Banyak cara menuju Pulau Bali, dari yang mulai naik bus, pesawat, dan kereta dilanjutkan menyebrang naik kapal feri. Semua sudah pernah saya alami, yang belum pernah adalah naik helikopter. Dulu banget ke Bali pertama kali saya naik bus pulang-pergi dan nggak mau lagi ke Bali naik bus. Liburan kemarin saya dan geng mencoba naik kereta menuju Denpasar. “Emangnya ke Denpasar ada kereta?”
Duh kalian yang komen dan menanyakan hal tersebut di Twitter, Facebook, dan Instagram story adalah makhluk yang nggak gaul dan kurang pengetahuan dalam dunia persilatan transportasi Indonesia. Nggak sepenuhnya salah sih pertanyaan kalian, sebab memang di Pulau Bali tidak ada jalur kereta api. Kalian hanya terkesima melihat tiket yang saya foto yang menunjukkan stasiun keberangkatan Surabaya Gubeng dan kedatangan Denpasar.
Sebenarnya sudah lama kalau PT. Kereta Api Indonesia melayani rute Surabaya Gubeng – Denpasar, tapi tidak banyak yang tahu jurusan tersebut karena ya itu tadi orang mikirnya kalau di Pulau Bali tidak ada rel. Coba saja ke laman pemesanan tiket kereta api dan cari tujuan ke Denpasar dari Surabaya Gubeng atau sebaliknya, pasti nongol.
Terus bagaimana kereta api bisa lanjut melaju ke Denpasar? Naik awan kinton bhuahahaha. Jadi setelah sampai Stasiun Banyuwangi Baru sudah disediakan bus Damri untuk menuju Denpasar bagi penumpang yang mempunyai tiket terusan. Terlebih dahulu bus akan menyebrang ke Pulau Bali menggunakan kapal feri di Pelabuhan Ketapang.
Nggak semua kereta api jurusan Banyuwangi yang melayani tujuan Denpasar. Hanya KA Mutiara Timur saja yang melayani dan hanya ada dua kelas yaitu bisnis dan eksekutif. Harga tiket termurah untuk bisnis 190k Rupiah, dan saya nggak ada niatan ngintip harga kursi eksekutif. Harganya sedikit sama dengan harga tiket pesawat.
Tepat pukul 10 malam kereta berangkat dari Stasiun Gubeng dan akan tiba pukul 9:30 pagi di Denpasar keesokan harinya. Itu yang tercetak di lembar tiket. Terakhir kali naik kereta bisnis jarak jauh dari Bandung ke Jombang dan saya lupa rasanya naik kursi bisnis itu seperti apa. Yang saya ingat zaman itu gerbong kereta bisnis belum sejuk seperti sekarang ini.
Satu jam pertama masih enjoy, dua jam berikutnya mulai bosan, tiga jam selanjutnya mulai gelisah mikirin kamu, dan jam-jam selanjutnya mulai merasakan ketidak-nyamanan kursi bisnis. Omawgad sudah berapa kali ganti gaya dan pindah posisi duduk. Dari mulai melungker, kaki naik ke kursi, leher diputer, miring ke kanan ke kiri, kayang, koprol, nungging. Tetap nggak bisa pewe, sangat tidak nyaman dan membuat badan sakit. Saya tidak bisa tidur nyenyak selama perjalanan aaarrggghhh.
Duh siapa sih dulu yang mendesain kursi kereta api Indonesia. Ini kursi bisnis loh, harusnya lebih nyaman daripada kursi ekonomi yang lebih parah sandaran kursinya tegak 90 derajat, bisnis hanya beda tipis kemiringan sandarannya daripada ekonomi. Apa orang zaman dulu itu punggung lurus-lurus ya? Jadi tidak masalah mereka duduk tegak selama berjam-jam. Intinya kursi bisnis dan ekonomi tidak ada bedanya, sama-sama tidak nyaman tempat duduknya. Bisnis dan ekonomi hanya dibedakan jumlah duduk penumpang yang kalau ekonomi satu baris diisi tiga orang saling berhadapan adu dengkul dengan tiga penumpang lainnya. Yakali kalau penumpang di depan kita cabe-cabean unyu mungkin rejeki bisa beradu pandang. Sementara kalau bisnis dua orang tanpa berhadapan dengan penumpang lain. Atau tulang saya yang semakin menua? Duh balung tuwek.
