Bengong Nonton Kathakali Tarian Kuno India

59

Make up tebal, kostum berwarna-warni, setiap gerakan tubuh serta mimik wajahnya penuh arti, dan semuanya dilakonkan oleh pria. Kathakali, tarian tradisional yang dikenal sejak abad ke-17 dan populer di India Selatan terutama di Kerala yang berbahasa Malayalam. Saya sengaja memasukkan agenda untuk menyaksikan pertunjukan Kathakali sejak sebelum berangkat ke India. Rencananya saya akan ke teater yang ada di Kochi, tetapi ketika di Munnar saya lihat ada sangar seni yang juga mementaskan Kathakali setiap malam setiap hari. Mumpung di Munnar saya majukan jadwal nonton Kathakali.

kathakali-4

“Hanya Kathakali? Setelah Kathakali ada pertunjukan seni bela diri Kalarippayattu lho. Mumpung di Munnar sekalian saja beli tiketnya ya mas ganteng!” Ah saya menurut saja ketika dirayu om-om penjual tiket. Saya harus mengeluarkan kocek sebesar 400 Rupee untuk dua tiket pertunjukan tersebut. Cukup murah.

Sebelum pentas dimulai penonton diperbolehkan melihat pemain Kathakali merias diri. Semuanya dikerjakan sendiri dibantu lawan mainnya tanpa seorang asisten khusus. Hanya berbekal kaca kecil mereka piawai memoles wajah, dan mereka semua laki-laki tulen dengan lengan tangan yang gempal. Ah kayaknya saya harus berguru kepada mereka kalau urusan merias wajah hehe. Tapi jangan dibayangkan hasil riasan mereka sedap dipandang, cenderung seram. Muka berwarna hijau atau kuning, dengan garis mata dan mulut yang tegas.

kathakali

Tidak banyak penonton, hanya beberapa turis lokal dan asing yang tertarik melihat pertunjukan tradisional ini. Panggungnya kecil di seberang kursi penonton yang jaraknya lumayan jauh, jadi menyulitkan saya untuk motret, apalagi dengan cahaya lampu yang tidak sempurna.

Pertunjukan dibuka oleh pembawa acara yang menyambi jadi pemain musik. Musik pengiring Kathakali begitu sederhana, simbal kecil yang menghasilkan bunyi “kecrek-kecrek” dan drum.

Pembawa acara menerangkan sedikit apa itu Kathakali dengan bahasa Inggris selama 15 menit pertama. Sebelumnya saya belum pernah nonton sekalipun Kathakali secara utuh di Youtube, jadi saya nggak tahu seperti apa persisnya pertunjukkan Kathakali.

kathakali-3

Kalau orang difabel berbicara dengan gerakan tubuh dan tangan (bahasa isyarat). Sedangkan tarian Kathakali tidak hanya gerakan tubuh dan tangan saja yang memiliki arti, mimik wajah pun berbicara. Mata melotot, alis ke atas ke samping, lidah melet, menyeringai, semuanya memiliki arti masing-masing. Saya hanya bisa bengong saja ketika pembawa acara menerangkan arti dari gerakan wajah, tangan, dan tubuh penari Kathakali. Meskipun salah satu pemain mempraktikkan gerakan-gerakan tersebut di depan penonton, rasanya nggak mungkin juga menghapal informasi yang begitu banyak dalam waktu singkat. Lah wong saya belajar bahasa isyarat saja bebebapa bulan baru bisa hapal, itupun hanya sebatas alfabet dasar saja haha.

kathakali-2

Pentas sesungguhnya dimulai setelah 15 menit pertama penjelasaan gerakan-gerakan Kathakali. Suara kecrekan simbal kecil dan drum mulai bersinergi membuat gaduh, pembawa acara juga ternyata menyambi jadi penyanyi pengiring. Dua penari dengan kostum pria dan wanita mulai menari perlahan sambil alisnya ke atas ke bawah dan menyamping kanan kiri. Asli saya nggak ngerti, lagunya berbahasa Malayalam ditambah gerakan yang saya tidak hapal artinya. Saya sendiri lupa mereka menceritakan apa, yang jelas cerita biasanya diambil dari kisah-kisah Ramayana dan Mahabharata. Klimaks sang wanita teriak-teriak dan memegang pisau, akhir cerita sang pria dihujam pisau oleh sang wanita dan mati bercucuran darah. Tamat!

kathakali-5

kathakali-6

Setelah sesi foto dengan pemain Kathakali dilanjutkan dengan atraksi Kalarippayattu, pencak silatnya orang India Selatan yang sudah ada sejak 500an tahun lalu. Saya sih nggak begitu tertarik sebenarnya nonton orang bertarung. Saya kan anaknya nggak suka kekerasan, cinta perdamaian, penuh kasih sayang. Halah.

kalarippayattu-1

Pemain Kalarippayattu lebih banyak daripada Kathakali. Sebelum memulai beratraksi mereka wajib melakuan ritual sakral dengan menyembah dewa-dewa. Setelah ritual penting selesai dilakukan dimulailah pertarungan. Dari tangan kosong, adu senjata seperti pedang dan tombak, kayang, main api, main hati juga. Abaikan yang terakhir yak!

