya dari Bangsa mana saya. Biasanya kalau saya lagi nge-trip pasti orang nebak saya dari Malaysia lah, Filipina lah, Vietnam lah, dan lah lah yang lain. Tapi bule tersebut dengan mudahnya tanpa sepatah kata langsung nebak saya dari Indonesia.

Tepat pukul 14:40 saya meninggalkan bandara LCCT Kuala Lumpur menuju Haneda Tokyo. Baru kali ini saya naik pesawat besar jenis Airbus A330-300 yang satu baris isinya 9 kursi. Biasanya saya naik pesawat dengan kursi kanan 3 kiri 3. Beruntung sebelah saya adalah orang Indonesia yang juga lagi liburan ke Jepang, jadi kita bisa ngobrol panjang selama perjalanan dan saling sharing rencana perjalanan selama di Jepang. Ngiri juga melihat mereka, dua cewek berjilbab, muda dan masih bersaudara, dua-duanya PNS lagi. Iseng tanya bawa uang saku berapa, pingsan rasanya dengar kata 15 juta rupiah. Yah tak apalah, meski saya miskin tapi saya bisa ke Jepang kok hahaha #MirisMelihatDompetSendiri.

Detik-detik menjelang mendarat sang pilot mengumumkan bahwa pesawat mendarat lebih cepat 30 menit dari yang dijadwalkan, wih mantap. Jadi ini pertama kalinya saya mengudara selama 6 jam di dalam pesawat. Paling mentok biasanya dua atau tiga jam lama perjalanan dengan pesawat. Setelah proses imigrasi lancar saatnya berburu kursi untuk tidur di bandara. Berhubung sampai Haneda sudah hampir tengah malam dan kereta umum ke pusat kota sudah tidak beroperasi jadi pilihannya hanya tidur di Bandara. Sebelumnya saya rampok berbagai selebaran informasi dan peta Tokyo di Tourist Information Center di sebelah pintu kedatangan.

Bandara Haneda sangat nyaman untuk tidur, banyak sekali kursi-kursi tunggu yang bisa dibuat selonjoran. Uniknya, ada petugas keamanan bandara yang meminta paspor saya untuk di data, dengan bahasa inggris yang terbata-bata dia tanya apa saya akan tidur di bandara, saya bilang iya dan dia bilang welcome to Japan and have nice trip. Asli ramah.

Oke sekian prolog dari saya haha, tunggu cerita selanjutnya, saya mau lanjut tidur di bandara. Oopsss..

Have nice trip!!!

29 KOMENTAR

  1. Yah bersambung :p

    “Tapi bule tersebut dengan mudahnya tanpa sepatah kata langsung nebak saya dari Indonesia.”

    wajahnya pasaran mungkin di Bali bang hahaha. Peace.

  2. widih, dikasih duit berapa lid?
    enak bener dah rejeki hahaha

    oke gue tau ini baru cerita permulaan
    gue tunggu tulisan selanjutnya…

  3. -_-

    ayo update lagi dong lanjutan ceritanyaaa..
    Btw, loe harus ngerasain gimana rasanya mengudara selama lebih dari 9 jam, yakin pantat lo bakalan flat dan bisa2 mati bosen, hahaha..

    Postcard blum nyampe nih :(, tapi aku setia menunggu :’)

  4. Pertanyaan saya sama dengan di atas, kalau budget backpacking ke Jepang berapa emang, bang? 🙂

    Siapa tahu kapan-kapan dapat rejeki dadakan buat mbolang ke shibuya. 😀

  5. Mas, maret tahun depan saya ke Jepang juga, sendirian… waktu ke Jepang kemarin bawa uang saku brp? 5 jutaan? Maklum saya backpacker kere hahaha.. thanks b4

Tinggalkan Balasan ke Ahsan Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here