Sekitar jam 4 subuh kereta tiba di Stasiun Banyuwangi Baru dan di depan stasiun sudah standby bus Damri yang siap mengantarkan penumpang ke Denpasar. Bus melaju menuju pelabuhan yang jaraknya hanya selemparan batu dari pelabuhan Ketapang. Saya paling suka momen sunrise di pelabuhan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali ini.
Bus Damri yang disediakan PT. KAI tidak kalah menyiksa, kursi penumpang begitu sempit, masih lebih lebar dan nyaman sedikit bus Sugeng Rahayu yang melayani trayek Surabaya-Yogyakarta. Dan lebih parahnya lagi tidak adanya kabin atas untuk menyimpan tas, ransel, atau koper penumpang. Saya harus berbagi ruang kaki untuk menyimpan ransel yang tidak begitu besar.
Di tiket tertera jam kedatangan di Denpasar pukul 9:30 pagi. Tapi kenyataannya bus tiba di Terminal Ubung pukul 11 siang. Total jendral waktu yang dihabiskan di jalan adalah 13 jam. Sumpah kapok tersiksa begitu lama di kereta dan bus. Padahal tiket pesawat ke Bali dari Surabaya kalau nemu murah bisa cuma 500 ribuan pulang pergi. Beda tipis dengan kereta api dan tentunya lebih cepat.
Foto ini diambil untuk kepentingan drama saja
Kabar baiknya sekarang PT. KAI berbenah dan pelan-pelan mengganti interior gerbong ekonomi. Denger-denger sih sekarang ada beberapa kursi kereta ekonomi rasa eksekutif. Tempat duduknya ada sekat dan kemiringan kursinya membuat nyaman punggung penumpang, leg room juga lebih lega dan luas. Tapi saya tidak tahu kereta api jurusan mana saja yang sudah berubah, menurut berita yang saya baca sih jurusan Surabaya Pasar Senen sudah berubah kursinya. Nah kalau seperti itu sih saya mau berlama-lama duduk di dalam kereta ekonomi.
Sumber Foto DetikFinance
Tapi nyatanya perombakan tersebut dikeluhkan banyak pelanggan kereta yang katanya tidak lebih nyaman daripada kursi lama. Bahkan muncul petisi di Change.org yang digagas Sabiq Saputra dengan judul “Bongkar! Bongkar Rangkaian Kereta Api Baru Yang Menyiksa (Beresiko Kematian).” Tujuan dari petisi tersebut adalah agar pengguna kereta kelas ekonomi terbaru dapat merasakan perjalanan yang lebih nyaman dan juga dapat terhindar dari risiko sebuah penyakit bernama Deep Vein Thrombosis (DVT). Semoga saja PT. PT Industri Kereta Api (INKA) segera mengubah seluruh kursi ekonomi dan semoga saya harga tidak naik lagi, itu yang penting!
UPDATE:
Tiket terusan dari Surabaya langsung ke Denpasar sudah tidak ada. Jadi bisa dilanjutkan dengan jalan kaki ke Pelabuhan Ketapang untuk menyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk, kemudian bisa nyari bus ke Denpasar.
Selamat sore. Sudah tidak tersedia pemesanan tiket persambungan KA #MutiaraTimurMalam dengan Bus Damri menuju Denpasar. Silakan menggunakan KA hingga Stasiun Banyuwangibaru, lalu melanjutkan perjalanan menggunakan moda transportasi lainnya ke Denpasar. Trims.
— Kereta Api Indonesia (@KAI121) September 6, 2018
Fotomu sing mlungker kok koyo narapidana….
Gak ada narapidana seganteng akyuh 🙂
Kalau besok ada kapal selam, ikut aja mas. Mayan sekali sandar langsung di Kuta kakakakakkakaka.
Naik kereta ekonomi itu emnag kudu kayak upacara. Tegak dan nggak boleh ngantuk kakakakak
Byuuh kapal selam ditambah cuko, enakkkk. Dipikir pempek wkwkwk.
Habis upacara awak remek kabeh =))
Berdoa wae, sopo ngerti keturutan loh mas. Hahahahha. Aku pengen numpak kapal selam, mung kui tok neng Indonesia seng rung tak tumpaki. *congkak sitik oleh toh?
