Satu Hari di Yokohama Disambut Hujan dan Topan

47

Happy New Year 2013, Selamat Tahun Baru 2013, semoga di tahun ini hidup kalian lebih Emejing ^_^ dan hidup saya sudah pasti lebih lebih lebih Emejing dari hidup kalian haha. Postingan pertama di tahun 2013 ini masih melanjutkan cerita perjalanan saya waktu bekpekeran ke Jepang. Setelah saya puas menjelajah Hakone dalam satu hari, sorenya saya langsung hengkang ke Yokohama. Perjalanan dari Moto-Hakone ke Hakone Yumoto sedikit terhambat, macetnya bukan main. Tipe-tipe jalan di dataran tinggi yang menanjak naik turun serta berkelok dan sempit pula. Saya sudah ketar-ketir takut terlambat sampai di Yokohama karena saya sudah janjian dengan seorang host saya untuk ketemu di salah satu Kafe di depan Stasiun Sakuragicho. Saya nggak mau memberi image kalau orang Indonesia itu suka dengan jam karet alias suka telat, cukup di Indonesia saja istilah jam karetnya, jangan bawa-bawa ke Jepang hehe.

English Class

Tepat pukul 7:30 malam saya tiba di Yokohama dan berhasil menemui host saya di Bubby’s Café. Dia dan teman-temannya sedang mengadakan English Class di kafe tersebut. Menarik bagi saya, orang Jepang tidak begitu banyak yang bisa berbahasa Inggris, dan salah satu tutornya adalah orang Taiwan yang lahir di Canada dan sekarang tinggal di Jepang mengajak orang-orang yang punya minat untuk belajar Bahasa Inggris untuk belajar bersama. Konsepnya sih cuma ngumpul bareng dan ngobrol ngalor-ngidul dalam Bahasa Inggris, supaya mereka yang belajar semakin lancar dan ada lawan untuk bicara, itung-itung latihan. Terkadang tiap minggunya ada tema tertentu yang harus dibahas. Saya dengan Bahasa Inggris yang pas-pasan pun ikut gabung karena host saya termasuk peserta di situ.

Di akhir sesi ternyata kita dimintai donasi, saya pikir untuk sumbangan ke panti asuhan atau bencana alam, ketika saya tanya mereka uang tersebut untuk apa, bukannya apa, saya kan harus tahu uang yang saya sumbangkan itu untuk apa. Mereka pun sedikit ogah-ogahan menjawab. Tapi teman saya bilang itu untuk sang tutornya. Kursus Bahasa Inggris di Jepang itu mahal jadi lebih murah jika ikut English Club semacam ini. Tidak terbatas pada English Club saja dan hal tersebut sudah umum di Jepang, jadi kalau ada yang tanya tentang donasinya untuk apa mereka agak canggung untuk jawab. Eladalah.

Hampir dua jam saya menghabiskan waktu ngobrol ngalor-ngidul di English Club, dan perut saya hanya diganjal dengan secangkir kecil Teh pahit seharga 300 Yen atau sekitar 36.900 Rupiah. Rasa tehnya pun biasa saja nggak luar biasa ahaha. Saya baru bisa puas makan nasi saat kita ramai-ramai nongkrong di Izakaya (warung nongkrong buat minum-minum), tapi maaf saya nggak minum kok. Saat ditawari bir saya menolak, beda kalau ditawari sake pasti saya tenggak *hahaha kidding. Berhubung suhu cuaca super dingin jadi saya pesan Ocha panas (teh Jepang), tapi semua tertawa keras ketika saya nyeletuk bilang “May I have some sugar?”. Ternyata orang Jepang nggak pernah membubuhkan gula pada teh jadi terang saja mereka ngakak menertawakan kebodohan saya. Ya maklum lidah orang Jawa nggak terbiasa minum teh pahit. Pernah sekali saya ingin minum yang segar-segar setelah jalan sekian lama, membayangkan rasa fruit tea asam manis segar seperti di Indonesia jadi saya beli teh botol ukuran besar di mesin penjual minuman tapi begitu diminum rasanya sepat pahit. Huekk…

Nongkrong di Izakaya

Kenyang dan puas ngobrol di Izakaya saatnya mengistirahatkan badan, malam itu saya tidur di tempat temannya host saya, entah kenapa saya rikues ke dia tapi malah dia minta bantu temennya buat nampung saya, ah bodo amat yang penting saya ada tempat untuk tidur haha. Kita semua janjian untuk jalan-jalan keliling Yokohama besoknya tapi apa daya cuaca tidak mendukung. Niat mau berangkat pagi tapi jam 11 siang saya dan host saya baru keluar dari apartemen. Dan itu masih hujan deras, tapi bukan orang Jepang kalau harus ngalah sama hujan. Masing-masing bawa senjata yaitu payung, orang jepang punya kebiasaan kemana-mana bawa payung kalau hujan, yaiyalah masak bawa bikini. Dan hujan bukan halangan bagi mereka untuk melakukan aktivitas. Di mall-mall dan berbagai gedung besar mereka menyediakan mesin pengering payung dan plastik buat membungkus payung biar lantai nggak basah ketika memasuki gedung. Kalau di Indonesia sedang hujan mending mengeram atau ndekem alias tidur di rumah haha.

Semakin sore semakin deras, dan kayaknya memang nggak akan berhenti, ditambah dengan angin topan, kawan saya sampai habis berkorban 2 payung yang harganya lumayan buat beli makan di Jepang. Beruntung payung pinjaman saya bertahan sampai akhir di saat saya meninggalkan Yokohama. Host saya tanya kepada saya apa menariknya Yokohama, saya jawab saya ingin lihat kapal di pelabuhan haha, maklum saya termakan komik Jepang yang settingnya di Yokohama. Jujur saya sendiri tidak menyiapkan rencana perjalanan yang jelas untuk Yokohama, saya hanya bergantung kepada host saya. Intinya saya ngekor saja kemana dia membawa saya. Sialnya sebagai orang lokal dia sendiri tidak tahu apa yang menarik di Yokohama.