Kalarippayattu mengklaim bahwa dia adalah ibu dari ilmu bela diri. Benar atau tidak tapi katanya biksu Buddha bernama Bodhi Dharma berkelana ke Tiongkok dan mengajarkan Kalarippayattu di kuil Shaolin dan berkembang ke bentuk Kung Fu. Dipercaya juga bahwa Judo dan Karate dipengaruhi gerakan-gerakan dari Kalarippayattu.

kalarippayattu-5

kalarippayattu-4

kalarippayattu-2

kalarippayattu-6

Kalau mau tahu gerakan-gerakan Kalarippayattu tonton saja film Asoka yang dibintangi oleh Shah Rukh Khan. Adegan pertarungannya memakai jurus-jurus Kalarippayattu. Atau yang paling gres tontonlah film Baghi yang dibintangi Tiger Shroff anaknya Jackie Shroff yang seorang berandalan dan berguru Kalarippayattu di Kerala. Filmnya nggak bagus-bagus amat sih tapi adegan Kalarippayattu-nya kental sekali.

kalarippayattu-3

kalarippayattu-7

Jam tujuh malam seluruh pertunjukkan usai dan perut saya krucuk-krucuk. Begitu keluar gedung sandiwara saya mendengar suara adzan Isya’ berkumandang. Loh di Munnar ada masjid? Saya tolah-toleh mencari masjid dan terlihat masjid besar di kejauhan. Saya nggak mampir ke masjid karena lokasinya agak jauh tapi justru mampir ke gereja besar dekat pasar di Munnar. Saya nggak paham ada acara apa waktu itu di sana tapi lampu gereja kelap-kelip dan ramai banyak orang. Begitu memasuki gerbang saya disambut dan diberi segelas minuman hangat untuk mengusir suhu dingin di Munnar oleh panitia. Ah lumayan!

Masih jam delapan malam dan saya sudah bosan dengan kesendirian di Munnar. Kota kecil yang tidak ada hiburan sama sekali kalau malam tiba. Tapi masyarakatnya begitu majemuk, terbukti ada masjid, gereja, dan kuil. Setelah menyantap nasi goreng saya memutuskan kembali ke hotel untuk tidur karena semakin malam semakin dingin.

Happy traveling!

PS: Maafkeun foto-fotonya banyak yang blur hiks, cahaya dalam panggung dan posisi tempat duduk sangat tidak mendukung T__T

59 KOMENTAR

  1. Lid, bukannya untuk nari Kathakali itu kadang-kadang harus kerasukan dulu ya penarinya? Trus, foto bareng penari Kathakali nya bayar lagi gak Lid?

  2. Kami sempat diajakin ke sekolah seni yang muridnya belajar tentang Kathakali. Ya ampun, masing2 mimik ada namanya. Aku sampe bengong dan bergidik ngeri liat ekspresi pemainnya walau tanpa make up!

    Kalau pertunjukkannya sendiri emang ntah ada perasaan gimanaaa gitu pas nonton lebih2 aku emang agak takut sama orang yang dempulan hehehe

    • Ciyeeee yang trauma pernah dikejar banci wakakaka…

      Nah tiap dia jelasin nama-namanya saya beneran roaming om haha. Tapu seru juga sampai bisa berkunjung ke sekolahnya langsung

      • Bukan banci, tapi mbak Geisha *anggaplah aku udah pernah ke Jepang hehe.

        Oke ntar pengalaman main ke sekolahnya aku tulis. Kapan-kapan…. :))

  3. Foto-fotonya bagus kok, Mas. Kesan dinamisnya jadi kelihatan banget. Kalau kesenian India klasik memang banyak mengambil bahan dari dua epos besar itu ya. Tapi saya penasaran diambilnya dari bagian yang mana. Cuma seru, soalnya akhirnya pemeran wanitalah yang menghabisi si pria. Hm… menarik banget Mas. Soal pemujaan pada senjata itu juga saya jadi ingat salah satu hari raya yang akan jatuh dalam waktu dekat, hehe.

    • Itu dia saya nggak begitu ingat ceritanya diambil di bagian mana dari dua epos besar itu. Maklum saya terlalu terpaku bengong mikirin gerakan alis pemain haha.

      Wah hari raya apa itu om Gara? Apa Tumpek Landep?

      • Hari raya ketika senjata-senjata tajam dan berbahan baku logam diupacarai, Om. Dinamakan Tumpek karena jatuh setiap sabtu Kliwon, di wuku Landep, makanya namanya Tumpek Landep, hehe.

  4. salut dengan para pemainnya yang berdandan sendiri plus dengan kostum yang terlihat begitu ribet plus berat. tapi pernah lihat tarian macam gini di video tourismnya india dan terlihat sangat unik

  5. pertarungannya sengit yaa kak, haha…bagus mana sama debus? Aku juga suka nonton pertunjukan gitu kalo pas lagi ngetrip..hehe

  6. “Hanya Kathakali? Setelah Kathakali ada pertunjukan seni bela diri Kalarippayattu lho. Mumpung di Munnar sekalian saja beli tiketnya ya mas ganteng!” <<<< ini pasti percakapan imajiner

    btw, aku dadi pengin nonton Asoka

  7. Penasaran sm make up hijau itu dibuat dr apa, trus ngebedain cewek sm cowok gmn coz kostum sm dandanannya mirip sm2 nyeremin hehehe

    • Wah gak sampai tanya sedetail itu deh klo urusan terbuat dari apa haha.

      Untuk bedainnya gampang, itu dari kostumnya kan kelihatan banget cowok gak pake kerudung ala-ala India. Terus beberapa aturan warna wajah juga membedakan cowok cewek. Kuning, orange, saffron khusus utk wajah cewek.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here