Hahahahah
Jambrettt berarti wis tau numpak helikopter, AKU GAK TRIMO, AKU IRIII >_<
Tak eling-eling mas, hahahahah.
1997 naik Pesawat Deraya, naik pesawat TNI AU. 98 Naik helikopter, 2001 naik Hercules Jakarta – Jogja, Naik KRI 2006, Seng lucu numpak kerea api tahun 2014 🙁
*Biyen bapakku tukang parkir pesawat, dadi mayan numpak gratis terus 😀
Kemarin ke Bali naik kereta bisnis juga. Pertama kali naik kereta bisnis, tak pikir kursinya enak, empuk, nyaman. Eh ternyata sama aja kayak ekonomi. Wkwk
Nah loh sama nasibnya kek akyuh 🙁
aku maleh gak sido pingin numpak sepur wes….
ane ada password kereta terbang gan. klo mau PM :v
btw ane demen tulisan ente gan … asik g bosen buat dibaca sampe ngakak ane..
lanjut updatenya gan, besok2 ke bali naek baling2 bambu gan :v
Duh aku mending punya pintu kemana saja wkwkwkw.
Makasih uda mampir 🙂
wakakaka….mending dari Surabaya, aku pernah dari Semarang dan mengambil rute SOLO-BWI 12 Jam di kereta ekonomi dan harus berhadapan pandang sama sepasang bule yg lagi pacaran.. #apes dah!
Yah sama aja dong klo ditotal 12 jam jugak -__- oh situ jomblo ya?
Drama juga ternyata menggunakan kereta api dari Surabaya menuju Bali. Kalau begitu skip sampai bangku bangku kereta api dibenahi. Mending cari tiket pesawat promo 🙂
Nah iya mending cari promoan tiket kapal mabur aja mak Evi. Mak Evi pernah naik kereta api ekonomi terlama berapa jam?
nyari temen duduk bang, biasanya ada mas-mas kondektur yang ganteng-ganteng loh
glodak, maunya tidur bukan nyari teman buat ngobrol haha
berarti bisa dijadiin temen tidur *eh
koen ae, aku emoh
tadinya saya berencana ke Bali naik kereta api, krn saya termasuk orang yg suka mabuk berat kalo naik bis lama2. Baca postingan ini bikin saya mikir2 lagi, mending naik pesawat aja deh….
Yah cobain saja berangkatnya gitu naik kereta api, pulangnya naik pesawat. Biar tahu rasanya 😀
hhahaha seng sabar mas…emng kalo kereta api yg bener2 nyaman kursinya itu cuma kelas eksekutif.tapi harganya ya mending pikih pesawat..hehe
tpi ngmong2 smean lapo mas nang bali? halan-halan nandi ae? hehe
aku nang bali foya-foya dan dugem dong 😀
hahaha kakean duwek..horang kayah ancen..hihi
Skg naik kereta makin nyaman ya… asik-asik josh…
FAST READER DETECTED -___-
ngoehehehe… ketahuan deh kalu fast read. punten ya bang alid, lain kali kagak diulang deh. ni lagi tak bacabaca lagi… skali lagi punten…
Naik kereta emang dilema ya. Soale naik bus itu nggak enak, naek pesawat kalo lagi nggak bejo ya jatuhnya mahal. Duh, ngarep punya kereta canggih kek di negara-negara maju
Gak canggih-canggih amat juga nggak apa-apa kok, di India aja ekonomi murah dapat tempat tidur sendiri 🙂
Jadi waktu itu yang di depanmu bukan cabe cabe an unyu ya, jadinya kurang bahagia perjalannya?
Etapi emang sandaran kursi kereta bikin sakit punggung sih buat yang gak biasa duduk sikap tegak sempurna
Yah tulang punggung manusia pun tidak diciptakan untuk duduk sikap sempurna berjam-jam.
AKU NGADEP TEMBOK, PUAS KAAAAAAUUU!!!
