Kabar beritanya saat ini Bangkok sedang terjadi kerusuhan kelompok kaos merah menentang upaya kudeta kelompok oposisi, kondisi begitu mencekam, korban luka dan juga tewas berjatuhan sehingga statusnya dinyatakan darurat. Ah mengerikan, semoga cepat kelar deh masalahnya. Sewaktu di Bangkok saya sempat mengunjungi beberapa tempat terkenal yang menjadi menu wajib setiap pelancong yang mampir di Bangkok.
Setelah mandi dan dandan saya memulai perjalanan dengan naik kapal boat menyusuri sungai Chao Phraya. Sungai yang membelah ibukota Thailand tersebut menjadi salah satu tonggak penting sistem transportasi di Bangkok. Harganya pun cukup murah dari dermaga satu menuju dermaga lain cukup beberapa ratus baht, tepatnya saya lupa ehehe.
Naik boat menyusuri sungai Chao Phraya
Tujuan pertama saya adalah Grand Palace yang pagi itu sudah sangat penuh dengan turis dari berbagai bangsa. Istana kerajaan yang sebagian dibuka untuk umum tersebut memang salah satu daya tarik utama wisata di Bangkok. Setelah berhasil membeli tiket saya langsung masuk dan ternganga bukan karena kagum akan arsitektur yang semuanya serba emas tapi lebih karena kanan kiri depan belakang berjubel manusia. Mau foto narsis dengan santai nggak bisa hiks.
Dulu saya pernah masuk ke istana kerajaan yang ada di Phnom Penh, Kamboja, walau tidak bisa dibandingkan karena mempunyai ciri khas masing-masing tapi Grand Palace yang ada di Bangkok ini benar-benar membuat saya berdecak kagum. Untuk mengunjungi Phra Borom Maha Ratcha Wang (nama kerennya dalam bahasa Thai) tersebut ada dress code tersendiri. Nggak boleh pakai kutang atau celana pendek dan sandal jepit. Sebenarnya istana kerajaan tersebut bukanlah satu bangunan utuh tapi terdiri dari beberapa bangunan dengan luas 213,674 meter persegi dan dikelilingi oleh tembok besar sebagai pembatas. Di dalamnya ada kuil, museum, tempat tinggal, dan kantor-kantor yang masih berfungsi sampai sekarang.
Pusing dengan keramaian saya lanjut ke Wat Pho yang bisa ditempuh dengan jalan kaki saja dari Grand Palace. Kuil Pho merupakan kuil yang terbesar dan salah satu kuil tertua di Bangkok, dan tahu nggak kalau The Amazing Race season pertama juga pernah mampir ke kuil ini loh. Seperti para peserta di The Amazing Race, saya juga beli koin yang kemudian saya masukkan satu persatu ke mangkuk besar sebanyak 108 yang berputar yang terbuat dari tembaga sambil berdoa supaya dapat jodoh #eh.
Kakinya buesar
Banyak sekali patung-patung Budha di berbagai sudut bangunan di sini, saya baru tahu juga kalau di sini ada sekolah memijat ala Thailand, dan kuil ini merupakan sekolah memijat ala Thailand yang pertama kali berdiri tahun 1962. Tapi tentu saja daya tarik Wat Pho tidak itu saja, ada patung Budha tidur terbesar di Thailand dan bagi saya itu adalah yang terbesar yang pernah saya lihat setelah patung Budha tidur di Maha Vihara Trowulan, Mojokerto. Patung dengan tinggi 15 meter dan panjang 43 meter tersebut dicat emas tidur dengan gagahnya dalam kuil sempit. Saya sampai kesusahan mengambil gambar secara utuh, jadinya hanya bagian kepala atau kaki saja yang bisa dijepret. Namanya juga kuil jadi untuk masuk harus sopan juga seperti di Grand Palace, tapi sandal jepit masih boleh karena saya lihat beberapa biksu kecil tanpa alas kaki berkeliaran.
Hari sudah beranjak sore dan saya memutuskan untuk menghabiskan waktu di Wat Arun. Dari Wat Pho tinggal jalan kaki beberapa ratus meter ke dermaga Tha Tien untuk menyebrang sungai Chao Phraya. Wat Arun atau Temple of Dawn juga pernah dikunjungi Amazing Race loh. Saya seharusnya mengunjungi kuil ini untuk menyambut matahari terbit bukannya santai menunggu matahari terbenam. Walau kuil Budha tapi namanya adalah dari Dewa Hindu yaitu Dewa Aruna yang merupakan bagian dari Dewa Surya.
Kalau kubah kuil biasanya dicat dengan warna emas menyala, tapi tidak dengan Wat Arun. Tidak ada warna emas sekalipun di sini melainkan kuil disini dihias dengan pecahan porselen yang ditempel di kubah. Tangga untuk menuju ke atas sangat curam jadi harus ekstra hati-hati kalau ingin naik sampai atas dan melihat kota dari ketinggian. Kuil tutup jam 6 sore dan saya melanjutkan perjalanan menuju ke Asiatique untuk makan malam dan selanjutnya tepar di kamar.
Always travel safe and happy traveling…
Kudune mbok nomeri Lid.
Misal:
1. Pergi ke…
2. …
3. …
Sesuai judulnya.
Foto2ne apik. Padahal kuwi mode auto khan??
HAHAHAHA..
*kabuuuuur*
Nah aku gak suka model nomeri gitu hahaha, aku suka bentuk paragraf sih yak hahahaha…
gak kesuwen cak auto aja haha
Beberapa kali ke wat arun, dan suka ngilu kalo turun dari tangga nya 🙂 tapi yg paling demen dari wat arun ini adalah makan patthai di warung pingiran sungai dekat dermaga sebelum nyebrang ke sana nya
eh aku malah ke bangkok makan padthai di restoran mahal bukan di pinggiran kali hahaha, gratis sih haha
Ah kamuuu jadi pingin ikutan pamer foto2 makan di restoran hahaha #NgakMauKalah.
Btw sensasi makan di chao praya nya beda banget kakak hahaha
Tapi aku makan di kaki lima deket dermaga yang di grand palace loh eehehehe,,, rame, panas, seru
plesiirrrrrr terusss,,, enak yo iso mlaku mlaku ….
itu patung patung nya terbat dari emas atau kuningan , mas lid???
kayanya cuma catnya doang yg emas haha
Grand Palace memang keren. Wajar sih ya kalau istana di Thailand masih lestari dan megah karena sampai sekarang rajanya kan masih berkuasa. Bukan seperti di negara kita yg raja sudah tak diakui lagi. Untung masih ada Keraton Jogja dan Keraton Solo yg masih cukup apik.
Gubrag, ya karena sistem pemerintahan kita beda kalik, klo sana kan memang masih monarki