Yokohama Chinatown

Jadilah kita muter-muter nggak tentu karena hujan dan angin topan, tapi lumayan saya bisa mengunjungi salah satu Pecinan atau Chinatown paling besar di dunia dan nomor satu di Jepang. Layaknya Pecinan banyak pernik-pernik khas Cina dijual, bagi yang suka makan mungkin ini surganya kuliner Cina. Tapi teman saya bilang harga makanan di Pecinan di sini lumayan bikin bangkrut, lagipula teman saya bilang dia tidak percaya orang Cina, tukang bohong katanya haha *sorry no offense* sumpah bukan bermaksud SARA tapi dia bilang begitu, gue tanya kenapa, jawabannya sama seperti dia benci barang-barang dari Korea haha.

Narsis bentar ah ^_^

Dari Chinatown Yokohama kami lanjut ke Yokohama Red Brick Warehouse (横浜赤レンガ倉庫 Yokohama Akarenga Sōko). Bangunan tua bekas kantor pabean tapi sekarang dirubah menjadi pusat perbelanjaan, dari bangunannya masih tampak klasik tapi begitu masuk ke dalam sudah sangat modern tatanannya. Kami memutuskan untuk berteduh dan menemani teman saya makan siang di situ. Waktu itu di depan bangunan ada pameran beras Jepang, niat mau lihat-lihat tapi tiket masuknya seharga 500 yen, wew mahal amat.

Yokohama Red Brick Warehouse

Sebelah kiri saya Yokohama Red Brick Warehouse dan belakang saya nun jauh di sana terlihat kapal besar.

Masih di bawah guyuran hujan dan angin topan kami melanjutkan perjalanan ke pelabuhan terbesar di Yokohama, ini yang saya tunggu-tunggu. Saya ingin melihat kapal-kapal besar di sini, tapi sayang karena hujan saya tidak berani mengeluarkan kamera, foto yang saya upload beberapa dari jepretan handphone malah. Di Pelabuhan tersebut sudah banyak penumpang yang akan boarding, mereka adalah penumpang kapal pesiar yang akan menuju ke berbagai tujuan. Pasti mahal naik kapal pesiar.

Ini jepretan terbaik saya loh, berhubung hujan deras dan saya tidak bisa leluasa motret T_T

Terakhir kami menuju Cup Noodles Museum, nanti akan saya posting tersendiri mengenai museum tersebut karena menarik. Sebenarnya masih banyak sekali spot-spot menarik di Yokohama, ada Minato Mirai dan lain-lain, berhubung Yokohama tidak bersahabat dengan saya sewaktu saya berkunjung karena  hujan dan topan seharian, bahkan ketika saya meninggalkan Yokohama malam itupun masih hujan. Tapi saya cukup puas bisa keliling dan ngobrol banyak dengan kawan-kawan Jepang saya.

Berhubung musim gugur lumayan dapat foto dengan pohon ginko yang lagi kekuningan dan daunnya berguguran ^_^

Happy traveling!

 

47 KOMENTAR

  1. “mesin pengering payung dan plastik buat membungkus payung biar lantai nggak basah” this one is what I experienced too!

    I think I bought an umbrella from the market in tokyo.. costs around 200 yen. but I forgot already. haha. had to leave behind tho

  2. perjalanan yang menarik mas…. senang membaca tulisan jepangnya… Ada brick house juga disana ya.. kirain cuma ada di eropa dan australia saja…

  3. akhirnya gw bisa blogwalking lagi setelah desember yang hectic parah. Hahahahaha.. Waaahh udah diposting yah perjalanan ke Jepang.. Baiklah gw bakal siapin cemilan dan mulai membaca-baca

  4. Wah backpacking ke Jepang rupanya. Saya dulu sempat kuliah di Hachioji mas. Jepang emang ngangenin ya. Hehe. Salam kenal.

  5. aaakkk.. jadi pingin diajak ke jepang. Etapi saya selalu mikir tentang toiletnya, soalnya aku gak bisa kalo gak ada bak mandinya yg banyak airnya.. maklum wong ndeso mas.. hahahhaa

  6. keren kang.. 😀
    bisa ke jepang itu aja uda istimewa -meski gak tau tempat menarik di yokohama- ya kan ? hehe

    #kunjungan pertama dan sayapun spechless..

  7. Wah asyiknya bisa bekpekeran…
    kepingin seperti itu tapi duitnya belum mampu…

    Emang kalo boleh tau ke jepangnya itu cuman jalan2 aja apa ada niatan laen?

    Salam kenal..

  8. waaa, akhirnya aku mampir lagi ke blogmu, mas..
    kata teman aku nih yang udah ke jepang, biasanya orang jepang itu baru mau ngajakkin ke rumahnya kalo ngerasa dekat, kalo kasusnya kayak mas alid kyknya mas alid, tak diterima deh, ahahahaha *justkidding 😉
    btw, info dong Mas, berapa total budgetnya selama jalan2, hehehe, makasii sblmnya ya mas 😀

  9. hmmmm…kalau ngomongin jepang jadi inget artis fenomenal favorit kau adam nich, lha iku pirang dina nang jepang e om?

    nek menyang Bollywood aq diajak yow…

  10. Keren banget mas perjalanannya ke Yokohama, ini bisa jadi inspirasi kita2 buat pergi kesana juga
    Terus berbagi dan semangat 🙂

Tinggalkan Balasan ke Alid Abdul Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here