Ah, di rumah juga biasa tidur ngadep tembok kan. Wkwkwkwk
Ngadep langit, puas kauuu!!!
aku gak tau ada “stasiun denpasar” wkwkwkwk… nice info lid
aku tipe orang yg gak bisa bobo lampu nyala, so..sedia tutup mata kalo naik kereta
Hayoloh di tiket juga tidak tertera Stasiun Denpasar tapi Perkiraan Tiba Denpasar gitu doang :p nah sama aku jg gak bisa tidur pake lampu, selalu sedia bandana buat nutup mata 🙂
Kmrn naik KA Mutiara Selatan dari Malang ke Surabaya, turun Gubeng. Gerbongnya spt yg di foto terakhir itu Lid, masih baru keknya bersih banget.
Tapi trus pas naik Mutiara Selatan dr Sby ke Mlg, naik dr Wonokromo. Gerbongnya beda lagi wkwkwk, masih bagusan yg dari Malang. Apa dibedain ya?! *malah nanya* 😀
Gaya amat dari Malang ke Surabaya doang naik Mutiara Selatan. Gerbongnya mungkin giliran
Buahahahaa, biasa’e yo numpak yg 15ewu…dicoba semua laaah, enak mana kursinya wkwk
bandana cantik ya lid 🙂 haha
mmpppfftt bandana buat naik gunung orang nyebutnya buff wwkwkwk, pdhl itu merk. Yah kayak orang nyebut beli air itu air Aqua tp dikasih Total. Orang amrik kan nyebutnya bandana
baru tau lho lid soal bandana, buff.. hahaha..
Tapi seru juga sih dicoba.. Jadi sekali perjalanan, langsung ngerasain 3 moda transportasi.. kereta, fery, bus 😀
Kalo ngajak anak-anak pasti seneng ini..
Anak-anak bisa ngesot dan nekuk badan yang kecil ke emaknya yang empuk bak kasur jadi gak kerasa pegelnya haahaha. Aku sandaran ke siapa coba? Tembok 🙁
Oke oke ini aku baca ISINYA, nggak hanya judulnya saja :))
Aku juga kapok naik kereta kelas bisnis. Persis yang kamu bilang, kursinya sama cuma beda penumpang aja. Dulu saat ke Lampung aku pake eksekutif, enak dan bisa disenderin kayak pesawat. Saat pulang, demi ingin nyobain yang bisnis aku belilah, padahal selisih 20 ribu aja. Semalaman gak bisa tidur! meh banget.
Bhuahaha tuh kan gak HOAX, klo lambe turahnya sih iya wkwkwkw.
Lampung Ke Palembang berapa jam Omnduut? Duh klo cuma beda 20rb jangan coba-coba deh. Di India aja ekonomi termurah dapat tempat tidur walau gak berhawa dingin 😀
10 sd 12 jam. Gila banget kan! mana pas pulang kebagian kursi paling depan yang… ada kursi orang sehadapan, persis kayak ekonomi.
Kereta di India masih jauh lebih mending yang sleeper class.
Jamnya Kereta jurusan Surabaya – Denpasar PHP, Lid. Di tiket bilang jam 10 tiba di DPS, ternyata aku kemarin sampai jam 1 siang. Dan, dan.. nasibku lebih baik dari kamu. Bis nya penuh, trus aku kebagian ELF longgar, yaei! Tapi ya gitu, guluku tengengen bhahaha..
Mungkin macet, mungkin tau klo yg naik bu nyai, jadi macet hahaha
Pas mau ke Bali liburan kemarin, suamiku ngajak naik kereta. Males ah. Mending kuajak naik travel ajah. Bisa bobok nyenyak semaleman.
Jangan mak, pesawat ajah, gak ada wifinya, kasian Najin entar gak bisa main tab haha
Anakku jenenge dudu Najin, Lid… Iki pasti salah uwong… hehehe
Huwaaaaaaaaaaaa tak pikir Emak Mbolang wkwkwkww
saya pernah nih naik kereta rute ini.. situ masih mending busnya ngejemput depan stasiun mas,
sy waktu itu damrinya nunggu di pelabuhan di Bali!!! jadi dr stasiun ke pelabuhan ketapang dikasih angkot utk 14 org plus barang!!!
Byangkan! Pagi2 buta ribut sama petugas KAInya krn mereka kan menjanjikannya bus jemputan bakal ada di stasiun.. Ibu2 yang pada bw anak2 jelas ngamuk2 lahh.
Bhuahahahaha gak kebayang deh rempongnya pagi itu KAI dilabrak emak-emak =))
😀 ha ha ha..beda kemiringan sandarannya saja ternyata yak..tapi kan lebih nyaman naik kreta daripada naik bus mas ganteng 😀 cobain ntar naik kreta dimare..pasti bisa bobok cantik, tebar pesona dan yang pasti on line sepanjang masa 🙂
eh bus sekarang banyak yang nyaman loh sebab armada makin byk yg baru 🙂
tebar pesona terus digampar penumpang lain wkwkw
hahaha… gue lebih parah dari jakarta ke bali naik kereta kudu transit ngegembel tidur di stasium dan sebagainya….
Wes tahu naik paketan kereta nyambung Damri dari Surabaya-Denpasar beberapa tahun lalu, gegara diseret-seret dan nyaris ditipu calo di Bungur akhire naksi en memutuskan naik kereta dari Gubeng. Lid, sesekali koe sebagai seleb Jombang kudu naik kereta dari Yogya menuju Banyuwangi dan nulis Sri Tanjung yang legendaris itu. Trus nulis surat terbuka buat PT KAI biar gerbong dan kursi nggak layak di sana segera diganti hahaha.
Duh suwun wis gak sudi haha
Wwooooo…. baru paham, sekarang. ternyata hanya sampai banyuwangi ya. hihihi… Ada-ada saja nih PT KAI.
Selama baca, ada campuran rasa penasaran, pengen ngguyu dan ikutan capek kayak kamu. Iya kamu yang kecapekan duduk di kursi kereta yang sekeras kue gandjel rel. hihihi
Sangat nggak disarankan Mak Susi naik beginian. Enakan pesawat mak biar cepet hehehe
aku kmrn berangkat numpak pesawat muleh numpak keretoo, wkwkwkwk muleh2 melaraaaaat
nek aku budal mlarat muleh sugeh dong wkekkeke, iyalah sambil jual diri di bali bhuahaha
gamau naik kapal ferry dari surabaya ke bali aja mas? ada tuh baru, cuma 75ribu perak, tapi ya gitu deh, 21 jam katanya, hihihi
Aku mau nyobain KMP Legundi yg 22 jam dari surabaya ke lombok wkekeke. Nyiapin pop mie sekardus.
Tiati gelombang di kepala selama liburan masih kebawa, hahhaa
Hahahhaa … banyak masyarakat yang ngak paham dan takut kalo tiket pesawat mahal. Padahal pesawat SBY _ DPS itu murah banget palingan 300 ribu sekali jalan dan itu nyaman cuman 50 menit di bandingkan 190 rebu tapi 15 jam ihik ihik
Yaah om pegimana lagi mau ngirit niatnya tapi gitu deh 🙁
Belum pernah naik kereta api, jadi belum tahu rasanya kamu menderita, Lid 🙁 Bwahahahahha..
Cobain si KMP Legundi aja, dari Surabay ke Lombok..nah beres makan ayam taliwang baru deh ke Bali. *ehiniapaansih
Duh boyoken aku haha, nanti deh aku pasti ke Lombok lagi nagih ayam taliwang whwhhww
Satu jam pertama masih enjoy, dua jam berikutnya mulai bosan, tiga jam selanjutnya mulai gelisah mikirin kamu, dan jam-jam selanjutnya mulai merasakan ketidak-nyamanan kursi bisnis.
Oh, Alid orangnya gitu? Giliran dalam keadaan terjepit dan susah baru ingat sama Dia? Wah, parah kamu Lid. Separah kursi itu kalau aku yang duduk. SEMPIT PARAH.
Huwahahaha apalagi postur tubuh kak adito panjaaaaaaaangggg dijamin makin kesiksa haha
hahaha.. aseli bikin kapok ya. bacanya aja ikut capek, gimana ngejalanin. mending naik pesawat ah, jgn kaya orang susahh… wakaakakaka
*lempar lembaran merah segerobak*
Hahaa..iyes. kalau ke bali mending naik pesawat. Cepet nyampe dong walaupun mahal. Eh, aku ke bali pernah naik kereta eksekutif. Dengkul sakit, jarak kursi sempit. Fix paling enak pesawat.
Serius yang eksekutif juga begitu? Tapi kan kursinya masih manusiawi bisa buat rebahan 😀
ada tips gak kak? saya mau coba pengalaman besok2 😀
ada tips gak kak buat pemula? saya mau coba pengalaman pean :’D
Woh ternyata KA Ekonomi New Image berpotensi menimbulkan penyakit? Hmm… saya baru naik yang kursinya hadapan di gerbong tipe baru itu jadi belum merasakan yang di kursi-kursi tengah, tapi kalau terlalu sempit ya peer juga kan ya. Mudah-mudahan kereta api selalu berbenah, kemarin naik kereta dari Nganjuk telat lagi setengah jam, bikin kesel dah. Dan setelah baca ini saya pengen ke Bali lagi… tahun depan deh.
Wah, saya juga gak gaul ya berarti, dalam dunia persilatan transportasi 😀
Baru tau kalo ada kereta ke Denpasar. Meskipun takpikir keretanya bakal langsung otw Denpasar, ternyata gataunya nyebrang dulu pindah damri ya 😀
Bukannya kudet, tapi aku cuma taunya orang yg naik kereta ke Bali ya transit di Banyuwangi trus lanjut naik bus, tapi aku gatau bahwa pt kai nya melayani penumpang sampe ke denpasar hahaha
Kapan2 naik helikopter yuk mas
ngajak berarti bayarin, hayuuuuuukkkk!!!
wkwkwkw, aku pun yg ngebaca ngeringis bayanginnya mas… :D.. ga kebayang itu bdan jd kayak gimana ;p.. kalo aku bawa anak naik kereta, nyerah deh… mnding ga jd pergi sekalian ato naik pesawat aja 😀
susah buat ibu-ibu yang berumur memang hehe
A mana malem ini aku pergi ke Bali naik kereta :'( .Nemu artikel kayak gini langsung down. Wkwkwkwk coba dari kemaren Nemu ini artikel mending naik bus aja dah.otw punggung patah hahahha
Yaaaaahhhhh telat 🙁
Emang beradu bathin ya mas haha
Saya dulu pernah berencana mau ke Bali dari Jakarta naik kereta, cuma batal karena harus ada ujian 😀
VSCO ya fotonya?
Daku kira beneran ada stasiun di Bali, untung gak turun di terminal Mengwi
btw, salam kenal dr Malang 😀
Eh VSCO? Enggak kok mas.
Hahaha kalau turun Mengwi kenapa mas?
Salken juga dari Jombang
Presetnya kayak VSCO, tapi telaten untuk edit satu² kayak gitu, atau pakai filter bawaan kamera?
Turun di Mengwi digerebek preman, haha
Tau gitu kemarin² mampir pas di Jombang
Ya harus telaten dong ngedit biar blognya kece hehehe. Nggak pakai VSCO kok 🙂
aku pernah naik pesawat dari surabaya ke denpasar pas lagi murah-murahnya tuh tiketnya Air Asia. dapet sekitar 200an hehehe. nanti kalo ke bali lagi inget2 mampir ke Bale Udang Mang Engking Kuta ya 🙂 Coba juga buka websitenya tersedia banyak menu enak-enak.
true story gan, dari jakarta ke madiun aja udah gila pegel rasanya. Sampe di tujuan punggung basah kuyup karena keringatan, bukan karena kepanasan tapi kepegelan wkwkwkwk
Aku dulu pernah naik kereta dari Surabaya tujuan Denpasar, Bali sekitar tahun 2010. Kejadiannya hampir sama dengan apa yang kamu alami Lid. Yang paling bikin nggak betah itu di dalam bus nya. Puanasnya minta ampun terus di situ udah penuh tapi tetep di suruh masuk. Sampai keringat mengucur deras di dalam bus. Basah semua kaos yang aku pakai.
Seluruh kereta dari ekonomi sampai eksekutif sudah pakai pendingin ruangan loh.
Itu kalau sekarang kan Lid?
Damri nya imut amat y mas. Hehehe.. Harga tiket kereta api dari surabaya – denpasar sama hampir sama seperti Jakarta – Surabaya..
MUtiara timur (09:00 wib) Dari gubeng tahun 1996 dulu cuman Rp 12.500 .(bisnis)..duh jauh ya ama harga sekarang ..gak terasa udah tua jg ane..wkwkkw salam